Hari ini Kayla berencana untuk mampir ke sebuah toko kecantikan setelah pulang dari kampus. Kali ini dia pulang sendiri, dengan ojek online yang dipesankan oleh Jevin karena pemuda itu tidak bisa mengantarnya karena ada urusan di organisasi. Walau pun kelihatannya pemuda itu selalu bermalas-malasan menghabiskan waktu dengan bermain game online, sebenarnya dia pun cukup sibuk dengan jadwal organisasi yang sudah ia masuki sejak semester awal. Itu juga menjadi alasan kenapa Kayla kesal dengan Jevin yang lebih memilih bermain game dari pada menghabiskan waktu bersamanya setelah menyelesaikan kesibukan menjadi bagian dari himpunan program studi mereka.
Saat sedang sibuk memilih produk perawatan wajah, ponsel Kayla berbunyi menandakan ada panggilan masuk. Hal yang Kayla lakukan selanjutnya bukan segera mengangkat panggilan tersebut, melainkan menatap nama yang tertera di layar ponselnya dengan pandangan heran lebih dulu.
Yogi.
Sebelumnya, belum pernah diceritakan siapa Yogi dalam hidup seorang Kayla. Saat ia berada di kosan pun juga Yogi baru terlihat namanya saja.
Jadi, bisa dibilang kalau Yogi adalah orang terdekat Kayla setelah Jevin dan Taka (bahkan hampir saja Jevin tergeser oleh Yogi jika tidak ada tembok besar yang menghalangi keduanya untuk memiliki hubungan lebih). Yogi sudah Kayla anggap seperti kakak kandung sendiri. Hubungan keduanya terjalin begitu saja, mengalir dengan akrab. Padahal, Yogi merupakan tipikal orang yang sulit untuk berbaur dengan orang baru, namun Kayla dengan mudah mencairkan hati pemuda itu yang layaknya es batu. Dan kali ini entah ada apa tiba-tiba pemuda itu menelponnya.
“Kenapa, Bang?” tanya Kayla saat mengangkat panggilan tersebut.
“Lo di mana?” pertanyaan yang keluar dari Yogi membuat Kayla refleks mengerutkan kening. Benar-benar hal yang tidak biasa jika Yogi menelponnya hanya untuk berbasa-basi, pasti ada suatu hal penting yang ingin pemuda itu sampaikan.
“Lagi beli skincare di toko langganan biasa,” ujar Kayla tanpa menyebutkan nama tempat dikarenakan Yogi juga sudah tahu di mana biaasanya Kayla pergi berbelanja keperluannya.
“Gak sama Jevin?”
Kayla menggeleng spontan. “Enggak.” Dengan perasaan yang masih heran, Kayla kembali berucap untuk memperjelas, “Dia ada urusan sama himpunan, jadi gue sendiri. Memangnya ada apa, Bang?”
“Oh. Gak ada. Gue kira tadi itu elo.”
“Hah? Siapa?”
“Bukan apa-apa. Balik nanti ada yang jemput?”
Kayla mengernyit curiga, namun ia tidak mau memikirkan itu lebih dulu dan segera menjawab pertanyaan yang Yogi lontarkan guna mengalihkan topik pembicaraan.
“Tadi ke sini naik ojek online, pulangnya juga gitu. Kenapa? Bang Yogi mau jemput?”
“Kapan pulangnya?”
“Emm…” Kayla melihat jam tangannya, mengira-ngira jam berapa ia selesai berbelanja. “20 menit lagi kayaknya, ini masih nyari barang-barang yang gue mau beli.”
“Oke, nanti gue jemput.”
Kayla spontan mengangguk sebelum mengakhiri panggilan mereka dan mulai kembali melanjutkan berbelanja.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
JEKAYLA
Novela JuvenilIni bukan tentang kisah cinta yang akan membuat kamu merasakan lovey-dovey dalam suatu hubungan. Ini tentang Mikayla Zavira dan pacarnya, Jevin Kanindra, dengan hubungan mereka yang layaknya Tom and Jerry, mereka akan membuat kalian merasakan euphor...