Menurut kalian cerita nya aneh ngk? Serius nanya#
Nasya sekarang berada dikamar nya, kalian mau tau dia lagi apa? Tidur, ia pulang sekolah langsung tidur, bahkan masih mengenakan seragam sekolah.
17:26
Nasya masih asik dengan mimpinya, sampai suara ketukan pintu terdengar.
Tok tok
"Asya, turun nak, dibawah ada Aron" Ujar Nico didepan pintu kamar sang putri
"Asya, hei kamu tidur? "
Ceklek
Nico melangkah memasuki kamar Nasya, dapat ia temukan sang putri sedang tertidur pulas. Ia pun mendekat keranjang.
"Putri papa kecapekan ya? Papa ngk tega banguninnya" Ujar Nico mengelus surai Nasya
"Tidur yg nyenyak" Nico melangkah meninggalkan kamar Nasya
*
Nico turun dan mendapatkan Aron yg sedang berbincang dengan Angga "Nasya masih tidur, papa ngk tega banguninnya"ucap Nico setelah duduk di salah satu sofa
" Aron tunggu aja pa"jawab Aron
"Oke, papa kedapur dulu" Pamit Nico sebelum melangkah ke arah dapur berada
"Gimana hubungan lo sama adek gue? "
Aron memandang Angga sejenak sebelum ia mengambil setoples keripik singkong.
"Lebih baik, dia sekarang mau nerima status antara kita"
"Syukur deh, gue percaya sama lo Ron, gue harap lo ngk akan pernah buat hancur kepercayaan yg gue kasih ke lo"
"Lo tenang aja bang, gue udh pernah janji sama lo, akan jaga dan cintai Nana selamanya, gue ngk akan pernah buat hancur kepercayaan dari lo" Angga menatap Aron bangga
"Lo bahkan masih ingat perkataan kita waktu kecil"
"Gue ngk akan ngelupain janji gue itu, bahkan gue udh janji sama diri gue sendiri"ujar Aron memandang Angga yakin
"Gue bersyukur, adek gue punya lo Ron,jadi gue ngk perlu khawatir"
----
"Hoamm, jam berapa ini" Ujar Nasya memeriksa hpnya
"Woah, jam 17:54, kalau dikehidupan gue dulu jam segini udh harus mandi" Nasya mengaruk lehernya yg gatal
"Mandi lah, lengket banget badan gue" Nasya melangkah menuju kamar mandi
Skip 31menit
"Hah seger banget, enak nih kepala, ngk berat lagi"
Tok tok
"Asya, bangun nak, mama udh masak" Panggil sang mama
Ceklek
"Ayo ma, perut Asya juga udah laper" Nasya memeluk lengan sang mama, mereka pun melangkah turun.
Sampai nya mereka dibawah, mereka langsung ke arah ruang makan.
Dapat Nasya lihat ada sang papa, Angga, Aksel, Aron, Dewan.
Ia pun duduk di kursi sebelahan dengan Angga, kirinya Aron."Kok ada kalian? " Tanya Nasya menoleh ke arah Aron dan Dewan
"Gabut, mau numpang makan" Celetuk Dewan, melahap ayam kecap.
"Dihh, mendadak miskin lo" Jawab Nasya menyendok nasi kedalam piringnya.
"Asya, jaga kalimat kamu nak" Ujar sang mama lembut
"Iya ma, maaf"
"Dimakan dulu, ngk baik berantem didepan makanan"
°°°
"So, ngapain ke sini? " Tanya Nasya, mereka sekarang berada diruang keluarga
"Nih" Aron menyerahkan totebag berwarna cokelat dihadapan Nasya
Nasya pun mengambil totebag itu, dan membukanya "apa nih? Wahh, coklat, thanks, tau aja gue lagi butuh coklat" Nasya pun melahap coklat pemberian Aron
Nasya menengok kearah Dewan duduk
"Lo bawa apa? "Dewan yg sedang bermain game pun menoleh sekilas "bawa tubuh, besok"
"Oke, jangan lupa, besok gue tagih "
"Ngk usah minta sama Dewan, bilang aja sama gua mau apa "ucap Aron
" Lo serius? Gue mau lo nyungsep di got mau? "Tanya Nasya enteng
" Pfthh"
"Ya jangan itu juga lah Na, kok lo tega sama gue" Ucap Aron melas
"Muka lo, jijik sumpah. Katanya minta sama lo aja, ya itu yg gue minta"
"Kalau yg itu minta Dewan aja" Dewan yg disebut pun menatap Aron tajam
"Kok gue? Lo aja, lo kan tunangannya" Protes Dewan
"Tapi lo kan sepupunya"ucap Aron membela diri
"Dahlah, omongan laki laki emang ngk bisa dipercaya"
___
Segini dulu, sumpah menurut ku ini cerita ngk nyambung banget.
Tapi semoga kalian suka.