05. Cinta

5 1 0
                                    

"Hah yang bener aja? Chelsea confess ke Gabrian?"

"Ternyata selama ini Chelsea naksir Gabrian?"

"Loh gue pikir Chelsea sukanya sama Arjun, ga expect bakal suka sama orang kaya Gabrian, ya walaupun Gabrian juga lumayan lah.."

Beberapa kalimat tadi adalah kalimat yang didengar Daffin saat pertama kali tiba di kelas, sangat berisik dan terlalu mencampuri urusan orang lain.

Daffin tidak terkejut berita ini cepat menyebar, Chelsea tiba-tiba mengungkapkan perasaannya kepada Gabrian setelah selesai upacara, yang dimana masih banyak siswa siswi dilapangan pada saat itu, Chelsea memang bernyali.

Belum sempat Daffin duduk dikursi nya, Shasa langsung menghalangi langkah Daffin.

"Apaan?" tanya Daffin.

Shasa memandangi Daffin sejenak kemudian menghembuskan nafasnya. "Ck, kok lo diem aja?"

"Apanya?" bingung Daffin, wanita didepannya ini selalu saja membuatnya bingung.

"Lo ga takut sepupu lo itu dibikin malu sama Gabrian?"

"Maksud lo?"

"Lo ga inget pas kelas sepuluh ada yang confess ke Gabrian terus ditolak sama dia?"

Daffin mencoba mencerna maksud perkataan Shasa, namun percuma karena seberapa lama pun ia mencoba ia tetap tidak paham.

"Apanya Sha?"

"Sepupu lo bakal ditolak sama Gabrian."

Daffin mengangkat kedua alisnya. "Terus?"

"Ya pasti Chelsea bakal malu lah ditolak sama orang itu, lagian kenapa deh sepupu lo naksir orang modelan Gabrian yang gada apa-apanya itu?"

"Dia udah tau bakal ditolak dan tetep mau bilang ke Gabrian, ya seenggaknya dia berusaha ngungkapin perasaannya, urusan ditolak atau ngga mah belakangan.

Chelsea ga sepengecut lo yang terus-terusan jelekin Gabrian padahal lo sendiri naksir dia dari dulu."

"Hah?"

"Lo pikir gue gatau Sha? baru-baru ini lo diem-diem ngasih Gabrian susu kan? gue gapernah liat Gabrian minum susu merek gituan, dan seinget gue yang beli susu merek itu dikelas ini cuma lo."

Shasa terdiam beberapa saat. "Ya kan belum tentu gue yang beli, banyak kok yang suka minum susu merek itu"

"Satu lagi, pas kelas sepuluh gue selalu liat lo robekin surat dari orang yang dulu naksir Gabrian. Lo selalu cek laci Gabrian buat mastiin ga ada surat dari orang itu kan?"

Shasa diam, tidak menjawab. Jadi selama ini dia sudah ketahuan oleh Daffin?

"Jangan samain Chelsea sama orang itu atau diri lo Sha, Chelsea jauh lebih punya nyali dari pada lo berdua."

Daffin berjalan melewati Shasa yang kini hanya diam terpaku, Shasa merasa malu mengetahui bahwa tindakannya selama ini sudah diketahui oleh Daffin yang mana merupakan teman dekat Gabrian.

Daffin yang baru saja duduk dikursi nya langsung mengecek laci meja Gabrian, kali ini ditemukannya lagi sebotol susu dengan merek yang sama serta note yang tertempel dibotol susu itu.

have a nice day, Gabrian!!

Daffin mengembalikannya ke laci Gabrian sambil sedikit terkekeh, Shasa terlalu munafik.

Disisi lain kini Gabrian dan Chelsea sedang berada didepan aula sekolah, Chelsea tidak sekalipun berani menatap Gabrian semenjak tiba ditempat ini. Saat selesai upacara tadi Chelsea menyatakan perasaannya kepada Gabrian, bukannya langsung menjawab Gabrian malah menariknya kesini.

"Chel"

Chelsea masih enggan menatap Gabrian, arah matanya kesana kemari.

"Chelsea" panggil Gabrian sekali lagi.

"Apa?"

Gabrian memegangi kedua bahu Chelsea, membuat wanita didepannya sedikit terkejut dengan tindakannya.

"Chel, banyak banget cowo yang suka lo dan jelas-jelas lebih baik dari pada gue. Bukan maksud gue marahin lo buat suka gue atau gimana, selain gue ga suka sama lo, lo juga berhak dapetin orang yang lebih baik"

"Gue cuma mau sama lo Gab, kenapa gue gaboleh kalo cuma mau sama lo doang?" tanya Chelsea yang kini menepis kedua tangan Gabrian dari bahunya.

"Ga boleh Chel, cari aja yang baik ke lo. Maafin gue ya"

Chelsea tertawa miris, dirinya terlihat menyedihkan sekali saat ini.

"Lo suka Aruna Gab?"

"Gausah bahas itu"

"Lo gapernah nyerah ya Gab?"

Chelsea menghentikan kalimatnya sebentar.

"Apa gaboleh gue kaya lo? yang selalu nunggu, nunggu, dan nunggu?"

"Gaboleh Chel, karna sampe kapanpun kita gabakal bisa. Maafin gue sekali lagi Chel"

"Gue benci banget sama Aruna."

Setelah mengatakan itu Chelsea dengan cepat menyapu air mata yang mengalir dipipinya, kemudian berbalik meninggalkan Gabrian yang masih saja berdiri disana.

Chelsea tak henti-hentinya mengumpat, Gabrian selalu saja menolaknya dengan alasan yang sama sejak dulu. Gabrian secinta itukah terhadap Aruna sampai-sampai Chelsea yang lebih baik dari pada Aruna pun ditolak oleh Gabrian?

Chelsea hanya beraharap tidak pernah ada Aruna dihidup Gabrian.

***

Gabrian duduk dikursinya, beberapa mata memandangnya penasaran, tapi Gabrian tidak peduli. Daffin yang duduk disampingnya mungkin sudah siap dengan seribu pertanyaannya.

"Gab"

"Napa?"

"Lo tolak ya?"

Gabrian hanya berdehem sebagai respon, Daffin tidak terkejut, ia bahkan sudah berulang kali mengatakan pada Chelsea agar tidak perlu menyatakan perasaannya kepada Gabrian, tapi Chelsea tetap kekeh dengan pilihannya.

"Sorry Gab"

"Napa lo? kesambet?"

"Maaf aja karna nyoba buat nyomblangin lo sama Chelsea padahal gue tau lo gabakal mau"

"Minta maaf ke Chelsea aja"

"Iya"

Gabrian membenarkan posisi duduknya kemudian membuka ponselnya. Dari pada memikirkan hal lain lebih baik Gabrian bermain game diponselnya.

Sedang berada di lobby game nya, perhatian Gabrian seketika teralihkan saat satu notifikasi muncul dilayar ponselnya.

Aruna: Congrats ya gabbb XD


ONCE AGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang