Chapter 11 : All of the Girls You Loved Before

693 55 7
                                    

"I want to teach you how forever feels like..."

 Semilir angin menerpa helaian rambut sakura yang terurai dengan wajah nya yang memerah, titik air mata menghiasi wajah nya serta nafas yang terasa tersendat di hidung. Tiada air mata yang tertahan jika setiap tahun nya ia datang ke sebuah makam pinggiran kota Tokyo yang masih sangat asri dan terawat, kenapa ia tiba – tiba berada di sini? singkat cerita kalau uchiha sasuke mempunyai pertemuan kolega di Paris untuk seminggu ini, rasa nya berat memang ketika seminggu mereka selalu bersama lalu seminggu ini sakura di tinggalkan jauh. Maka dari itu pagi ini kedua nya sempat bertengkar kecil soal sakura yang merasa kenapa butuh waktu selama itu untuk pertemuan kolega, dan di mana sasuke akan tinggal? Meskipun di hotel atau sasuke bilang rumah rekan nya yang bernama sai. Tetap saja pemikiran seorang wanita seperti sakura sangat bercabang – uchiha sasuke yang merasa sakura tidak mempercayai nya sedikit terbawa emosi, begitu pun sakura yang merasa sasuke tidak mengerti diri nya – kepergian lelaki uchiha itu dengan amarah di antara kedua nya membuat seakan separuh diri sakura hancur, karena ia sadar betapa egois diri nya saat ini. Mana mungkin uchiha sasuke bisa mengerti diri nya jika sang empu nya saja tidak pernah memulai berbicara tentang kehidupan nya, entah karena apa sakura melangkahkan kaki nya ke makam seorang 'wanita' yang sangat ia sayangi meskipun bukan seseorang yang satu darah dengan nya.

Bagaimana ia bisa membuat sebuah hubungan yang lama jika dia tidak bisa membuka diri?

Sakura mengusap pipi nya yang terasa mengalirkan air mata lagi – ia menghela nafas karena rasa hopeless romantic yang di miliki nya – ia hanyalah seorang wanita yang punya banyak latar belakang tidak baik. Sedangkan uchiha sasuke adalah seseorang yang penuh kasih sayang, bagaimana sakura bisa mengatasi hal itu?

Mereka bilang bahwa sebelum kau memulai sebuah hubungan, ada baik nya sembuhkan luka mu terlebih dahulu. Sakura sempat berpikir kedua nya bisa di lakukan bersamaan, nyata nya luka sakura membuat perasaan sasuke terluka atas ketidak percayaan nya.

"aku tidak bisa seperti ini..." bisik nya kembali menangis menatap makam seorang wanita dengan nisan bertuliskan 'tsunade senju' , "seandai nya ayah dan ibu ku tidak mementingkan diri mereka sendiri... aku mungkin bisa mempunyai keluarga yang utuh. Tetapi bertemu dengan mu... aku tidak menyesal, karena kau yang menjadikan ku seperti ini tsunade san..." sakura bergetar hebat dengan isak tangis nya untuk sekian kali.

Impian nya mempunyai sebuah hubungan penuh kasih sayang dan pengertian, tetapi sakura sendiri yang melempar boomerang atas semua pikiran berlebihan nya. harus kah ia menyalahkan semua ini kepada kedua orang tua nya yang berantakan? Apakah ini hanya diri nya sendiri yang bermasalah? Selama ini kedekatan nya dengan setiap laki-laki tidak pernah berhasil, bukan salah mereka. Tetapi sakura lah masalah nya. Seorang uchiha sasuke saja pagi ini sampai menghela nafas dan menyerah atas argumen yang di tujukan bagaimana pikiran berlebihan sakura yang sangat parah.

"apa ku akhiri saja?"

"...meskipun baru sebentar, aku tidak yakin bisa hidup tanpa diri nya setelah ini"

"aku sudah kehilangan banyak hal di hidup ku tsunade san... termasuk diri mu"

Sakura bangkit dari posisi berlutut nya sedikit menepuk – nepuk lutut nya karena kotor tanah makam, ia menghela nafas usai meletakan buket bunga besar di atas makam tersebut.

"aku akan mengunjungi mu lagi bersama nya..."

Wanita itu melangkahkan kaki keluar dari pemakaman tersebut dengan mobil yang ia kendarai sendiri, siang ini sakura mempunyai janji temu dengan ibu dari uchiha sasuke. Sebenar nya wanita paruh baya cantik itu sudah mengundang nya dua hari lalu serta mengirim pakaian khusus untuk bertemu dengan nya di mansion kebesaran keluarga uchiha, jujur saja sakura merasa sangat gugup sekaligus ia takut kalau uchiha sasuke sudah memberi tahu sang ibu soal pertengkarang mereka pagi ini. Berbicara soal uchiha sasuke apakah dia sudah sarapan? Apakah barang yang dia bawa lengkap? Apakah dia duduk di tempat nyaman? Apakah naruto bersama nya? pikiran sakura terbang ke sana ke mari menyesali perbuatan nya di pagi ini. Seharus nya ia membuatkan sarapan hangat sebelum kepergian lelaki uchiha itu menjalani kerja keras nya lagi, memberi nya kecupan hangat dan menyiapkan pakaian yang terbaik. Bukan nya memulai sebuah pertengkaran dan melemparkan argumen yang tidak dia lakukan – sakura menghela nafas kasar merutuki kebodohan terbesar nya – ia membuka ponsel nya tidak melihat satu pesan pun masuk dari uchiha sasuke. Jari nya pun terlalu kaku untuk mengetik sekedar meminta maaf atau pun menanyakan kabar – bukan gengsi, tetapi sakura sangat tahu bahwa diri nya salah seratus persen – bagaimana pun juga sakura terlalu kasar kepada sasuke, seseorang yang biasa nya lembut saat berbicara bisa menghela nafas kasar dan merasa cukup atas tuduhan sakura.

World Class SinnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang