Dua Puluh Tiga

105 3 0
                                    

Heyoww, balik lagi nich.
Gimana hari kalian hari ini good or bad?
Semoga hari kalian good terus ya

Happy Reading


Disini Aron dan Nasya berada, berbaring diatas rerumputan hijau yang indah, memandang langit sore yang menawan, tadi selepasnya dari rumah Aron, Aron membawa Nasya kesebuah bukit, Mereka bahkan belum berganti seragam.

"Na" Panggil Aron menoleh menghadap Nasya yang masih menatap indahnya langit

"Apaan? " Jawab Nasya nyolot

"Santai, gue mau minta maaf"

"Buat? Kalau mau minta maaf itu yang jelas, minta maaf untuk kesalahan yang mana dulu , soalnya lo banyak salak sama gue"

"Salah Na salah, bukan salak" Koreksi Aron

"Iya itu "

"Tentang bunda, untuk perlakuan bunda tadi, gue benar benar minta maaf"

Nasya menoleh heran "bunda lo ngk suka gue ya? "

Krik krik

"Diem berarti iya, gue sadar kok, kesalahan gue yang dulu ehh" Kaget Nasya ketika Aron tiba tiba memeluknya dari samping.

"Bukan kesalahan kamu Na, jangan merasa bersalah gitu, aku tidak suka"

"L - lo kenapa sih? " Tanya Nasya gugup, bagaimana tidak, dipandang lelaki sedekat ini,wajah mereka saja hampir bersentuhan , bahkan ia bisa merasakan deru nafas milik Aron.

"Kenapa? Gugup? "Tanah Aron percaya diri

Plak

" Menjauh lo jamet, bau jigong"

***

"Dari mana kak? Baru pulang, enak banget" Huh baru aja masuk rumah ehh sudah disambut pertanyaan dari sang adik.

"Ngelonte" Jawab Nasya asal

"Astaga, duit dari papa kurang kak? Sampe lo jadi lonte? "

Bugh

Lemparan bantal sofa mengenai wajah tampan Aksel "goblognya adikku ini"

"Lahh, perasaan bener deh" Beo Aksel

"Serah lo cil, abang mana Sel? " Tanya Nasya sesekali melahap snak dimeja, ia belum mandi orang baru balik.

"Ngelonte" Jawab Aksel sebelum berlari ke kamar miliknya

"AKSEL BOCIL JAMET, AWAS LO YA, GUE JADIIN PERKEDEL GEPREK LO" teriak Nasya menatap kepergian Aksel sengit.

"Hhahahhaha" Tawa Aksel mengelegar memenuhi rumah

"Lo apain kaka lo? " Tanya Angga baru keluar dari kamarnya, ia mau pergi nongki.

"Dilonte"

"Siapa yang ngajarin? " Tanya Angga dingin

' mampus, gue keknya salah ngomong ' batin Aksel

"Temen gue bang, Aldo yang ngajarin" Bela Aksel membawa bawa temannya, didalam batin dia sudah meminta maaf berulang ulang kepada Aldo.

"Aldo? Adiknya Alhso?" Tanya Angga mengingat seseorang

"Iya, tunggu abang kok tau? "

"Dia temen gue" Jawab Angga meninggalkan Aksel

**

"Dek" Panggil Angga menuruni tangga, ia melihat Nasya yang sedang sibuk dengan dunianya.

"Apa? Abang mau kemana? " Tanya Nasya yang menyadari pakaian rapi abang nya.

"Main"

"Ikuttt" Ujar Nasya dengan bernada

"Engga, disana cowo semua, dirumah aja lo" Tolak Angga mentah mentah

"Yaudah, tapi gue titip beliin lonte ya"

"Lonte? " Bingung Angga

"Iya, lonte, lontong sate" Jelas Nasya

"Owh, iya iya nanti abang beliin. Gue cabut dulu, nanti kalau mama tanya bilang aja gue nongkrong ya" Kata Angga yang hanya dibalas anggukan dari sang adik.

*

Matahari telah berganti dengan bulan yang indah, hawa dingin dimalam hari itu menenangkan.
Dan Nasya menyukai itu, ia berdiam diri dibalkon kamarnya, menikmati semilir angin malam. Memandangi gelapnya langit, cuaca sedang tidak baik sekarang.

Indahnya bulan terhalang oleh awan, perkiraan cuaca malam ini akan hujan, tapi itu hanya perkiraan, belum tentu hujan bukan?

"Gue kangen Bagas, apa dia kangen gue?
Tapi ga mungkin sih dia kangen, gue kan ngeselin, suka nyusahin dia" Beo Nasya mengingat kenangan ia bersama Bagas.

"Hiks, lo harus kuat" Hibur Nasya pada dirinya sendiri

"Dek" Panggil Angga memasuki kamar Nasya, hingga dibalkon

"Udah malem, ngapain diluar? Dingin" Ujar Angga meletakkan sebungkus lontong sate pesanan Nasya di meja yang terdapat disana.

"Gue suka suasana ini"

"Lo nanti sakit dek, ayo masuk" Ajak Angga diabaikan oleh adiknya

"Nasya"

"Biarin gue disini dulu, gue suka disini" Bujuk Nasya

"Sebentar aja, nanti sakit. Abang kekamar dulu atau lo mau gue temenin? "

"Lo kekamar aja"

"Ingat, ga boleh kelamaan disini, nanti sakit. Gue kekamar dulu" Ujar Angga mengelus kepala Nasya pelan

"Hum"

---

Sampai sini dulu ya
Ini bab menjamur didraf, jadi dipublish aja
See you guys

MY Figuran NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang