"Lo ngapa dah Gab? dari tadi bolak balik liatin hp kaya orang stress"
Gabrian yang tadinya sibuk mengecek ponselnya seketika langsung sadar, apa sebenarnya yang dilakukannya sejak tadi?
"Lagi kepikiran sesuatu aja"
Daffin mendecih. "Mkkirin apaan lo? mikir kenapa ayam betelor?"
"Mikirin kapan gue bisa jadi presiden Amerika"
"Emang udah stress ini orang"
Gabrian mengabaikan Daffin, kemudian lanjut mengecek ponselnya. Gabrian menunggu balasan dari Aruna, sejak tadi pagi Aruna sama sekali tidak membalas peaannya yang membuat Gabrian mengira Aruna marah padanya.
Barusan pun Gabrian baru kembali dari kelas Aruna, namun teman sekelasnya memberitahu bahwa tadi Aruna ijin untuk pergi keluar sekolah sebentar.
Gabrian sedikit gelisah, tapi dia kembali berpikir mengapa dia harus klarifikasi kepada Aruna? apakah Gabrian takut dijauhi oleh Aruna? atau ada hal lain yang dia takutkan? Gabrian masih belum menyadari semuanya.
"Woi Gab"
Gabrian tersentak kaget. "Hah? napa?"
"Tuh cewe lo nunggu didepan kelas"
Gabrian mengernyitkan dahi nya, apakah yang dimaksud Arjuna adalah Chelsea?
"Siapa Jun?"
"Buset kaya banyak aja cewe lo"
Gabrian tertawa atas kesalahpahaman Arjuna, "ga gitu maksud gua Jun"
arjuna tertawa dan mengangkat kedua bahunya. Gakenal gue, coba aja liat dulu"
Mustahil jika Arjuna tidak mengenali Chelsea, jadi besar kemungkinan yang mencarinya adalah orang lain. Gabrian berdiri dari duduknya dan berjalan menuju keluar kelasnya.
Aruna.
Ternyata 'cewe lo' yang dimaksud oleh Arjuna adalah Aruna. yaa, Aruna memang tidak seterkenal Chelsea jadi wajar saja jika Arjuna tidak mengenal Aruna.
"Kenapa Run?"
Aruna yang tadinya membelakangi pintu kelas langsung berbalik mendengar suara Gabrian.
"Eh iya Gab, itu tadi kata anak kelas lo nyari gue, kenapa?"
"Ah itu"
"Itu apaan?"
"Itu"
Aruna memajukan langkahnya yang mana membuat Gabrian mundur kebelakang beberapa langkah.
"Apaan Gab? itu itu mulu, gue pukul lo ntar"
"Gue ga pacaran sama Chelsea kok"
"Hah?" jawab Aruna bingung.
"Yaa, gue cuma mau bilang langsung aja sih, siapa tau lo salah paham ter-"
"Gue juga udah baca chat lo kali Gab, ngapain dibahas dua kali?" potong Aruna.
"Kenapa ga dibales?"
"Ga sempet bales aja gara-gara tadi lagi sibuk main uno sama anak kelas gue"
Gabrian mengangguk, benar benar merasa canggung. "Ooh oke Run"
"Yaudahlah, gue pikir ada hal penting atau apa gitu sampe nyari gue ke kelas. Gue balik kelas dulu deh"
"Gue anterin mau?" tawar Gabrian, "sekalian mau kekantin" lanjutnya.
Kekantin hanyalah alasan Gabrian, Gabrian takut Aruna mengira dia modus untuk mengantarkannya kekelas.
Aruna mengangguk. "Boleh, ayo."
KAMU SEDANG MEMBACA
ONCE AGAIN
FanfictionMengisahkan lika-liku kehidupan Gabrian dan Aruna, dua remaja yang berusaha menjalani kehidupan sambil sesekali dipertemukan dengan konflik mainstream tentang percintaan, kelurga, dan pertemanan.