Enam Belas

7.4K 693 79
                                    

"Sejak kapan kau disini?" tanya seorang pemuda kepada adiknya yang baru saja keluar dari lift, Ernest.

"Tadi." Jawab Reynan singkat lalu duduk di sofa menghadap televisi.

Selesai mandi, ia berdiam diri di kamar sebentar. Mengerjakan berkas yang cukup menumpuk serta mengawasi Zidan yang masih tertidur.

Setelah memastikan semua berkasnya selesai, ia segera turun untuk menemui abangnya yang mungkin sudah berkumpul di ruang keluarga karena jam telah menunjukan pukul 18.30 WIB.

"Bagaimana?" tanya Ernest mengangkat alisnya meminta penjelasan.

"Sebentar lagi dan kenapa Gege tidak mengabariku?" Reynan mengalihkan pertanyaan untuk Erzan.

"Gege keluar negri dan baru pulang kemarin. Dan sejauh ini belum ada pertemuan dengan Jo'Company."

Reynan mendengus, "Lama."

"Bersabarlah."

Tap! Tap! Tap!

Keempatnya serentak menoleh ketika mendengar langkah kaki bersautan.

Terlihatlah seorang pria paruh baya mengenakan stelan kantoran dengan wajah angkuhnya, di sampingnya ada seorang gadis yang mengenakan dress hitam selutut sedang mengembangkan senyumnya.

"Ternyata pria tua itu ingat pulang." Ucap sarkas Reynan menatap datar pria itu.

"Yang kamu sebut pria tua ini Papamu Reynan." Balas orang itu santai menghampiri keempatnya yang tengah duduk di sofa.

"Ku pikir lupa jika masih memiliki anak." Reynan membalas ucapan orang itu tak kalah santainya.

Allardo Auriville, ia merupakan orang tua dari Reynan. Pria yang sukses di bidang bisnisnya ketika umurnya menginjak 20 tahun dan kini usianya sudah kepala 4.

Perusahaan yang bergerak diberbagai bidang telah dipimpinnya. Memiliki perusahaan yang terletak diberbagai negara tentu membuat jadwalnya padat dan sering menghabiskan waktunya untuk kertas-kertas bertinta.

Selain itu, bisnisnya di dunia gelap juga sangat berjaya membuatnya ditakuti oleh semua orang. Tidak ada yang berani mengusiknya karena siapapun yang berani mengusiknya akan kalah sebelum menyerang dan berakhir mengenaskan.

Sifat dingin dan kejam miliknya menurun pada keempat putranya. Ia sudah mendidik putranya sejak kecil agar ketika putranya dewasa, putranya menjadi orang-orang yang berkuasa seperti arti marganya, Auriville.

"Mana mungkin Papa lupa dengan putra Papa."

"Buktinya hampir 2 bulan Papa tidak pernah pulang." Sahut Erlan mengejek, dia lah yang paling humoris.

"Seperti ini'kah kalian menyambut kedatangan Papa?"

"Mungkin."

Allard menghela nafas terlampau hafal dengan keempat putranya, ia melirik gadis di sampingnya dan berucap, "Ini Violet, putri rekan bisnis Papa."

"Ohh." Jawab keempatnya tanpa minat.

"H-hai namaku Violetta Arsyella."

Keempatnya mengangguk bersamaan, membuat Allard berkata dalam hati, "Kompak sekali."

"Duduk Vio." Titah Allard, Violet mengambil duduk di samping Reynan membuat aura Reynan terlihat menyeramkan.

Reynan menggeser duduknya menjauh dari Violet mengumpati gadis itu dalam hati.

"Cih! jalang!"

"Kenapa?" dingin Reynan menatap sang Ayah geram.

"Orang tuanya menitipkannya kepadaku dan untuk beberapa hari ke depan dia menjadi tanggung jawab kalian juga."

Auriville : [Mien]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang