Bye Bye Yeri

293 25 2
                                    

(Eka Poov)

Aku sedang tidur-tiduran bersama teman sekamarku, Ram.

"Lu tadi kelewatan bgt deh!" ini permintaan Ram sendiri untuk saling memanggil lu-gua.

"Gue nggak sengaja, Eka" jawabnya cuek, sambil membaca-baca majalah.

"Tapi lu blom minta maaf!"

"Iya, iya! Nanti klo ketemu orangnya gue minta maaf, puas?" aku hanya menghembuskan napas kesal.

Ting..tong...

"Bukain sono!" kata Ram. Baiklah. Akupun membuka pintu hotel kamar kami, dan menemukan sosok Rae di sana. Aku refleks tersenyum tapi buru-buru ku sembunyikan senyum itu.

"Kenapa?" tanyaku sedikit jutek. Ini permintaannya kan?

"Aku mau balikin jaket kamu. Makasih ya. Oh ya, kamu abaikan aja permintaan aku kemarin!" katanya sambil tersenyum lebaar sekali. Aku sedikit canggung menerima senyuman itu.

"Oke deh. Oh! Ram!!! Ram!!!" teriakku ke dalam.

"Apaan sih?" balasnya kesal.

"Ada Rae nih! Cepet! Katanya lu mau minta maaf?"

"Nggak bisa besok aja apa?"

"Nggak bisa! Cepetan!" lalu dengan kesal dia bangun dan menuju pintu, aku membuka pintu lebih lebar.

"Hai Rae, gue...." Ram tertegun menatap Rae. "Elah gak usah sok drama deh! Cepetan!" teriakku gak sabaran.

"Ck... Gue minta maaf ya karena tadi nggak sengaja nyiram kamu. Maaf" Rae mengangguk lalu tersenyum.

"Oh jadi itu kamu? Yaudah deh aku maafin!" lalu mereka berjabat tangan.

"Udah gak usah lama-lama! Masuk sono lu!" aku memisahkan tangan mereka karena tiba-tiba aku merasa tidak suka melihat mereka seperti itu.

Aku menutup pintu hotelku setelah Rae membalikkan badannya dan kembali ke kamarnya.

"Njir! Si Rae cakep juga tuh!" katanya semangat. Aku menatapnya sinis,

"Lupa ya lu tadi abis siram dia?"

"Hehe... Gue tadi khilaf men! Ohiya kenalin gue sama Rae dong!!! Plis!!!" katanya sambil berakting imut. Aku melempar bantal ke mukanya.

"Nggak! Dia sasaran gue! Awas aja lu ganggu-ganggu dia! Gue pites lu!" seketika aku tertegun. Aku berbicara seolah aku menyukainya. Tapi tidak kan? Ya itu tidak mungkin Rae itu orang bumi aku bukan. Jadi nggak mungkin kan?

"Ya udah! Selo bang!" gerutunya. Ia mematikan lampu dan menyalakan lampu tidur membuat suasana kamar remang-remang. Tak lama ku dengar suara dengkuran Ram, tapi tidak denganku.

~~~~

2 hari kemudian....

Aku memasuki kelasku. Sebelum duduk aku melihat tas Rae tapi orangnya tidak ada. Kemana dia? Aku melihat ke belakang. Ada Yeri and the genk sedang bercanda ria. Hmm... Sepertinya ini tidak ada kaitannya dengan Yeri.

Hingga masuk kelas, Rae tidak ada di bangkunya. Saat guru mengabsen dan tau Rae tidak ada, beliau hanya mengangguk paham. Ada apa ini?

Saat istirahat, Radit datang ke kelas yang langsung di sambut oleh Yeri. Tanpa memedulikan Yeri yang bergelayut manja di tangannya, Radit memanggilku dan Dita.

"Eka! Dita! Yeri! Kalian di panggil ke ruang sekolah!" seketika Yeri melepas pegangan tangannya ke Radit, aku menatapnya tak percaya entah bagaimana dengan Dita.

"Ada apa?" tanyaku. Dia hanya menggeleng kepalanya lalu pergi.

Sepanjang jalan aku berpikir kesalahan fatal apa yang telah ku perbuat hingga melibatkan kepala sekolah? Ku lihat Yeri dan Dita berbisik-bisik membicarakan kesalahan apa yang mereka lakukan.

Si "Rambut Biru"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang