Chapter 1 : Hands To Myself

1.1K 57 2
                                    

Can't keep my hands to myself. I mean I could but why would I want to?

Setiap insan di dunia mempunyai jalan hidup yang berbeda, meskipun jalan yang di lewati berkerikil manusia akan tetap terpaksa berada di pijakan tersebut dan melangkah meskipun telapak kaki yang sudah bercucur darah. Mereka yang berjalan melewati jalan yang di aspal mulus hanya perlu menyelimuti kaki mereka dengan sepatu bagus yang akan membawa mereka – they said good shoes will bring you to the good places – namun bagaimana mereka yang hanya menjalani hidup karena nafas yang mereka punya? Tanpa alasan jelas kenapa mereka ada di dunia ini? Mempertanyakan setiap hari nya kenapa perlahan gairah hidup yang menyurut menghilang di telan kegiatan sebagai kaki manusia yang terus melangkah. Sebenar nya apa definisi sebuah kehidupan dan manusia bagi sudut pandang mereka di luar sana? Seorang wanita meremas plastik bekas roti gandum yang baru saja ia habiskan di tengah jam istirahat siang nya, kaca mata bertengger di hidung mancung nya, kedua pipi yang merona karena riasan yang ia pakai dengan bibir yang merekah merah karena polesan lipstick yang ia kenakan. Ia kembali melangkah membuka tutup botol minum nya lalu meneguk air mineral yang mendorong rasa serat di kerongkongan nya, helaan nafas menjadi akhir usai ia meletakan botol minum berwarna putih itu di atas meja kerja nya.

Salju mulai turun di luar sana karena masuk nya hari natal esok hari dan juga dekat nya tahun baru menuju dua ribu dua puluh empat yang tinggal menghitung hari – cepat sekali waktu berjalan – namun sakura mereka diri nya masih sama saja. Wanita bernama lengkap haruno sakura itu mendudukan diri nya kembali setelah mengambil secangkir coklat hangat dengan marshmallow yang mengapung di atas nya serta kepulan asap – udara sangat dingin hingga pemanas ruangan pun terasa tidak semenghangatkan itu – pada dasar nya itu adalah mesin, kehangatan sementara. Sakura selalu merasa bahwa diri nya tidak akan merasakan sebuah kehangatan hadir nya seseorang di saat seperti ini, lagi pula ia sudah terbiasa sendiri sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama nya. Ya, meskipun ia mempunyai dua orang sahabat yang selalu ada untuk nya. Namun, kedua wanita itu juga mempunyai pasangan mereka – miris tetapi sakura lebih baik menyendiri di bandingkan menjadi nyamuk di antara kedua pasangan yang iba kepada nya karena menjadi jomblo di penghujung tahun dua ribu dua puluh tiga ini – lagu dari gangga blue jeans menemani diri nya membaca beberapa berkas laporan rawat jalan pasien yang berada di bawah tanggung jawab nya. Ketika setiap orang memilih mengambil waktu libur mereka, memesan tiket dan menyiapkan dekorasi rumah yang hangat, terbalik dengan wanita yang super senang dengan pekerjaan nya. Wanita itu malah mengambil semua pekerjaan nya di hari libur seperti ini – mau tidak mau di bandingkan ia harus berdiam diri di rumah – lalu meratapi nasib menjadi wanita berusia dua puluh delapan tahun yang menyendiri.

Tok tok tok.

"masuklah" seru nya melepaskan pandangan nya dari kertas yang ia pegang.

"haruno sakura" wanita berparas cantik dengan rambut pony tail nya dengan seorang wanita berambut hitam legam panjang memasuki ruangan nya, " oh come on! Stop this shit, we should go to party now!"

"ino look, I have a lot of things to do now" netra hijau sakura memutar malas menanggapi rengekan sahabat sekaligus rekan kerja nya Yamanaka ino, "bukankah kalian berdua seharus nya pergi bersama kekasih kalian sekarang?"

"we have different schedule for that saku chan, kau sudah berjanji malam ini kita akan ke bar Shibuya" suara lembut nya membuat sakura menatap wanita yang tersenyum kepada nya.

"hinata aku-" belum selesai berucap ino langsung membereskan berkas di meja di ikuti dengan hinata yang meraih tas serta coat yang tergantung di ruangan.

"aku tahu kita adalah dokter, namun kita tetaplah manusia dengan jiwa muda sakura, ayolah!" tawa nya dengan licik menarik lengan sakura yang hanya bisa pasrah karena barang nya yang sudah di angkut.

World Class SinnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang