"kukira kehidupan disini akan berjalan sebagaimana alur dicerita novel buatanku, hingga aku tersadar bahwa kehidupan dinovel ini telah rusak".
"kukira hidupku sudah tamat dan tidak memiliki harapan lagi".
"berulang kali aku tewas dan hidup lagi".
"s...
Aku duduk terdiam untuk sementara waktu sembari melihat mayad si viguran.
Viguran lain mulai duduk disebelahku dan berkata, "Tak perlu sedih, ini adalah bencana bukan unsur kesengajaan".
"Tapi aku gagal melindunginya".
"Melindunginya bukanlah tugasmu, ini tugas kita semua sebagai kelompok, yaitu saling melindungi", ucap viguran tersebut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bryan, ada benarnya andre, kau tidak bersalah" ucap denis sembari memegang pundakku.
Tiba-tiba seekor kucing masuk ke kelas dan mendatangi andre.
"Oh boy, kau kemari sendiri" ucap andre kepada seekor kucing.
"Meow" jawab kucing tersebut sambil mendekur di pangkuan andre.
"Brain, kau pasti tidak tau ini siapa?" Tebak-tebakkan dari andre kepadaku.
"Memangnya dia siapa?"
"Ini boy" jawab andre sambil tersenyum.
Kami bertiga pun tertawa bersama.
Setelah beberapa saat, kami memutuskan meletakkan mayad di kelas sebelah dan mendoakannya supaya tenang disana.
Malam pun tiba, lagi-lagi nia menyuruhku mengantarnya ke toilet, tapi kali ini lili ikut juga ke toilet.
Sembari menunggu mereka, aku mulai melihat ke luar jendela.
Dan benar saja sosok rasaksa kemarin masih ada di lapangan sekolah ini.
Setelah selesai dari toilet kami kembali ke kelas dan pergi tidur.
Aku terbangun di pagi yang cerah dan ini adalah hari ke3 dan aku masih hidup.
Kami mulai memasak mie dan memakannya bersama-sama sembari tertawa.
Kami memutuskan pergi lagi ke lantai atas untuk mecari makanan dikantin lantai 3.
Tanpa kusadari lantai 3 penuh dengan zombie biasa tanpa pikiran.
Kami mulai membunuh para zombie yang menghalangi dengan cepat, dan sampai ke kantin tanpa hambatan apa pun.
Segerombolan tangan yang menjijikan tiba-tiba muncul dari jendela dan menangkap salah seorang dari kami.
Kim seojun yang mengikuti tim pelindung mengeluarkan pedangnya dan menebas kumpulan tangan tersebut.
Sebuah mata yang sangat besar terlihat menatap kami.
Sosoknya yang dikira berukuran kurang lebih 15 meter itu membuka mulutnya dan mengeluarkan semacam gas berwarna biru pekat di seluruh wilayah sekolah ini.
Kami tidak bisa melihat satu sama lain, jadi kami memutuskan untuk terus bergandengan tangan untuk menolong satu sama lain.
"Ingat semua, jangan pernah melepaskan tangan kalian!!"
Dan benar saja sekumpulan tangan mulai menangkapku dan menarikku dengan kekuatan penuh.
Sebuah api tiba keluar entah dari mana, yang membuat gas tersebut menghilang karena terbakar.
Zombie raksasa juga terbakar karena gas tersebut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ternyata ada yang menyalakan korek api yang membuat gas tersebut terbakar.
"Bagus alex, kau pintar" ucap andre kepada alex.
Zombie raksasa tersebut mulai terjatuh dan menggeliat.
Tapi hal itu tidak berlangsung lama, dia bangkit lagi.
Kami mulai mencari cara untuk membunuh zombie raksasa tersebut. "Bagaimana kita akan membunuhnya?"
"Kita bisa pakai bom molotov", jawab alex.
"Bom apa??", tanya denis kepada alex.
"Bom molotov itu terbuat dari botol dan diisi dengan solar dan ujungnya itu api", jawab alex.
"Yang digunakan untuk tawuran itukan??", Tanya ku kepada alex.
"Ya, yang seperti itu", jawab alex.
"Tapi dimana kita bisa mendapatkan botol dan solar?" Tanya andre.
"Bagaimana dengan ruang guru?", jawab alex dengan senyum.
"Tapi ruang guru ada dilantai satu, bagaimana kita bisa kesana?", tanyan denis.
"Tentu saja kita akan berjalan ke sana", jawab alex.
"Maksudku disanakan masih banyak zombie?", ucap denis.
"Benar juga, apalagi dengan zombie mutans", ucapku kedapa semua orang.
"Apa itu zombie mutans?", tanya andre.
"Itu zombie yang memiliki kemampuan khusus seperti zombie kemarin", jawabku.
Kami mulai melangkah ke lantai satu, dan benar saja ada sangat banyak zombie, mungkin karena banyak viguran yang lari untuk keluar dari sekolah ini, tapi malah menjadi zombie.
Saat ini aku dan kelompokku masih melihat keadaan di tangga lantai satu.
Sebuah tangan yang panjang tiba-tiba menyerang kami. Tangan tersebut mengeluarkan semacam duri yang sangat panjang dan tajam.