(Rae poov)
Namaku Rae. Aku gadis berumur 15 tahun. Aku bersekolah di sekolah swasta terbaik sekaligus termahal di kotaku. SMA Shinhwa. Tidak. Itu bukan nama boyband Korea. Bahkan sekolahku sama sekali tidak berbau Korea, entahlah kenapa namanya jadi begitu.
Aku adalah anak tunggal dari pemilik perusahaan terbesar di negaraku. Yap! Aku adalah putri konglomerat. Tapi jangan bayangkan kehidupan yang glamor. Walaupun aku putri konglomerat aku mencuci dengan tangan. Masak tanpa rice cooker. Menyapu tanpa vacuum cleaner dan sejenisnya.
Itu semua berkat nenekku. Ya, sejak orang tuaku meninggal 3 tahun yg lalu, aku tinggal bersama nenekku. Nenek tidak suka kehidupan yg glamor. Jadilah kekayaan orang tuaku sia-sia, tidak sia-sia juga sih tapi ya begitulah.
Benar, selain putri konglomerat aku adalah anak yatim piatu. Akhirnya perusahaan di ambil alih oleh anak buah Papaku. Tapi aku dan nenek tetap mendapatkan 15% dari penghasilan perusahaan. Walaupun hanya 15% tetapi itu cukup untuk menyekolahkanku di SMA Shinhwa ini.Dan sejak itulah keanehan itu terjadi.
Rambutku berubah menjadi biru setelah orang tuaku meninggal. Biru sempurna. Aku sudah melakukan berbagai hal. Dari mengecat rambutku jadi hitam (bertahan sementara), membotaki kepalaku (tetapi tumbuhnya biru lagi), dan banyak lagi. Hingga akhirnya aku menyerah, aku lebih malu jika kepalaku botak daripada memiliki rambut biru.Akhirnya dengan izin sekolah aku mendesain seragam sekolahku, aku menambahkan hoodie di belakangnya jadi aku bisa menutupi rambutku dengan itu.
Tapi tetap saja aku jadi bahan olokan di sekolahku. Padahal kalau aku anak manja aku bisa saja menyuruh suruhan Papaku untuk membangkrutkan perusahaan mereka. Papaku lebih dari cukup untuk bisa mengubah kehidupan orang lain 180° dalam sekejap. Tapi aku tidak mau karena menurutku itu urusanku dengan teman2ku jadi aku merasa tidak perlu melakukan itu semua.Klo di luar aku ditatap aneh oleh orang sekitar. Aku dianggap remaja alay yg dengan pedenya mengecat rambut menjadi biru sempurna.
~~~~~~~~
Aku memasuki gerbang besar sekolahku sendirian. Sebenarnya sekolahku adalah sekolah asrama. Tapi aku kasihan meninggalkan nenek sendirian, akhirnya aku memutuskan untuk tidak masuk asarama. Kok bisa? Bisalah perusahaan orang tuaku adalah pendonor terbesar di sekolah ini.
Setelah itu aku menyebrangi lapangan yg luas. Anak cowok sedang bermain basket ada yang bermain bola, voli, bulu tangkis. Sedangkan yg cewek duduk berkumpul di lapangan membicarakan cowok2 itu.Di depanku ada Yeri dan Radit yang sedang mengobrol. Katanya mereka berpacaran tapi aku yakin itu hanya gosip yg sengaja di sebarkan Yeri agar Radit tidak di dekati cewek lain. Karena kentara sekali hanya Yeri yang heboh berbicara sedangkan Radit hanya diam dan cuek saja. Atau memang Radit yang bawaannya dingin? Ah lagipula itu bukan urusanku.
Aku terus berjalan berpura2 tak melihat Yeri ataupun Radit. Malas saja berurusan dengan dia. Lalu masuk ke ruang loker, mengambil buku dan pulpen. Tak lupa mp3 ku. Tenang saja aku tidak akan menggunakannya saat jam pelajaran. Kugunakan untuk menunggu guru yang akan masuk, aku tidak punya teman untuk diajak berbicara sambil menunggu guru.
Keluar dari ruang loker. Aku berjalan menuju kelas melewati kantin yang masih ramai dengan murid yang sedang sarapan. Melewati tangga. Kelasku tepat di samping tangga.
Aku duduk di bangku yang paling tidak strategis, bukan di pojok (itu malah tempat yang paling bagus) tapi di depan. Tepat di depan guru, karena disana kita tidak bisa tidur, ngobrol, main hp. Sedangkan di belakang terserah mau ngapain toh guru gak ada yg liat. Ya, ini juga Yeri yang mengaturnya. Tapi berkat itu kepintaranku sedikit di atas rata2 dari mereka semua.
Aku mendegar lagu dari mp3 ku sambil membaca novel. Kalau sudah begini aku akan lupa dengan sekeliling ku.
Kelasku gaduh dengan kedatangan guru aku segera menyimpan novel dan mp3 ku di laci meja dengan rapi. Setelah itu Yeri masuk melewati mejaku dan duduk tepat di belakangku.
Tak lama masuklah wali kelasku. Di belakangnya ada seorang cowok sepertinya anak baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si "Rambut Biru"
De TodoNamaku Rae. Aku siswi dari sekolah swasta paling beken di kotaku. Walaupun aku yatim piatu orangtuaku adalah orang paling kaya. Aku adalah putri konglomerat tapi berkat Nenek aku sama sekali tidak manja. Kalian bisa memintaku melakukan pekerjaan rum...