MY HOME
Ingatlah
Tok tok tok....
Pintu di ketuk dengan pelan dan perlahan terbuka setelah didengarnya izin untuk membukanya. Jiwoong dengan ragu melangkah mendekat dan dapat dilihatnya Lyan yang tampak sibuk dengan beberapa tumpukan kertas di hadapannya.
"Duduk lah," ucap Lyan
Jiwoong termenung sesaat lalu duduk di hadapan Lyan yang masih menatap tumpukan kertas di hadapannya, hingga akhirnya pria itu menutup seluruh pekerjaannya dan menatap Jiwoong dengan sesama.
"Jadi...bagaimana keadaanmu sekarang?" tanya Lyan memperhatikan Jiwoong dengan teliti
Jiwoong mengangguk kecil sambil tersenyum "Sudah lebih baik, aku sudah baik-baik saja... aku rasa aku sudah pulih," jawab Jiwoong
Lyan menghela nafas sesaat lalu kembali membaca kertas di hadapannya dan menatap Jiwoong secara bergantian.
"Pindah kamarlah, aku rasa lebih baik kau berbagai kamar dengan Gyuvin saja," ujar Lyan yang lantas mendapatkan tatapan bingung dari Jiwoong.
"Kenapa tiba-tiba?" tanya Jiwoong yang di akhiri dengan keheningan.
Lyan menghela nafas dan beranjak mendekati Jiwoong serta duduk di sampingnya.
"Aku yakin kau mengenalku.... walau bukan dari otak mu mungkin dari hatimu," ucap Lyan yang lagi-lagi menerapkan tanda tanya besar bagi Jiwoong.
"Kita memang tidak dekat, tetapi saling berhubungan... kau ingat... sepuluh tahun lalu... dimana kita saling mengenal karena sebuah kejadian yang membuat kita saling membutuhkan," ujar Lyan yang lagi-lagi membuat Jiwoong berpikir dengan keras
"Dirumah sakit... dengan seorang anak yang terjatuh dari lantai dua,kau bilang kalau kau terlibat," ujar Lyan kembali mencoba mengorek ingatan Jiwoong.
Jiwoong semakin termenung salah satu hal yang ia ingat adalah hal yang sangat dengan susah payah ia pendam untuk dilupakan, namun apa benar yang itu?
Lyan menghela nafas lelah lalu menyerahkan sebuah koran yang telah di gulung rapi pada Jiwoong yang masih termenung.
"Sudahlah, kembalilah ke kamar kemasi barang-barangmu dan bergabung lah dengan Gyuvin," ucap Lyan yang langsung mendorong Jiwoong untuk segera keluar dari ruangan nya.
Jiwoong kembali termenung di luar pintu dengan menatap lipat koran di tangannya.
"Ku buka nanti saja....haaah bagaimana menjelaskannya?" tanya Jiwoong prustasi.
.
.
.
Pintu terbuka dan hal yang pertama Jiwoong lihat adalah Yujin yang berdiri tepat di depan pintu masuk.
"Oh...Hyung sudah pulang?" tanya Yujin dengan tatapan polosnya
Jiwoong tersenyum kecil hingga akhirnya pandangnya jatuh tepat di sebuah kalung yang Yujin kenakan saat ini, kalung yang langsung membawanya pada ingatan yang saat ingin ia hindari.
"Yujin-ah...kau....dari mana mendapatkannya?" tanya Jiwoong menunjuk kalung dengan gambar matahari menghiasinya.
Yujin menyentuh kalung yang ia kenakan lalu tersenyum tipis dan menatap Jiwoong dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Ini pemberian Hyung ku.... Jiwon Hyung yang meninggal karena kejadian sepuluh tahun lalu," ucap Yujin yang lantas semakin membuat Jiwoong terpaku.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY HOME
Fanfictionkalian adalah rumah kedua bagiku, rumah di mana aku bisa tersenyum, tertawa dan merasa bebas namun juga tempat di mana aku bisa merasakan takut dan menangis