Sebelas

9.8K 805 17
                                    

Mobil sport berwarna silver memasuki area parkir SMA Ariville mengundang tatapan memuja siswa siswi yang berlalu lalang.

Buset! Siapa tuh yang bawa mobil!

Pintu mobil terbuka, keluar lah seorang pemuda dengan tatapan datar dan wajah dingin andalannya.

Tumben pake mobil!

Gantengnya pacar gue!

Halu loo?!

Pemuda itu Reynan, ia menatap tajam sekelilingnya membuat mereka yang berbisik terdiam.

Brak!

Reynan menengok Zidan yang keluar dari mobilnya dengan wajah kesal. Mood anak itu memburuk setelah mendapatkan notif dari seseorang tadi pagi, ia tidak tahu siapa orangnya dan apa isi pesannya karena Zidan tidak mengizinkannya membaca pesan tersebut.

Tapi segera mungkin ia akan mencari tahunya. Lagi pula ponsel Zidan kini sudah berada ditangannya.

"Gue duluan. Makasih." Ucap Zidan melangkah meninggalkan Reynan.

Baru selangkah, tangannya ditarik mundur oleh Reynan. Reynan merogoh sesuatu di saku celananya, uang.

"Makan. Belum makan." Titah Reynan memberikan selembar uang merah untuk Zidan.

"Ha? ngga usah. Gue ada kok." Tolak Zidan mengembalikan uang Reynan namun ditolak oleh sang empu.

"Ambil."

"Ya udah, thanks. Byee!"

Dengan muka kusut Zidan meninggalkan Reynan yang sedang mengotak-atik ponsel.

"Saya kasih waktu 10 menit." Tegas Reynan lalu menutup telponnya.

Reynan menyusul Zidan yang sudah lumayan jauh di depannya.Ia mengamati Zidan yang berhenti di depan mading ia pun berhenti, ia menjaga jarak sekitar 3 meter.

Brak!

"Siapa yang nyebar berita ga guna kaya gini?" desis Zidan merampas kertas yang tertempel di papan mading dan menendang papan itu keras, membuat papan mading retak bahkan hampir roboh.

Tangan Zidan terkepal erat, berita berisikan opini murahan. Berita mengenai dirinya yang merupakan anak broken home. Ia tidak menyangkal namun yang menjadi masalahnya berita yang dibuat tidak sepenuhnya benar.

Untuk apa berita seperti ini ditempel di papan mading?

Banyak siswa siswi yang berlalu lalang, namun tidak ada yang membuka suara membuatnya kesal.

"Jawab, anjing!" bentak Zidan membuat siswa siswi yang berlalu lalang bergetar ketakutan.

"Sampe gue tau orangnya, gue akan buat perhitungan. Gue buat dia ngerasain apa yang ada dalam berita ini." Ujar Zidan penuh penekanan dan nada datar.

"Camkam itu!"

Zidan pergi, ia yakin kertas itu baru saja ditempel ketara dari lem yang masih terasa basah. Meskipun baru ditempel, ia yakin ini akan menjadi masalah besar. Karena setiap mading yang tertempel akan masuk ke dalam grup kelas.

"Bajingan!"

Bugh! Bugh! Bugh!

Zidan meninju dinding rooftop menyalurkan amarahnya

Zidan mengacak rambutnya, sekarang siapa lagi? siapa yang mencari masalah dengannya? kemarin Jack, lalu sekarang?

Kenapa beritanya menjadi seperti sampah? apa yang diinginkan pelaku??

Dia harus mencari bukti sebelum semua terlambat.

Zidan berlari meninggalkan rooftop, tujuannya kini adalah pulang ke apartement.

Auriville : [Mien]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang