Love?!

293 26 0
                                    

(Rae Poov)

Entah bagaimana kejadian malam itu sampai juga ke telinga Nenek, berkali-kali ku jelaskan ini bukan salah Yeri, ia hanya menertawakanku. Ram pelakunya.

Tapi nenek tak peduli, melaporkannya pada Pak Darma, membawa masalah ini ke sekolah, dan akhirnya Yeri pindah dari sekolah ini.

Aku merasa agak jahat karena sejak kepergian Yeri, udara di sekolah mendadak jadi lebih segar. Walaupun aku masih merasa risih dengan pertanyaan tentang rambutku, tapi semuanya berjalan dengan lancar.

Dan tebak. Hari apa ini? Yup! Ini adalah hari ulang tahunku. Dan lagi hari ini hari Minggu. Jadi rencananya aku akan ke panti untuk merayakan hari ini.

"Selamat ulang tahun ya cucuku!" kata nenek sambil mengusap puncak rambutku lalu mengecup pipikku. Aku hanya tertawa mengangguk.

"Hari ini kamu ke panti kan?" aku mengangguk. Nenek mengajakku ke dapur memberikan rantang makanan untuk di makan bersama di panti nanti.

"Nek. Klo aku pulangnya agak sore gak papa kan?" tanyaku. Nenek mengangguk paham. Aku bersorak dalam hati. Keluar rumah dengan senang walaupun bawaann yang ku bawa sedikit berat.

Aku sampai di ujung lorong rumahku, melewati kedai Bang Mus, dan memasuki lorong nanti di ujung lorong itu aku akan menemukan panti tempat tujuanku.

"Rae!" panggil seseorang aku membalikkan kepalaku dan menemukan Eka dengan senyum menawannya.

"Eka! Mau ke panti juga?" tanyaku. Lalu kami berjalan bersama menuju panti.

"Iya. Eh, barang bawaan kamu banyak banget. Sini aku bantu! Ada acara apa nih?" tanyanya, ia lalu mengambil beberapa rantang yang kubawa.

"Hari ini aku ulang tahun" jawabku singkat. Eka menghentikan langkahnya.

"Serius?" aku menghentikan langkahku menatap Eka. Apa yang salah dengan ulang tahun?

"Ya ampun Rae! Kenapa nggak bilang! Kan bisa aku beliin kado!" katanya sambil menepuk jidatnya. Aku hanya tertawa mengatakan bukan masalah besar lalu kami melanjutkan perjalanan kami.

Anak panti menyapaku senang, apalagi saat melihat rantang yang aku dan Eka bawa. Kami makan bersama setelah menyanyikan lagu ulang tahun.

Setelah makan kami bermain bersama di luar. Kami membagi jadi dua tim masing terdiri dari 7 orang. Aku dan Eka berbeda tim dan menjadi ketua kelompok.

Kami bermain air. Saling menyiram, menyemprot satu sama lain. Tapi aku dan Eka tak boleh kena karena kami rajanya. Kalau kena air berarti kami kalah.

Ini seru sekali! Tiba-tiba seorang anak dari tim Eka mengejarku sambil membawa gayung. Gawat! Aku pun berlari menghindarinya, saat menolehkan kepalaku ke belakang. Seseorang memelukku dan menarikku ke belakang hingga kami terjatuh berguling-guling.

Saat aku membuka mata ku lihat wajah Eka dekat sekali denganku. Aku menatap mata hitam miliknya, saking hitamnya ada bayangan wajahku di sana. Di sekitar kami penuh dengan tawa canda anak panti tapi hanya suara detak jantungku yang ku dengar.

Byurrr....

Siraman air dari anak-anak membubarkan khayalanku. Aku kalah. Eka tertawa bahagia sekali tapi ia tak mau mengubah posisi ini.

Byurrr....

Siraman kedua tepat mengenai Eka. Aku tertawa dia kalah. Kami bangun sambil tertawa. Lalu semua anak menyiram kami tak peduli dia dari tim mana. Eka memelukku berusaha melindungku dari siraman air, aku berlindung di tubuh Eka dan tertawa.

Ini ulang tahunku yang istimewa di tambah keberadaan Eka di sampingku.

~~~~

Kami sudah ganti baju. Aku sedang bersenda gurau bersama Rian. Rian ini umurnya 6 tahun dan dia pintar sekali berbahasa Inggris dan bermain piano. Kadang-kadang ia datang menghampiriku dan bercakap-cakap dalam Bahasa Inggris. Akhir-akhir ini kemampuannya melesat cepat hingga kadang aku yang kewalahan menjawabnya.

Si "Rambut Biru"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang