SEDIKIT DEMI SEDIKIT

54 20 2
                                    

"AKU AKAN MENCOBA MENGUBAH ALUR" teriakku dengan semangat.

"Lihat dia berteriak, dia memang aneh" ucap seorang viguran bernama indria.

Aku mulai mengingat nama tersebut, dia termasuk pembawa penyakit ke sekolah.

Viguran yang hanya terlihat namanya itu perlahan mulai sedikit berubah, warnanya berubah, dari hitam menjadi sedikit merah.

Dengan cepat aku meraih sebuah Cater(sebuah pisau untuk mempertajam pensil), tanpa pikir panjang aku menyembelih viguran bernama indria itu dan menusuknya berulang kali sampai dia tewas.

Viguran lain hanya terdiam dan mundur dengan perlahan, aku juga ingat lisa membawa penyakit juga.

Aku mulai mendatangi kelas lisa, aku membanting pintu kelas tersebut dengan keras karena sedang kesal, aku melihat lisa sedang berbicara dengan viguran lain, dia menolehku dengan tersenyum dan melambaikan tangannya.

Aku pun mengangkat sebuah meja didekatnya dan menghantamkan meja tersebut ke lisa secara bruntal.

Lisa pun tewas ditanganku.

Beberapa polisi mulai mendekat dan menodongkan pistol ke arahku, bagiku para polisi tetaplah viguran yang memakai seragam.

Aku mulai mendekati polisi tersebut, polisi tersebut berteriak,
"Letakkan senjatamu dan diam di situ".

Namun aku tidak mempedulikan ucapan polisi tersebut, dia mulai melepaskan beberapa peluru, dan semuanya tepat mengenai dadaku yang menyebabkanku mati untuk ke 6 kalinya.

Aku terbangun seperti biasanya, aku mulai mengingat ucapan lisa, dia bilang, dia menaiki sebuah bis yang berisi orang sakit.

Aku mulai mengambil ponselku dan memberi pengumuman digrup sekolah supaya tidak ada yang menaiki bis, aku juga menelpon lisa supaya tidak naik bis dan langsung pergi ke sekolah tanpa diriku.

Aku mulai menyiapkan persiapan seperti palu, pisau dan bebera senjata lainnya.

Aku pun pergi ke sebuah minimarket, aku menodong kasir disana dengan pisau supaya memberiku makanan gratis.

Si kasir dengan ketakutan memberiku banyak makanan istans, dia juga memberiku kereta dorong.

"Maaf, aku harus menodong dengan pisau, sebentar lagi dunia akan hancur, sebaiknya kau simpan makanan juga",
Aku benar-benar menyesal karena menodong kasir dengan pisau.

Aku harus segera ke sekolah, dan aku harus mengumumkannya di spiker sekolah.

Pukul 06:00 aku baru selesai mandi, aku sengaja membawa baju olahraga dan jaket ku, baju olahraga supaya pergerakanku tidak sulit dan jaket supaya tidak kedinginan.

Tepat pukul 06:17 aku sampai disekolah, aku mulai mengumumkan informasi tentang penyakit ini di spiker,
"Harap semua orang untuk menghindari orang yang sakit, ciri fisik penyakit ini adalah kulit pucat, nadi menjadi hitam dan mimisan".

Aku mulai memasuki kelasku, aku mulai berdiri didepan kelas layaknya seorang guru, kebetulan wali kelas sedang duduk dikursi dengan memainkan ponselnya.

"Semuanya harap dengarkan aku! Aku ingin menyampaikan bahwa dunia sedang tidak baik-baik saja untuk saat ini",
semoga mereka mendengarkan ucapanku.

"Mengapa kita harus mempercaimu?"
Ucap salah seorang viguran disana.

"Dan bagaimana kau tau tentang penyakit ini, pemerintah bahkan belum mengumumkannya secara nasional",
Ucap salah seorang viguran lagi.

Mereka benar-benar membuatku marah tapi ya bagaimana lagi,
"Sebenarnya aku datang dari masa depan, aku datang dengan misi untuk memerbaiki masa saat ini",
Semoga ini bisa menjadi alasan yang bagus.

"Omong kosong apa lagi ini?" Ucap viguran yang berperan sebagai wali kelas tersebut.

Wali kelas tersebut memililiki lengan kiri yang berwarna merah,
"Kau sudah terinfeksi, mengapa dengan lenganmu?".

"Tadi aku terjatuh didepan kelas" ucap wali kelas tersebut.

"B4ngsat kau berbohong, kau tadi digigitkan?". Aku benar-benar yakin dia terinfeksi.

"Hei, kau sangat tidak sopan, kau tau siapa aku?" Ucap wali kelas tersebut.

"Hei j4lang, keluar dari kelasku!" Ku harap dia pergi.

BRAKKK....... SUARA MEJA YANG DI BANTING KE LANTAI,
"dimana adabmu? Dia ini gurumu"
Ucap viguran tersebut.

"Ini telah terinfeksi" ini semakin menyusahkanku saja.

Wali kelas tersebut melepas bajunya dan hanya memakai dalaman berupa baju tips, dia menujukkan tangannya kepada viguran lain,
"Lihat, aku tidak mempunya luka gigitan!".

"Ini luka karena terjatuh"
Ucap salah satu viguran.

Tiba-tiba wali kelas mimisan dan nadinya menjadi hitam pekat.

SURVIVEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang