Sepuluh

781 28 2
                                    

Hari demi hari Naura lewatin sebagai seorang mahasiswa, kini tepat 2 bulan dirinya tinggal bersama keluarga Kaivan. Sedari awal memang Naura ingin ngekos saja, dari pada harus merepotkan keluarga Kaivan. Namun Mama, Ayah, tante, om dan Kaivan menolak keras. Mereka tidak mengijinkan Naura untuk tinggal sendiri.

Sebenernya Naura menolak keras juga, dia ingin sekali hidup mandiri. Tapi ya apalah guna, semakin dia menolak semakin pula di gertak untuk menurut. Menyebalkan.

Sudah beberapa hari ini juga Naura lebih sering berinteraksi dengan Biru ya walaupun hanya lewat chat. Ntah mengapa Biru seperti orang yang tidak kenal ketika berada di lingkungan kampus dan menjadi akrab ketika di chat.

Naura tidak menampik bahwasanya ada rasa ketertarikan dia kepada Biru. Baginya tidak masalah kalo balasan dari Biru amat sangat singkat dan lama, yang penting berusaha dulu.

Setelah beberapa pertimbangan dan rasa ingin tahu yang sangat tinggi kepada Biru, Naura memutuskan untuk bertanya kepada Abang sepupunya itu.

"Bang, buka pintunya dong!"

"Masuk de, gak di kunci."

Baiklah, jika sudah mendapat izin begini Naura dengan senang hati membuka pintu kamar Abang sepupunya itu.

Naura berjalan mendekat kearah Kaivan yang sedang bersandar di kasur menonton film action di TV besarnya itu. Naura menempatkan diri di samping Kaivan.

"Kenapa adek Abang?"

"Mau tanya."

"Boleh."

Dengan senang hati Kaivan menanggapi pertanyaan sepupunya itu sampai-sampai dia rela mempause film yang sedang ia tonton.

"Mau tanya apa?"

Kini fokusnya sudah pada Naura, Kaivan menatap adiknya itu dengan tersenyum.

"M-mau tanya soal kak Biru."

"Biru? Temen Abang?"

Benar, Naura mengangguk beberapa kali sebagai jawaban.

"Iya bang."

"Adek suka?"

"Abang kenapa tanya balikk, aku tanya Abang lohhh."

Aneh betul, kenapa sih beberapa orang suka sekali ketika kita bertanya bukannya di jawab dia malah balik bertanya, ketika kita menyuruh malah balik nyuruh. Tak masalah sih, tapi ya di jawab dulu dong.

"Ya Abang juga tanya adek, adek suka?"

"Aku gak tau Abang."

Kaivan mengerucutkan dahinya bingung, mengapa jawaban Naura begitu.

"Ko gak tau?"

"Ya Abang jawab aja."

"Abang gak suka adek deket-deket sama Dirta, Abang tau Dirta gimana. Abang juga tau adek sering di antar pulang Dirta, tapi adek bilangnya pulang sama Bella."

Naura menolak kalo dirinya bohong, tidak itu bukan perilaku berbohong. Naura tidak berniat untuk seperti itu. Awalnya memang Biru sudah menawarkan untuk mengantarkan dia pulang, dan Naura pun menyetujui. Tapi ketika kelas terakhir tiba-tiba saja Biru tidak bisa di hubungi. Dan dengan entengnya Naura menjawab akan pulang bersama Bella ketika Kaivan bertanya ingin pulang bareng atau tidak. Sementara itu, ketika waktunya pulang, ya Biru kembali menghubungi dia dan berakhir dia pulang bersama Biru.

"Bang tapi jawab dulu, emangnya kak Biru kenapa? Dia baik ko bang."

"Abang gak akan kasih tau Dirta gimana, tapi stop untuk deket sama dia. Abang gak mau adik Abang sakit hati nantinya."

Biru EilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang