"Runa"
Aruna yang tadinya fokus menonton drama korea diponselnya langsung mencari sumber suara yang memanggil namanya.
"Gabrian? kenapa?"
Gabrian langsung masuk kekelas Aruna dan menghampirinya, Aruna yang kebingungan pun hanya diam memperhatikan Gabrian yang kini menuju kearahnya.
Gabrian mengeluarkan satu kotak susu dari plastik yang dari tadi dipegangnya. "Buat lo"
"Loh tumben?"
"Bayar utang, tadi ga ada es krim" jawab Gabrian yang kini langsung duduk di sebelah Aruna.
"Nipu aja lo, emang lo pikir gue anak kecil?"
"Iya, bocil bau terik matahari"
Aruna tiba-tiba teringat sesuatu, dia ingat beberapa waktu lalu ada seseorang yang menitip minuman untuk aruna melalui Diva saat kelas olahraga, apakah orang itu Gabrian?
"Gab, lo yang kasih gue minuman terus nitipin sama ibu kantin bukan?" tanya Aruna yang sudah penasaran.
"Hah? yang mana?"
"Pas gue kelas olahraga dulu itu"
"Ngga ada, emang ada yang kasih lo minuman?"
"Iya, dikasih air mineral tapi dititipin sama dia ke ibu kantin, terus Diva deh yang kasih ke gue lagi"
"Aman itu air mineralnya? masih ada segelnya ga pas lo mau minum?"
"Masih ada lah"
"Gatau juga sih gue Run, kenapa jadi mikir gue yang kasih?"
Aruna diam sebentar untuk memikirkan jawaban apa yang pas. "Karna lo baik ke gue beberapa minggu ini"
"Iya, tapi bukan gue yang kasih Run. Ngapain gue nitip-nitip kaya gitu kalo mau beliin lo"
"Iya juga ya, yaudahlah"
Aruna melanjutkan tontonannya yang tadi sempat dihentikannya sebentar. Gabrian meletakan kepalanya diatas meja dan sibuk memperhatikan Aruna yang sedikit-sedikit malah tertawa karna drama yang ditontonnya.
Perhatian seisi kelas tertuju kepada Aruna dan Gabrian, beberapa dari mereka bahkan menyebut Gabrian jahat karna baru menolak Chelsea tapi malah mendekati wanita lain.
Bukan jahat sebenarnya.
Gabrian dan Aruna memang sedekat ini sejak dulu, namun empat tahun lalu sesuatu membuat mereka jauh, yang mana membuat keduanya tidak saling bertegur sapa. Anak kelas kecuali Rafael dan Maya mungkin tidak tahu kalau Aruna dan Gabrian adalah teman sedari kecil.
Gabrian terus-menerus memandangi Aruna hingga kedua mata mereka tak sengaja bertemu.
Hening.
Mata keduanya seolah-olah berbicara untuk mereka.
Aruna mengedipkan matanya agar tidak terasa canggung, dia langsung kembali menonton drama korea tadi ditontonnya.
3 detik barusan membuat Aruna sedikit canggung, bagaimana bisa Gabrian menatapnya seperti itu?
Huh.
Aruna sengaja batuk untuk menghilangkan rasa canggungnya, dia mulai meminum susu yang barusan diberikan Gabrian untuknya.
Lucu.
"ARUNA"
Aruna yang sedang meminum susu pun tersedak karna kaget, mendengar Rafael memanggilnya dengan sangat nyaring.
Gabrian yang tadinya hanya memperhatikan Aruna jadi ikut memusatkan perhatiannya kepada Rafael.
"LO TOLOL APA GIMANA SIH TERIAK TERIAK?!" teriak Diva yang juga baru saja tiba dikelas, dia memukul lengan Rafael dengan kencang sehingga membuat Rafael meringis kesakitan.

KAMU SEDANG MEMBACA
ONCE AGAIN
FanfictionMengisahkan lika-liku kehidupan Gabrian dan Aruna, dua remaja yang berusaha menjalani kehidupan sambil sesekali dipertemukan dengan konflik mainstream tentang percintaan, kelurga, dan pertemanan.