01. Kembali seperti semula.

11 1 0
                                    

Aruna memasuki kelasnya, hari ini mendung. Karena itu Aruna buru-buru berangkat kesekolah demi menghindari hujan walaupun itu bukanlah salah satu alasannya.

Tidak ada satu orangpun dikelas, sepi. Wajar saja karna ini masih terlalu pagi.

Di sekolah pun hanya ada beberapa siswa yang sudah datang, itupun mereka yang tempat tinggalnya jauh dari sekolah.

Aruna meletakan tas nya kemudian duduk dikoridor sekolah, berharap seseorang yang dia kenal datang dan mengajaknya berbicara. tapi sepertinya mustahil.

Aruna membuka ponselnya dan mencoba menghubungi teman sebangku nya, Maya.

Aruna : may
Aruna : gue udh disekolah ini

Maya : loh tumben??
Maya : gue lagi dijalan ini, supir gue ga berani ngebut ggr mendungmendung

Aruna : yaudaaa hati hati ya

Aruna menghembuskan nafasnya, sepertinya buru-buru kesekolah merupakan ide buruk, kalo bukan untuk menghindari orang tuanya mungkin Aruna tidak akan pernah berangkat sepagi ini.

Setelah kurang lebih dua puluh menit duduk di koridor sekolah akhirnya Aruna melihat beberapa siswa siswi lainnya datang. Sejak tadi yang dilakukan Aruna hanya memainkan ponselnya, membuka lock screen dan kemudian menutupnya kembali.

"Run"

Aruna menengok, dilihatnya Maya datang dengan menenteng totebag yang berisi kotak bekalnya.

"Lama banget May" keluh Aruna.

"Ada kecelakaan tadi makanya agak macet"

Aruna mengangguk paham, dia berdiri dari duduknya dan berjalan bersama Maya menuju ruang kelasnya.

"Run kok lo tumben ga les kemaren?"

"Ketiduran"

"Loh tumben banget?? bukannya lo gabisa tidur siang?"

Aruna tertawa canggung, alasannya tidak masuk les kemarin adalah karena orang tua nya, Aruna terlalu malas menjelaskan yang terjadi padanya sekarang.

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, Aruna membereskan alat tulisnya dan memasukannya ke dalam tas berwarna ungu pastel miliknya.

"Run mau balik bareng gue aja?" tawar Maya yang kini tengah sibuk membersihkan gumpalan kertas dibawah meja nya.

"Gausah May, pesen ojol aja ntar"

Maya mengangguk "oh yaudah, gue duluan ya soalnya didepan udah ada mang ucup"

"Okay, hati hati May"

Maya memberikan jempol sebagai respon dan kemudian pergi meninggalkan Aruna dan beberapa anak kelas lainnya yang memang belum pergi dari kelas, entah untuk menunggu dijemput ataupun karena malas berdesak desakan saat menuruni tangga.

"Run pulpen lo jatoh"

Aruna mendongak keatas melihat pria tinggi yang kini tengah berada tepat didepannya sambil menyodorkan pulpen miliknya.

"Thanks raf"

Rafael terkekeh melihat pulpen milik Aruna. "Kebiasaan lo ga ilang ilang deh Run dari dulu, masa udah SMA masih aja ngasih nama di pulpen lo?"

"Yeeee suka suka gue lah, sini balikin" pinta Aruna kepada Rafael yang kini tengah sibuk memperhatikan pulpen milik Aruna.

"Balikin raf"

Rafael enggan mengembalikannya dan kini malah iseng menaruh pulpennya diatas papan tulis yang sudah pasti tidak dapat dijangkau oleh Aruna.

"Ambil Run kalo bisa" tantangnya.

ONCE AGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang