We Are Go To Heaven(M)

1K 59 0
                                    

Mature
Jadi kalo yang nggak suka skip aja
Full NC dari awal sampe akhir.
18+
Yang masih bocil minggir dulu

Happy Reading
.
.
.
.
.

Fayesha yang masih ada dipangkuan Gardana sedikit nakal menggesekkan bokong sintalnya diatas kepunyaan Gardana untuk memancing bihari sang suami. Ciuman tadi mereka lanjutkan dan menjadi semakin intens dikala datangnya hawa nafsu. Tangan Gardana yang berada di pinggang Fayesha sedikit menahan gerakan Fayesha agar tidak bergerak berlebihan untuk melindungi sang buah hati. Dan tangan Fayesha yang tadinya berada di leher jenjang Gardana dia bawa menuju kearah baju piyama yang masih dikenakan Gardana, melepaskan kaitan kancing itu satu-satu dan melemparnya asal ketika dia sudah berhasil membukanya.

Paha Fayesha yang terekspos itu sedikit Gardana berikan remasan sensual yang mana membuat Fayesha menggelinjang merasakan geli namun nikmat diwaktu yang bersamaan. Gardana tidak hanya meremas bagian pahanya namun dua bongkahan sintal milik Fayesha juga menjadi sasaran atas remasan nya. Fayesha mendongak melepaskan ciuman itu dengan tangan yang menjambak rambut Gardana dengan halus. Sama halnya dengan Fayesha, Gardana pun sekarang sudah terpancing hawa nafsu. Tangan besar itu menyusuri setiap inci tubuh Fayesha yang masih terbalut kemeja putihnya, membuka kemeja itu dengan tidak sabaran dan membuangnya kesegala arah. Gardana terdiam sejenak melihat bagaimana indahnya tubuh Fayesha yang putih dan bersih itu, dirinya terpesona. Kalau bisa dibilang ini pertama kali mereka melakukan hal seperti ini dengan keadaan sadar, tanpa ada pengaruh alkohol dan juga masih dengan kesadaran yang penuh.

Fayesha yang melihat Gardana hanya diam saja sedikit nakal untuk meremas milik Gardana yang masih terhalang oleh piyamanya yang mana membuat Gardana seketika melenguh merasakan nikmat. Gardana kembali menatap Fayesha yang masih setia memainkan miliknya dengan remasan-remasan sensualnya. Ternyata Fayesha nya bisa jadi sebinal ini jika sedang nafsu.

Gardana mengikuti alur yang dimainkan Fayesha, membalas dengan kedua tangannya yang kini berada tepat didada Fayesha untuk dia remas, memilin tonjolan itu dan juga menghisapnya. Tangan Fayesha yang tadinya masih setia meremas mainannya terhenti sejenak ketika merasakan nikmat pada dadanya. Celana dalam yang tersisa pada tubuhnya dia lepaskan yang mana membuat dirinya sudah telanjang bulat tanpa ada sehelai benang pun. Hisapan Gardana pada dada Fayesha semakin kuat layaknya bayi yang sedang kelaparan, tangan besar itu juga sudah berpindah tempat kearah penis Fayesha yang sekarang sudah menegang sempurna, meremas nya memberikan gerakan naik turun dan sedikit mengocoknya.

"Ahh Gardana." Fayesha gila, benar-benar gila dengan permainan yang Gardana lakukan. Setiap gerakan yang Gardana berikan berhasil membuatnya melayang keatas udara. Gerakan sensual namun sangat hati-hati takut akan melukai dirinya malah semakin membuat Fayesha gila dibuatnya. Tangan itu terus bergerak dibawah sana dengan bibir yang sekarang sudah semakin gencar menjelajahi seluruh tubuh putih itu. Menggigit dan menghisap leher jenjang Fayesha yang mana meninggal ruam merah yang terlihat sangat cantik dimatanya.

"Cantik banget Fayesha kamu cantik banget sayang." Mendengar pujian itu pipi Fayesha semakin dibuat merah hingga kearah telinga. Kocokan tangan Gardana pada miliknya masih terus berlanjut hingga Fayesha mencapai putihnya dan mengeluarkan semua diatas perut Gardana.

"Ahhhhhhhh" lenguhan panjang terdengar sangat merdu ditelinga Gardana, kembali memainkan permainannya yang sekarang jari-jari nakal Gardana tepat berada dilubang surgawi Fayesha. Gardana tidak membiarkan Fayesha sejenak beristirahat setelah pelepasan, dirinya malah semakin gencar dengan membuat pola memutar pada bagian bawahnya dan memasuki beberapa jari disana. Fayesha memekik merasakan rasa aneh berada dalam dirinya, rasa sakit sekaligus nikmat menjadi satu dan dia menyukai itu.

"Garhhh ohhh pleasehhh." Jari-jari panjang itu terus keluar masuk dengan cepat menekan sesuatu yang terus membuat Fayesha mengeluarkan suara-suara merdunya itu. Dalam pelukan Gardana Fayesha terus memanggil namanya dengan suara yang begitu manis. Gardana sedikit menahan pinggang Fayesha agar tidak membuat perutnya tertekan. Mengangkat tubuh itu dan membalik posisi mereka yang mana sekarang Gardana sudah berada diatasnya. Gardana takut kalau-kalau Fayesha tak sadar dan membuat perutnya tertindih. Dia khawatir dengan Fayesha dan juga buah hatinya.

"Garhhhh"

"Mau apa sayang? Papanya adek bayi mau apa hmm?"

"Mauhh Gardanahhh hiks please mau Ayah nya adek bayi, mau Ayah pleasehhh." Rengekan Fayesha benar-benar membuat Gardana semakin bersemangat. Melanjutkan aksinya menjelajahi area leher cantik Fayesha dan memberikan tanda kepemilikan disana. Ciuman Gardana turun semakin mendekat kearah bawah tubuh Fayesha, menjilati paha dalam Fayesha dengan gerakan yang sensual. Membuka kaki jenjang Fayesha dengan lebar semakin memperlihatkan lubang berkedut yang sepertinya sudah tak sabar untuk diisi.

Gardana berdiri untuk membuka celana piyamanya yang masih terpasang dengan apik membuangnya asal kesegala arah dan fokus kearah kejantanannya yang sudah menegang sedari tadi. Kembali untuk menindih Fayesha dengan tangan yang masih sibuk mengocok miliknya sendiri.

"Aku masuk boleh sayang?" Bahkan diambang hawa nafsunya Gardana masih saja selalu memikirkan Fayesha untuk kenyamanannya. Fayesha mengangguk untuk memberikan izin mempersiapkan dirinya sesiap mungkin untuk menerima Gardana dalam dirinya.

"Cakar, Jambak atau gigit aku aja kalau kamu ngerasain sakit ya, biar aku juga ikut ngerasain sakitnya." Kepala penis Gardana dibawa masuk kedalam lubang merah itu secara perlahan. Cakaran pada punggungnya Fayesha berikan karna rasa sakit yang dia rasakan. Membiarka penisnya didalam sana setelah masuk sempurna untuk memberikan rasa biasa pada Fayesha. Tangannya terulur untuk menghapus Airmata yang jatuh pada mata indah suaminya. Mengelus rambut hitam itu dengan lembut untuk memberikan rasa nyaman, tak lupa juga bibir cery tadi sedikit dia lumat memberikan sedikit kekuatan.

"Move Garhhh."

"Are you sure bey?" Fayesha mengangguk untuk menjawab, dirinya sudah tidak sanggup untuk menjawab lagi dengan kata-kata. Perlahan gerakan Gardana dibawah sana mulai terasa. Menumbuk spot dalam tubuh Fayesha yang membuat dirinya gila. Gerakan itu lembut terlampau lembut, tak ada sedikit kekerasan dalam setiap permainan yang Gardana lakukan untuknya. Laki-lakinya itu benar-benar selalu menjaganya dalam setiap keadaan apapun.

"Fasterhhh Garhhh ahh."

"Aku nggak mau kamu dan adek bayi nya sakit sayang."

"Fasterhhh please akuhh sama adek bayi nggak akan kenapa-napa." Fayesha benar-benar tidak tahan dengan ini dirinya butuh lebih, ingin Gardana nya bertindak lebih dari ini. Gardana menuruti keinginan suaminya itu, mempercepat tempo genjotannya namun masih tetap memikirkan Fayesha dan juga bayi nya. Fayesha suka ini yang sedari tadi dia inginkan.

"Ahhhh Garhhh iya ginihhh uhh."

"Shh cantikkhh banget Fayesha kamu cantik banget." Gardana benar-benar terpana dengan keindahan yang ada dibawahnya, Fayesha sungguh cantik ketika dirinya sedang hancur dibawah kendalinya.

"Gardahhh ohhh enakhhh Garhhh Ahhhh." Lenguhan itu terus terucap dari bibir Fayesha disetiap hentakan yang Gardana berikan.

"Gardahhh ahhhh"

"Shh terus panggil nama aku cantik, aku suka."

"Gardanahhh Gardanahh ohhh ahhhh Garhhhh ahhhhhh ahhhh."

"Terus cantikh shh kamu nikmat banget sayang." Tempo yang Gardana berikan semakin dia percepat. Penisnya didalam sana sudah membesar siap untuk mengeluarkan isinya. Begitupun dengan Fayesha, dirinya tidak kalah kacaunya dengan Gardana. Keduanya mencapainya pelepasan itu secara bersamaan.

"Gardanahhh ahhhh Cum AHHHHHHHH."

"Together bebhhh ahhh ahhh ahhh."

Fayesha menyemburkan cairan putih itu mengenai perutnya sendiri dan juga perut Gardana, sedangkan Gardana mengeluarkan semua itu didalam sana.

Tubuh Gardana ambruk tepat disamping Fayesha, memeluk tubuh itu dan menarik Fayesha semakin mendekat kearahnya. Menyamankan posisi untuk mengistirahatkan tubuh keduanya. Padahal kalau bisa dibilang ini masih pukul 10 pagi.
.
.
.
.
.
.

Terinspirasi dari live adek kemaren huhuhu angin jepang kenceng banget yakkk? mana tadi pada jalan bareng walau rameann tapi tetep pada saling bucin😭😭

Gemfot jangan-jangan tidur sambil pelukan juga sampe pagi😭😭

Jangan lupa votement thukon ❤️

24/7 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang