Haloww diriku kembali 🥲
Keknya gue suka pakai emot 🥲 ini ya?
Oke back to topic
***Setibanya diuks, Aron pun mendudukkan Nasya disalah satu ranjang diuks tersebut lalu mengobatinya, diranjang sebelah terdapat Amera yg juga sedang diobati oleh Yoga.
"Nasya" Panggil Amera memecahkan keheningan
"Kenapa? " Ucap Nasya tanpa menegok kearah Amera, ia masih menatap Aron yg mengobati luka miliknya dengan wajah serius. Sejujurnya ia agak risih, karena lutut sedikit keatas miliknya disentuh oleh tangan besar milik sang tunangan.
"Engga" Jawab Amera canggung
"Selesai" Ujar Aron pelan, melihat hasil tangannya pada lutut dan paha milik gadisnya
"Ya udah, ngk usah ditatap lagi" Ujar Nasya menutup paha miliknya dengan selimut yang terdapat diranjang
"Kenapa? Gue ini tunangan lo, jadi gue bebas mau apa" Ujar Aron enteng
Plak plak plak
"Enak aja lo, jangan menyalah gunakan status kita ya, gue juga gadis yang punya harga diri" Omel Nasya tak lupa masih memukul bahu Aron pelan, kebetulan Aron masih berjongkok dihadapan Nasya.
"Sakit Na, aduh jangan keras keras mukulnya"
"SSC dong" Ucap Nasya masih memukul Aron sekarang pukulannya lebih keras dari sebelumnya, Aron pun langsung mendorong Nasya hingga Nasya terlentang diranjang, dengan Aron yang berada di atasnya.
Paham ngk sih? Dipahami aja."Sialan, awas, lo berat"ucap Nasya, yg langsung mendapat jitak'an dibibir seksihnya.
" Akh, sakit bege"ucap Nasya memegang bibirnya
"Makanya, ini mulut jangan bicara kasar, jadi kebiasaan kalau dibiarin" Omel Aron yg sudah berdiri dihadapan Nasya, walaupun gadis didepan nya tak ada niatan untuk duduk.
"Hiks, hiks"tangis Nasya, Aron pun kelabakan menadapati Nasya menangis
" Eh eh, maaf sayang, sakit ya, maaf"ucap Aron panik, reflek menarik Nasya kepelukannya.
Plak
"Sakit hiks tau" Ucap Nasya sesegukan, tak lupa memukul punggung milik Aron
"Maaf ya, sini kamu balas, mau pukul gue atau mau apa, silahkan" Ujar Aron masih mencoba menenangkan Nasya
"Mau gue buang ke mulut anak konda "ucap Nasya masih menegelamkan wajahnya diperut Aron.
" Iya, asalkan kamu berhenti nangisnya "
'Drama apa ini ya Allah' batin Amera, ia pun menegok ketika Yoga mengelus telapak tangannya.
***
Pulang sekolah pun tiba, Nasya dan Amera pun sudah diparkiran sekolah, mereka berdua dari jam istirahat hingga pulang berada diuks, katanya masih sakit, padahal sih cuma pengen tidur aja dan bukan hanya berdua tetapi berempat, tau lah siapa aja.
"Lo pulang sama siapa Ra? " Tanya Nasya berjalan beriringan dengan Amera, sedangkan Aron dann Yoga dibelakang mereka
"Sama Yoga"
"Loh, kalian berdua punya hubungan apa? Kalian pacaran? Dewan gimana? " Bingung Nasya
"Kita itu sepupu, lagian kenapa sama Dewan? " Tanya balik Amera
"Ya, kalian kan tunangan"
"Ck, bodo lah gue, males berurusan sama tuh Ceceguk, anak bapak Surya" Ujar Amera terdengar malas "gue cabut dulu" Pamit Amera, lalu ia pun pergi bersama Yoga.
"Ayo pulang, atau mau mampir dulu? " Tanya Aron mengkaitkan jari mereka
"Mampir kemana? "
"Kemana aja akan gue antar, bahkan sampai keujung neraka pun"
"Terus ketemu kembaran lo" Jawab Nasya malas
"Siapa? Gue ngk punya kembaran " Tanya Aron bingung
"Setan"
***
Pada akhirnya sepasang kaum adam ini tiba dirumah Aron, katanya ibu Aron rindu dengan calon menantu. Dengan terpaksa Nasya menyetujuinya, tadi juga mereka sempat membeli buah tangan, kata Nasya biar dibilang calon menantu yang baik, halah padahal tadi juga beli buah tangannya pakai uang Aron.
"Kita udah sampai" Ucap Aron setelah turun dari motor miliknya, ia menoleh mendapati gadisnya sedang melongo
Plak
"Anjer" Umpat Nasya ketika Aron menepuk udara didepan mulutnya
"Ada seranga tadi, lagian mulut lo mangap besar banget, ohya jangan seperti orang norak"celetuk Aron meninggalkan Nasya dibelakang, dengan wajah cengo miliknya.
" APA LO BILANG!! "Teriak Nasya mengejar pemuda yg sudah jauh jaraknya, sepertinya dia lupa kalau sedang bertamu dirumah orang.
Brukk
" Akhh"ringis Aron ketika Nasya memukul kepalanya keras
"Rasain, wlee" Ujar Nasya mengejek, tak lupa dengan menjulurkan lidahnya.
"Sakit ini" Nasya pun merasa sedikit iba ketika melihat wajah kesakitan Aron
"Sakit banget ya? Mau dioperasi ngk? Atau ganti kepala? " Tanya Nasya beruntun, walaupun pertanyaan darinya nyeleh, tapi tangannya sibuk mengelus bagian kepala yang ditimpuk dia.
"Ngk butuh, lo elus aja udah sembuh"
Plak
"Akhh, kenapa ditimpuk lagi ? " Tanya Aron sabar
"Pengen aja. kepala lo lucu, enak dijadiin samsak" Jawab Nasya enteng
' untung sabar, untung sayang ' ya kira kira begitulah batin bapak ketua yang katanya ditakuti gengnya.
"Aduhh, romantisnya pasangan muda ini" Celetuk Bunda Aron, mereka pun menoleh kearah lantai dua.
"Bunda" Ujar Aron tersenyum malu, Nasya saja yang melihat ngeri.
"Mantu bunda, apa kabar sayang? Tumben kamu kesini? Katanya ngk mau kesini,ada perlu apa? " Tanya Bunda Aron setibanya ditangga terakhir
"Aa iya bund, maaf baru kesini" Ujar Nasya canggung, jadi selama ini jiwa Nasya asli ngga pernah kerumah orang tua Aron. Padahal gede banget, yang benar aja, rugi dong.
"Ngk apa, Bunda maklum kok. Ohya ada apa kesini? "
' nih emak emak dari tadi ngulang mulu, curiga dia ngk suka sama gue ' batin Nasya
"Nana mau ketemu sama bunda" Jawab Aron
' lahh, kok gue, katanya emaknya yang kangen sama gue ' batin Nasya protes menatap Aron tajam
"Rindu? Aa, iya, kamu rindu sama bunda? Bukannya kamu ngk sudi ketemu bunda lagi ya? " Tanya Bunda Aron dengan nada err seolah mengejek mungkin.
' apa apaan sih ini emak emak, dah bau tanah aja belagu '
"Bunda, Nana kesini berniat baik, kenapa bunda memberi respon tak pantas. Dan Aron tidak suka nada bunda tadi kepada Nana"
"Aron, respon bunda sudah bagus, dan nada bunda tidak ada yang salah tadi, dan kenapa kamu lebih membela gadis asing itu dibandingkan bunda mu" Ujar Bunda Aron menatap putranya sedih
"Nana bukan gadis asing dihidup Aron, bundalah orang asing disini, ayo" Selepas menjawab sang bunda, Aron pun membawa Nasya keluar rumah.
"ARON" Teriak bunda Aron selepas mereka keluar dari pintu utama.
###
Sekian dulu, jangan lupa voteeeeeeeeee