22

12.1K 1K 12
                                    

Axel tidak menjawab pertanyaan Chaterine, dia terlalu fokus dengan wajah cantik yang di suguhkan di depannya

Tanpa ada rasa takut lagi dengan rumor yang beredar tentang Kaisar Ireland yang katanya ini atau itu, Chaterine meletakkan kedua tangannya di rahang tegas Axel

Mengelusnya dengan lembut dan penuh perhatian

Axel memejamkan matanya menikmati elusan lambut dari tangan Chaterine

“Kenapa Axel?” tanya Chaterine sekali lagi

“Aku tidak suka” jawab Axel singkat

Chaterine menaikkan sebelah alisnya bingung

“Hah? apanya?” batin Chaterine bertanya-tanya

“Jangan menjawab setengah-setengah, aku tidak suka” terang Chaterine

Chaterine sangat tidak suka orang yang tidak berterus terang, memang ini tebak-tebakan?

“Aku tidak suka jika kamu berdekatan dengan pria lain” jawab Axel terus terang

Chaterine menganggukkan kepalanya

“Oh, dia cemburu?”

Chaterine terkekeh, dia menghentikan elusannya pada rahang Axel. Axel membuka matanya

“Kenapa? bukankah itu hakku?” tanya Chaterine tanpa takut, dia tidak tahu di depannya ini adalah ....

Axel meremas pinggang Chaterine sedikit kuat, Chaterine meringis. Itu sakit

“Hei! apa yang kamu lakukan” Chaterine berusaha mendorong Axel

“Gawat, apakah aku salah bicara?” Chaterine sekarang mulai panik

Axel mendekatkan wajahnya

“Aku tidal suka. Bukankah itu sudah jelas Lady?” tekan Axel dengan suara beratnya

“Y-ya, ta-tapi tolong menyingkir terlebih dahulu” jawab Chaterine dengan kepala yang dia tolehkan agar tidak melihat wajah Axel

“Hei Chaterine, tunjukkan keberanianmu. Jangan mau kalah, kenapa ditatap saja kamu sudah kalah. Ini tidak boleh terjadi” Chaterine tidak terima!

Sedikit meneguhkan dan memantapkan hatinya, Chaterine memandang kembali wajah Axel. Tangannya dia kalungan di leher Axel dan dia mengeluarkan senyum manisnya

“Sayang, bisakah kamu lepaskan aku. Aku ingin kembali kedalam” ucap Chaterine dengan nada manja

Axel menegang dan Chaterine merasakan itu meskipun hanya sepersekian detik. Chaterine tetap mempertahankan posisinya

“Hm, apakah boleh?” tanya Chaterine sekali lagi

Axel lemah. Dipanggil sayang saja dia sudah senang

“Tentu” akhirnya Axel melepaskan Chaterine meskipun sedikit tidak rela

Chaterine bernafas lega, akhirnya dia lepas dari Axel

“Terimakasih, apakah kamu juga akan kembali kedalam?” Chaterine mengambil satu tangan Axel untuk dia genggam di tangan mungilnya

“Tidak” jawab Axel singkat dan membalas genggaman tangan Chaterine

“Kenapa?” Chaterine mulai kepo

“Rahasia” setelah berucap seperti itu, Axel mencium kening Chaterine dan menghilang

“Dasar, untung ganteng” ya, Chaterine akui Axel memang tampan dan menawan

Chaterine mulai menggila

Chaterine melangkahkan kakinya untuk kembali kedalam dan bergabung dengan keluarganya

----------

Rasanya sangat senang ketika kita sudah berada di kandang sendiri. Ya, akhirnya Chaterine sudah sampai di kediaman Delirious

Beberapa minggu ternyata sudah terlewati dan jujur, Chaterine merindukan seseorang. Katanya dia sudah bilang kepada ayah dan kaisar, tapi kenapa tidak ada kabar?

Kira-kira seperti itulah yang dipikirkan oleh Chaterine

Pagi, siang, sore dia habiskan waktunya terkadang ke kedai miliknya atau ke butik. Memang Chaterine tidak ada les seperti para Lady, karena dia sendiri yang menolaknya

Malam hari, Chaterine duduk di depan jendela yang menghadap ke halaman belakang kediamannya

Malam indah ditemani bulan yang menerangi tempat dimana Chaterine duduk. Dia terlihat sangat cantik

“Aku sangat benci dengan keadaan seperti ini” desah Chaterine

“Kenapa juga aku harus berharap kepada kaisar itu? oh ayolah Chaterine, masih banyak pria diluar sana” motivasinya pada diri sendiri

“Apakah aku harus mencari pria di seluruh penjuru negeri ini? pasti banyak yang tampan bukan?” membayangkannya saja sudah membuat Chaterine senyum-senyum sendiri

“Yakin?”

Eh, suara siapa itu?

Suara itu berasal dari balkon Chaterine, memang dia tidak keluar dari kamarnya untuk ke balkon. Dia hanya duduk di depan jendela, karena merasa malas

Chaterine melangkahkan kakinya menuju balkon, dan boom!

Axel. Dia berdiri disana dengan gagah dan jangan lupakan ketampanannya

Chaterine sedikit terkejut, hanya sepersekian detik dia merubah raut wajahnya menjadi datar. Malas. Tukang php. Chaterine sebal

Chaterine masih kesal dengan Axel yang tidak menemuinya dan hanya memberinya harapan saat berada di kekaisaran

Akhirnya Chaterine melangkahkan kakinya untuk masuk kembali kedalam, tapi langkahnya kalah cepat dengan Axel yang mempunyai ilmu sihir itu

Axel berdiri di depan Chaterine, dia menatap dalam netra Chaterine. Memeluk pinggang gadis yang dia rindukan akhir-akhir ini dan menghirup rakus aroma tubuh yang dia sukai

“Lepas” ucap Chaterine, dia tidak memberontak dan tidak juga membalas pelukan Axel. Dia hanya berucap dengan mulutnya

Axel yang merasa aneh pun mengangkat wajahnya yang tadi berada di leher Chaterine. Menaikkan sebelah alisnya, seolah bertanya ‘kenapa?’

Chaterine memundurkan badannya dan hendak membuka pintu untuk ke kamarnya. Tapi... kenapa ini tidak bisa dibuka?

“Sial, aku lupa jika dia memiliki sihir” batin Chaterine menjerit

Memutar badannya, dia dikejutkan dengan Axel yang sudah berada di depannya dan mengunci pergerakannya dengan tangan kekarnya

Axel mendekatkan wajahnya, sehingga tersisa jarak beberapa inci saja

“Kenapa?” tanya Axel, dia bertanya dengan lembut

Hei! dia ini seorang kaisar agung, mana mau dia berkata lembut seperti itu, apalagi membujuk seseorang. Mustahil

Chaterine yang mendengar pertanyaan dari Axel hanya menggelengkan kepalanya dan itu membuat Axel merasa tidak puas

“Kenapa hm? ada yang salah? padahal aku merindukanmu, apakah kamu tidak merindukanku?” tanya Axel lagi sambil mengelus pipi Chaterine

Chaterine masih mempertahankan posisinya dan mulutnya yang masih terkunci rapat

**********

Terimakasih atas dukungannya!

Yeah, i'm villainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang