Chapter 12 : World Class Sinners

936 41 4
                                    

"i'm a motherfucking world class sinners..."

Haruno Sakura tumbuh dalam keluarga yang sebenarnya biasa saja, di bilang tidak harmonis tetapi orang tua nya hampir tidak pernah bertengkar di hadapan nya – meskipun ia tidak tahu di belakang nya bagaimana – di katakana harmonis, tetapi mereka terlalu cuek kepada satu sama lain bahkan seorang Sakura yang notabene anak nya. Sakura bisa di katakan berasal dari keluarga yang cukup – inti nya segala kebutuhan nya sangat tercukupi, ia juga tinggal di sebuah perumahan yang bisa di bilang elite – ia adalah anak tunggal yang terbiasa di tinggal kerja oleh kedua orang tua nya bekerja, di mana sang ibu bekerja sebagai koki dessert sebuah restoran dan ayah yang bekerja menjadi seorang manager di sebuah perusahaan. Sakura kecil tidak tahu apa – apa dengan sesuatu yang terjadi di antara kedua orang tua nya, yang ia tahu hanyalah mereka sibuk dan sebagai anak ia berusaha mengerti hal tersebut meskipun terasa sangat kesepian.

Tsunade senju.

Seorang wanita paruh baya yang tinggal di samping rumah nya dan hidup sendiri – di katakan bahwa sejak suami nya meninggal ia memilih menyendiri sampai akhir hayat nya – itu kata beberapa orang di sekitar sini, hanya saja Sakura tahu bahwa wanita itu pasti mempunyai kekasih. Setiap hari nya Sakura berkunjung ke rumah tsunade hanya untuk sekedar memakan masakan nya, bermain dengan nya, mengerjakan pekerjaan rumah nya, dan tidur bersama di siang hari. Bahkan Sakura bisa di katakan lebih dekat dengan wanita itu di bandingkan ibu nya sendiri. Usia nya yang semakin beranjak di sekolah menengah atas dengan tiba – tiba kedua orang tua nya memilih untuk bercerai, ibu memutuskan untuk pergi begitu saja ke Itali melanjutkan studi nya menjadi chef dan ayah yang juga angkat kaki dari rumah meninggalkan Sakura yang masih berusia tujuh belas tahun saat itu di rumah besar dan dingin mereka.

"jangan merasa sendirian, kau bisa kapan pun bersama ku"

Ucap nya seperti itu seakan menjadi cahaya bagi Sakura – tidak ada penjelasan lebih lanjut perihal kedua orang tua nya yang meninggalkan diri nya begitu saja, hanya sekedar mengucapkan selamat tinggal saja tidak – bagi Sakura sejak saat itu ternyata cinta hanyalah omong kosong semata, pernikahan di mana sebuah komitmen yang terikat hanyalah formalitas semata. Dunia begitu kejam pada takdir hidup nya, namun wanita itu menyelamatkan nya. Tsunade semakin memperhatikan nya lalu mulai memperkenalkan dunia kedokteran pada nya – sedikit informasi bahwa tsunade adalah seorang professor sekaligus dokter ortopedi senior – Sakura yang tertarik terus mempelajari semua hal itu, memang pada dasar nya Sakura juga sudah pintar dan cepat menangkap semua yang di ajarkan oleh tsunade. Hingga ia lulus bahkan berkuliah tsunade membantu nya dengan membayarkan setengah dari uang kuliah nya, Sakura tidak hanya berdiam diri pada saat itu ia juga bekerja paruh waktu di toserba bahkan sebuah restoran agar tidak membebani tsunade.

Tepat hari di mana Sakura menerima sertifikat sebagai dokter muda dan melapalkan sumpah janji nya mengabdi – tsunade menghembuskan nafas terakhir nya karena usia.

Sakura's life is falling apart.

Ia hampir gila saat itu menangisi makam seorang wanita yang bahkan bukan darah daging nya sendiri, bukan sebuah kebohongan bahwa Sakura bahkan tidak pulang selama dua hari berdiam diri di makam wanita itu dengan pakaian yang sudah compang camping. Hari itu juga menjadi hari yang mengejutkan diri nya dengan kehadiran sang ayah di makam tersebut, ia bisa lihat bahwa sang ayah terkejut akan ada diri nya di sana, namun beliau berusaha bertingkah biasa saja membuat Sakura sangat geram.

"untuk apa kau kembali!"

"Sakura, ayah bisa jelaskan..."

"kau tidak pantas di sebut ayah, kau hanya orang asing bagi ku!" seru nya bergema di tengah pemakaman yang di kelilingi pepohonan rindang dan angin yang menerpa ringan, "dan kenapa kau datang ke pemakaman? Tidak penting kau harus ke sini"

World Class SinnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang