Pagi yg cerah tapi tidak dengan gadis yg satu ini, ia sedang berusaha mengumpulkan niat untuk sekolahnya, sudah satu jam ia berdiri dihadapan cermin dengan seragam sekolah yg sudah melekat ditubuhnya, baju yg dikeluarkan, dasi belum terpasang entah dimana keberadaanya, satu lagi ia masih sibuk dengan bibir yg komat kamit entah apa yg dia lakukan.
"Nasya lo udah bangun" Suara sang abang didepan pintu kamarnya
Ceklek
"Lo uda.. " Ucapan Angga terhenti ketika melihat sang adik yg masih komat kamit didepan kaca full body
"WOY, ngapain lo cil? " Ujar Angga menghampiri Nasya yg masih setia dengan kegiatannya
"Diem bang, gue lagi berusaha" Ujar Nasya masih dengan mata tertutup
"Berusaha apaan?"
"Berusaha mengumpulkan niat niat sekolah" Ucapan Nasya langsung dihadiahi oleh Jitakaan dikeningnya
"Apaan sih bang" Sewot Nasya memandang Angga garang
"Udah turun, sarapan, ngk usah kek orang gila" Angga berlalu keluar kamar
"Dih ngk jelas"ujar Nasya kembali melanjutkan kegiatannya
_____
" Pagi epribadeh, princess datang mana nih red karpetnya? "
"Ngk ada red karpet red karpet an, gue nunggu lo turun lama banget" Sewot Angga pada sang adik yg sudah lama ia tunggu, karena kata baginda raja ' jangan ada yg makan dulu sebelum princess papa turun' dan ya mereka menunggu Nasya turun lama amat , karena biasany mereka ngk nunggu karena Nasya langsung pergi tanpa salam atau apa lah itu.
"Ya sabar, guekan harus cuantik biar ada yg naksir" Ujar Nasya duduk di hadapan sang ibunda ratu
"Mau makan apa sayang? "Rina menatap sang putri dengan tersenyum sangat cantik pantas Nasya terlihat cantik , orang pusatnya aja cantik
" Roti selai coklat sama susu coklat aja ma"ujar Nasya melihat lihat makanan yg terhidang dimeja ada nasi goreng, mie goreng, ayam kecap beuh enaknya tapi sayang dia ngk bisa makan makanan berat buat sarapan jadi makan roti sama minum susu aja biar tumbuh tinggi.
"Nasya, motor yg kamu minta udah ada digarasi" Nasya yg mendengar ucapan Nico langsung menatap sang papa berbinar
"Serius pa? "
"Iya, udah bisa kamu pakai buat sekolah" Ujar Nico memandang sang putri yg terlihat bahagia
"Engak deh pa, Nasya diantar bang Angga aja" Angga yg mendengar namanya disebut pun menoleh pada sang adik
"Lo dah punya motor sendiri ya, bisa berangkat sendiri" Angga menatap sang adik aneh , tapi gini ya kali Nasya bawa motor sendiri yg ada nyasar , pakai map dia buta map.
"Papa abang pelit sama Nasya " Nico yg mendengar aduan dari sang putri pun tersenyum
"Angga anterin adiknya sekali kali"
"Tapi pa, arah kantor sama sekolah Nasya beda "
"Tuh kan pa, abang perhitungan lagi sama Nasya"
"Angga putra" Angga yg mendengar suara Nico yg memanggil namanya berarti mutlak tak dapat dibantah
"Oke fine, cepet gue ada meeting " Angga berdiri tak lupa menyalimi Rina dan Nico
"Cepet cil" Angga berlalu sebelum berlalu ia sempat kan untuk mengusak rambut Aksel
"BANG ANGGA" Angga yg mendengar teriakan kesal Aksel Pun tertawa
"Nasya berangkat dulu ma,pa, Sel" Nasya berlari setelah menyalimi kedua orang tuanya dan merapikan rambut sang adik yg masih sedikit berantakan.
#######
"Nanti lo pulang sama siapa? " Tanya Angga pada sang adik yg masih sibuk mengaca di layar hpnya, mereka telah sampai disekolah Nasya 5 menit yg lalu tapi sang empu mengeluh kalau bibir nya kering jadi dia mengunakan Lips bams terlebih dahulu tapi malah kelanjutan merapikan rambut, letak bandana merah maronnya.
"Udah belum dek, gue ada meeting penting" Ujar Angga lelah
"Sabar kalik, udah nih. Adek turun dulu bye abang" Nasya mencium pipi Angga sebelum turun, hal itu sontak membuat Angga terkenasyok berat adiknya yg biasanya cool, jarang ngomong, tapi dia tadi omg harus kasih tau Aksel ini mah.
::::::::
"Eh itu siapa? "
"Baru liat gue ada bidadari secantik itu"
"Itu bukanya Nasya ya? "
"Iya itu Nasya, si gadis kutub" Ujar teman sebelahnya
"Iya bener, tapi kok jadi femini cuy"
"Iya biasanya pakai celana kulit sobek sobek tapi sekarang liat , dikasih bandana dong"
Ya begitulah omongan netijen suka Ngerosting dirosting balik ngk mau, aneh.
'Dasar manusia freak, kek baru pertama liat cecan aja' batin Nasya ketika melewati lautan manusia, tapi suara motor menghentikan langkahnya
"Slevans datang " Pekik seorang gadis ketika melihat motor memasuki area sekolah
"Iiihhh Galang makin hari makin ganteng"
"Bolan juga ngk kalah ganteng"
"Dewan aku mau deh dibonceng kamu"
"Aron cuy, gantengnya ngk ketulung tujuh turunan lima tanjakan"
Aron, Nasya yg mendengar pekik gadis di sampingnya menyebut nama sang tunangan Nasya pun langsung menoleh, mata mereka tak sengaja bertemu, Nasya memandang mata tajam dengan iris hitam legam itu yg masih memandangnya tajam.
Dug
Dug
Dug
' Apa ini gue kok mendadak punya penyakit jantung ' batin Nasya panik