Lady Fiona Sakit

314 22 6
                                    

(Rae Poov)

Plop...

Aku terbanting pelan dari tempat duduk ku. Yeri masih terlihat sibuk dengan panel canggih di hadapannya. Aku menatap pemandangan sekitar di luar kapsul.

Eh? Benar kami sudah sampai di Klan Anaru? Perasaan ini tempat yang sama deh dengan ruang bawah tanah di rumah Om Darma.

"Kita sudah sampai. Aku dulu juga terkejut waktu pertama kali sampai di bumi" Yeri tersenyum kepadaku, lalu kami keluar dari kapsul itu.

Kami menaiki sebuah tangga. Tepat di atas tangga ada sebuah pintu. Yeri segera membukakannya untukku dia membungkuk mempersilakan ku untuk lewat.

Aku lupa untuk menyuruhnya bangun atau meledeknya karena pemandangan di depanku sempurna membuatku menganga kagum.

Di depan ku ada sebuah istana yang megah nan indah. Berdiri dengan angkuhnya di sana. Ada satu pintu paling besar yang di jaga oleh prajurit gagah, ada ratusan tiang dan puluhan kubah di sana. Warnanya biru muda dipadu dengan warna hijau di kubah atau tiangnya.

"Kau terpukau dengan rumahnu sendiri?" ejek Yeri aku tertawa.

Yeri menaiki kuda berwarna coklat. Aku melongo. Untuk apa?

"Kau mau menyebrangi halaman istana seluas ini dengan berjalan kaki. Ku rasa kau akan sampai sore nanti" aku menatap halaman istana yang ditutupi rumput-rumput yang pendek.

Benar juga sih, halamannya luaassss.... Sekali, di samping kanan ada air terjun. Lalu airnya mengalir ke belakang istana. Suatu saat nanti aku harus ke sana.

Aku menaiki kuda putih yang kata Yeri adalah milikku dan mengikuti Yeri dari belakang.

Saat sampai di pintu utama istana, kami di cegat oleh pengawal istana,

"Siapa kalian?"

"Princess Azka telah kembali!" kata Yeri lantang, semua mata tertuju ke arahku lalu mereka segera membungkuk.

"Maafkan kelancangan kami yang Mulia Princess Azka" kata pengawal itu. Aku mengangguk, aku merasa gerah karena harus bersikap formal. Dulu waktu di bumi aku bisa bergerak sesuka hatiku. Sekarang setiap orang yang ku lewati langsung membungkuk takzim, saat aku balas membungkuk Yeri segera memegang bahuku dan menggeleng.

"Aku rasa kau harus mengulang semua pelajaran etika" bisik Yeri.

Aku memasuki sebuah ruangan yang besar, dengan ranjang yang besar yang langsung menghadap ke jendela. Di samping kanan ada lemari yang hampir menutupi seluruh dinding. Di kiri ada pintu menuju kamar mandi.

Lalu masuklah 3 orang dayang dan berkata, "Princess, saatnya kita bersih-bersih"

"Tapi aku mau bertemu ibuku!" kataku pada Yeri.

"Kau tak mungkin menemui Lady Fiona dalam keadaan seperti ini, walaupun aku yakin itu bukan masalah bagi ibumu"

Aku akhirnya menurut untuk di ajak mandi. Jauh aku datang ke sini hanya untuk mandi.

Sambil berendam aku ingat Nenek bilang ibuku pasti cantik karena aku cantik. Aku menoleh ke kanan dan melihat bayangan wajahku di cermin. Ku perhatikan lamat-lamat wajahku tapi ingatan ku tentang wajah ibu tak muncul.

"Kita bisa bersiap-siap sekarang Princess" kata seorang dayang tiba-tiba, aku mengelus dadaku saking terkejutnya. Tak bisakah mereka mengetuk pintu dulu?

~~~~

15 menit kemudian....

Aku sudah siap, dengan gaun berwarna pink muda. Rambutku di sanggul, lalu dipakai bando berwarna emas. Aku suka sekali bando itu.

Si "Rambut Biru"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang