Mission Complete

295 21 4
                                    

Mungkin part ini agak panjang. Selamat membaca ^_^

(Author Poov)

Eka dan Dita bersitatap, mereka sama-sama terkejut. Eka terkejut karena tidak menyangka atas perbuatan Dita. Dan Dita yang tak menyangka perbuatannya di lihat oleh Eka.

Tidak! Ini belum saatnya Eka tahu siapa Dita. Dita pun berlari meninggalkan Eka yang berteriak memanggil namanya.

Sementara di UKS. Rae belum sadarkan diri, ia bermimpi tentang putri raja dan kematian seorang raja. Tangisan putri itu begitu menyayat hati Rae, tanpa ia sadari setetes air mata keluar dari matanya yang tertutup rapat.

Saat ia terbangun, ia menemukan Yeri duduk di sampingnya. Bukankah? Yeri sudah pindah? Tapi entah kenapa tak ada sorot mata benci di sana. Ia menatap Rae persis seperti tatapan seorang ibu ke anaknya. Tatapan kasih sayang. Apa yang terjadi sebenarnya?

"Anda sudah bangun tuan Putri?" katanya lembut, eh? Tuan Putri?

"Aku tau apa yang kau impikan tadi. Itu kau Rae, putri kerajaan itu yang kau impikan itu adalah dirimu, Rae. Tidak. Princess Azka. Dan laki-laki yang kau tangisi itu adalah Ayahmu, The Lord Melvin" jelas Yeri lembut, tangannya mengenggam jemari Rae erat, seolah hendak mengirimkan sejuta ketenangan. Tapi bagaimanalah ia bisa tenang, sampai sekarang Rae sama sekali tak paham apa yang sedang terjadi saat ini.

Rae mengerjap-ngerjapkan matanya, berusaha membuat nyaman matanya. Oh, kepalanya masih terasa sakit sekali.

"Rae" panggil seseorang, Rae menolehkan kepalanya dan melihat Eka yang sedang menyodorkan segelas air kepadanya.

"Eka? Yeri kemana?" tanya Rae, Eka mengerutkan keningnya dalam.

"Kau mengigau ya? Dari tadi aku di sini menemanimu. Tak ada Yeri. Kau lupa di sudah pindah?"

"Tapi tadi dia di sini Eka! Aku yakin sekali! Dia menceritakan tentang... Ah, apa ya? Sepertinya penting sekali"

"Sudahlah itu hanya mimpi. Kau mau pulang?"

"Eh? Sudah pulang?" Eka tertawa kecil mengangguk. Lalu Eka pergi meninggalkan Rae sendirian katanya ia mau mengambil tas Rae di kelas.

Hampa. Itulah yang Rae rasakan saat mendengar langkah kaki Eka yang berjalan menjauh. Semua terasa salah saat Eka pergi. Apakah Rae menyukai Eka? Atau ini hanya karena Rae senang bersama Eka? Haha. Pertanyaan itu intinya sama, Rae senang bersama Eka karena Rae menyukainya.

Di tengah lamunannya Eka masuk ke UKS. Di bahu kanannya tersampir tas miliknya, dan di bahu kirinya ada tas milik Rae.

"Makasih" gumam Rae. Ia segera memeriksa tasnya, mengabsen barang-barang dalam tasnya. Lalu ia mengambil ikat rambut yang ada dalam tas itu dan menguncir rambutnya, menyisakan poni dan anak rambut di sekitar wajahnya.

Setelah selesai, manik matanya tak sengaja menatap Eka yang menatapanya intens. Mereka bertatapan dan mengirimkan berjuta rasa melalui tatapan itu. Waktu berjalan lambat sekali, tapi darah mereka berdesir cepat.

"Kau cantik" kata Eka. Seketika tubuh Rae menegang. Ayolah, siapa yang tak senang ketika cowok yang kita sukai memuji kita. Eh? Apakah Rae menyukai Eka? Tentu saja iya. Tepat di detik itu juga.

"Eka. Mungkinkah... Kamu menyukai ku?" kata Rae pelan tanpa melepas pandangan mereka.

"Maafkan aku. Ini semua salahku" katanya cepat. Eka mengalihkan pandangannya. Tapi tidak dengan Rae, ia masih menatap wajah Eka. Eka yang sadar di tatap Rae, kembali menatap Rae dengan ekspresi terkejut.

"Tidak! Jangan bilang..."
"Aku terlanjur menyukai mu" kata Rae cepat. Membuat Eka menganga terkejut. Ia segera memegang bahu Rae, menatapnya.

"Kumohon! Hapus perasaan itu. Kita berbeda Rae. Sungguh, kita tak akan mungkin bersama. Ini salahku biarlah aku yang menanggung rasa ini. Jangan sampai kau juga. Kumohon Rae!" Rae terhenyak mendengar perkataan Eka. Apakah ia baru saja di tolak? Tapi bukankah Eka menyukainya juga? Eh, dia tidak mengatakannya sih tapi... Tapi apa Rae, jelas kau salah paham. Dia tidak bilang dia menyukaimu kan? Itu hanya khayalanmu saja!

Si "Rambut Biru"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang