"Apa ini semua ulahmu?", tanyaku kepada bryan si MC dari novel ini.
"Idenya memang dariku tapi yang mewujudkannya bukan aku", jawab bryan.
"Lalu siapa yang melakukan semua ini?"
"Dia adalah moderator, dia yang mengendalikan semua ini, dan dia juga yang mengambil jiwamu ke sini", ucap bryan sambil tersenyum.
"Mengapa kau mau menurutinya?", tanyaku kepada bryan.
"Karena dia akan membuatku pergi dari dunia novel menuju ke dunia nyata tempatmu lahir", jawabnya kepadaku.
"Memangnya mungkin untuk keluar dari sini?", tanyaku kepada bryan.
"Tentu, jika bisa masuk pasti bisa keluar",jawabnya dengan santai.
"Apa aku bisa pergi dari dunia ini?", tanyaku kepada bryan sambil menatapnya dengan serius.
"Memangnya kau tidak ingat bagaimana hidupmu sebelum masuk ke sini?", ucapnya kepadaku.
"Tidak, sama sekali tidak".
"Kau mengakhiri hidupmu karena overdosis, lalu moderator memasukanmu ke sini", jawab bryan dengan tersenyum.
Dan aku mulai mengingat hidupku yang menyedihkan, dimana aku menjadi seorang pecandu dan mati.
Aku memakan banyak obat terlarang hingga tewas, aku terlalu sedih karena masalahku.
Karena Lia tewas saat kami sedang tunangan.
Lia tewas meninggalkan diriku untuk selamanya.
Kami sudah saling mengenal dari dulu sejak masih kecil.
Aku yang hanya seorang penulis mulai menulis banyak cerita untuk mengisi waktu dan mencari uang.
Para penerbit tidak menerima ceritaku yang membuatku semakin frustasi.
Dan aku pun menjadi seorang pecandu dan tewas overdosis.
"Hei, mengapa kau melamun?", teriak bryan kepadaku.
"Aku adalah musuh terakhirmu", ucapnya kepadaku.
Dia mulai berubah menjadi menyeramkan, tubuhnya mulai menjadi tinggi dan banyak tentakel menempel di punggungnya.
"Aku memberimu pilihan!! Kau menjadi viguran saja atau akan tetap melawanku?", ucap bryan.
"Semua, apa yang akan kita lakukan?", aku harus mengambil keputusan bersama, aku tidak ingin ada yang mati lagi.
"Kita harus melawan!, dia adalah tujuan akhir kita", jawab denis.
"Denis benar, kita harus melawan!", ucap alex.
"Aku gak paham apa yang ucapkan dari tadi? mulai dari moderator sampai kematian bryan dan bryan lain? Ada apa semua ini??", ucap seorang viguran.
"Kau memang viguran yang naif, apa kau tak paham dengan semua ini", ucap bryan sembari tersenyum.
"Tidak, memangnya semua ini kenapa?".
"Dia atau yang panggil bryan itu, dia adalah asal muasal pemyebab kehancuran dunia ini", ucap bryan kepada viguran sambil tersenyum kepadaku.
"Lalu bagaimana?".
"Jika dia mau memberikan jiwanya kepada moderator maka semua ini akan selesai".
"Jadi aku harus membunuhnya??", viguran tersebut mulai putus asa akan semua ini.
"Tidak juga, jika dia mati semua akan berulang dari awal lagi".
"Bryan serahkan saja jiwamu!!", dia mulai memohon kepadaku sambil menangis.
"Apa kau sudah mendengar suara dikepalamu? Jika kau mengikuti arahan suara tersebut maka kau akan bahagia disini selamanya".
Aku gak paham apa maksudnya dengan suara dikepalaku.
Ini membuatku bingung dan stress.
"Bryan jangan menyerah! kita sudah berusaha sampai disini", ucap nia kepadaku.
"Jadi kalian ingin mengalahkanku? Apa kalian ingin membunuhku? Aku jadi penasaran?"
Entah bagaimana gedung sekolah ini menjadi aneh banyak tentakel yang mulai keluar dari jendela dan tembok-tembok di gedung sekolah.
Gerbang pagar untuk keluar dari sekolah ini juga tertutup oleh gumpalan daging yang menjijikkan.
Sebuah tentakel menjadi benda tajam dan membunuh semua viguran yang ada.
"Ini mungkin menyakitkan tapi semua viguran itu sudah di takdirkan untuk tewas".
"Kau membunuh mereka semua, kau iblis, kau memang iblis", ucapku kepada bryan.
"Kau lah yang iblis, kau menulis cerita yang sangat buruk, kau membuatkan aku takdir yang buruk, kau membuat aku menerima takdir yang buruk, semua masalah tertimpa kepadaku"
Aku tidak dapat menyangkal mengenai hal ini, karena itu adalah kenyataan.
______________________________________
Jangan lupa tinggalkan vote dan komen kalian
KAMU SEDANG MEMBACA
SURVIVED
Mystery / Thriller"kukira kehidupan disini akan berjalan sebagaimana alur dicerita novel buatanku, hingga aku tersadar bahwa kehidupan dinovel ini telah rusak". "kukira hidupku sudah tamat dan tidak memiliki harapan lagi". "berulang kali aku tewas dan hidup lagi". "s...