04.2 Kenangan

8 1 0
                                    

Disinilah Gabrian sekarang, dirumah Aruna dengan beberapa kotak tupperware yang berisikan makanan.

Beberapa waktu lalu dia dimarahi oleh kakaknya karna dikira mengusir Aruna padahal ibu mereka sedang menyiapkan makanan untuk Aruna.

Padahal kan Aruna sendiri yang ingin pulang, bukan karna Gabrian yang menyuruh. Gabrian sudah seperti anak tiri saja.

"Taroh aja Gab dimeja makan"

"Gue makan disini Run, disuruh bunda nemenin lo dulu"

"Gue udah gede kali Gab, santai aja"

Tanpa mendengarkan perkataan Aruna, Gabrian langsung mengambil piring dan makan dimeja makan. "Laper, lagian kalo balik sekarang gue bakal dihantem sama kak Gina"

"Dasar lo"

Gabrian tidak menyahut, dia melanjutkan kegiatan makan nya sedangkan Aruna kini tengah mengerjakan tugasnya yang sudah hampir selesai.

"Tugas apa sih sampe harus kelar hari ini juga?" tanya Gabrian yang kini duduk di sofa setelah makan dengan kecepatan kilat.

"Kimia, ribet kalo sampe kelupaan nanti"

"Siapa gurunya?"

"Bu Teti"

"Oalah guru keren itu, favorit"

Aruna mendecih, "favorit anak kelas lo doang kayanya"

Gabrian tertawa, memang benar bahwa bu Teti adalah guru favorit di MIPA 1, beliau sangat semangat ketika mengajar hingga suka lupa waktu bahwa jam mapelnya telah berakhir, guru yang sangat keren.

"Gab"

Dengan wajah serius Aruna berpaling dan melihat kearah Gabrian, membuat Gabrian hampir salah tingkah.

"Hah?"

"Empat tahun lalu, kenapa lo jauhin gue?"

Gabrian membenarkan posisi duduknya. "Hah? bukannya lo jauhin gue juga?"

"Berarti bener lo jauhin gue? kenapa?"

"Ya ga gitu juga maksud gue Run"

"Oke. lo gabisa jawab berarti emang bener kalo lo jauhin gue waktu itu."

Gabrian menggaruk belakang telinganya, sebenernya ada beberapa alasan mengapa Gabrian berusaha menjauhi Aruna, tapi sepertinya alasan yang lain akan lebih masuk akal.

"Lo inget Jordi?" tanya Gabrian.

"Jordi temen karate lo itu?"

Gabrian mengangguk. "Iya, dulu dia suka sama lo ma-"

"Terus?"

"Gue belum kelar ngomong"

"Iya"

"Dulu dia suka sama lo, posisinya pas itu gue temen lo dan temen Jordi. Gue gabisa sedeket itu sama lo sedangkan gue tau Jordi suka sama lo"

Gabrian menahan kalimatnya sebentar, Aruna masih diam mendengarkan penjelasan Gabrian.

"Run, kalo lo jadi gue pun lo pasti ngerasa itu pilihan yang bener kan? lo berdua temen gue, makanya gue berusaha buat jadi temen yang pengertian, ga mungkin kan gue deket-deket sama lo sedangkan gue sendiri tau kalo Jordi suka lo"

"Satu pertanyaan lagi Gab, kenapa harus empat tahun? kita sekarang udah kaya orang asing, gue udah gakenal gimana lo. Dulu gue pikir gue ada salah sama lo sampe-sampe lo jauhin gue, ternyata alasan lo jauhin gue selama ini cuma gara-gara itu ya.."

"Run-"

"Gab, asal lo tau aja, karna ngerasa lo udah ga pengen temenan sama gue, gue biarin aja kita juah walaupun gue sempet pengen minta maaf karna gue pikir gue ada salah sama lo. Tapi ternyata cuma gara-gara itu lo relain pertemanan kita, lucu juga"

ONCE AGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang