Welcome to Lux Imagination...
Novel santai pelepas penat😽
👑👑👑
Naufal Pratama. Seorang manusia modern yang hidup di bumi dan terbangun di dunia entah berantah dan kembali menjadi bayi.
Pangeran Theodoric. Itulah nama dari tubuh yang Naufal tempa...
Naufal Pratama. Biasa di panggil Naufal, adalah manusia yang terlahir di zaman serba canggih dimana banyak teknologi hasil ciptaan ilmuwan yang sangat membantu kehidupan sehari-hari.
Saat ini Naufal duduk di bangku SMA kelas 12 IPA 1. Di usianya yang sudah menginjak 17 tahun, Naufal tidak lagi mempunyai orangtua. Kedua orangtuanya meninggal saat menjalani misi berbahaya--setahun yang lalu.
Kedua orangtua Naufal adalah seorang agen rahasia tentara elit yang hanya menjalani misi-misi berbahaya. Naufal seringkali ditinggal di rumah sendirian selama berbulan-bulan lamanya.
Menjalani kehidupan bersama seorang tentara memang harus tahan saat di tinggal-tinggal demi menjalani tugas negara. Apalagi Naufal menjalani kehidupan bersama dua orang tentara yang tak lain adalah kedua orangtua nya.
Sebagai agen rahasia tentara elit yang cukup veteran, tidak ada yang tahu mengenai pekerjaan kedua orangtua nya karena pekerjaan mereka sangat rahasia.
Sedari kecil Naufal diajari bela diri oleh Ayahnya sedangkan Ibunya mengajarinya medis modern dan tradisional. Ajaran yang sangat aneh bukan?
Ayahnya mengajari letak titik vital manusia yang bisa langsung mati hanya tiga kali serangan. Semakin kuat serangan, semakin sedikit serangan yang di lancarkan. Salah satu contoh titik vital adalah alat kelamin manusia.
Mempunyai kedua orangtua tentara veteran menjadikan Naufal anak yang cepat tanggap dan peka terhadap sekitar.
Uang warisan peninggalan kedua orangtua nya sangat banyak. Naufal yang sangat terpukul kehilangan kedua orangtua nya tidak memedulikan uang warisan itu. Setidaknya untuk sekarang. Mungkin nanti setelah lulus sekolah, ia akan menggunakan warisan orangtuanya untuk membuka star-up.
Hari ini Naufal ada janji temu dengan seorang pria dewasa yang mengaku sebagai kenalan kedua orangtua.
Naufal menunggu di sebuah warung kopi yang letaknya lumayan jauh dari tempat tinggalnya. Tak lama kemudian, seorang pria dewasa bertubuh tegap datang dan langsung duduk di sampingnya.
Auranya sangat luar biasa. Sangat mirip dengan aura yang dikeluarkan Ayahnya semasa hidup. Tidak salah lagi, ia adalah seorang tentara veteran!
“Bagaimana kabar mu, Naufal?”
“Seperti yang terlihat,” jawab Naufal tersenyum lembut.
“Panggil aku Kakek,” pinta pria dewasa itu yang memang sudah terlihat jejak keriput di wajahnya.
“Akan aku pertimbangkan,”
“Kau memang mirip seperti kedua orangtua mu. Sangat berhati-hati. Tapi kau tidak perlu khawatir, aku berada di pihak mu,”
“...” Naufal tidak menjawab.
“Bagaimana kehidupan mu? Apa ada kesulitan?”
“Sejauh ini tidak ada,”
“Jika terjadi hal-hal mencurigakan, segera telpon Kakek. Bagaimana pun kedua orangtua mu menitipkan mu padaku,”
Naufal mengerutkan kening bingung, ia baru tahu kedua orangtua nya menitipkan nya pada pria di sampingnya.
Memahami kebingungan Naufal, pria dewasa itu menjelaskan.
“Saat orangtua mu menerima misi berbahaya itu--mereka sempat menemui ku dan meminta ku menjadi pelindung mu. Mereka mengatakan ke-khawatirannya jika suatu saat kamu mengalami kesulitan dan tidak ada satupun orang yang bisa diandalkan, maka kamu bisa mengandalkan ku,”
Naufal sangat terharu mendengar nya. Ternyata orangtuanya sebegitu khawatir pada kehidupan nya.
“Apa kamu pernah mendengar firasat orang yang akan meninggal?”
“Aku pernah dengar. Ibu sendiri yang memberitahukannya padaku,”
“Saat kedua orangtua mu menemuiku, sepertinya mereka berdua sudah mendapat firasat dan tanda-tanda semacam itu,”
“Sebenarnya setahun yang lalu kakek berniat langsung menemui mu saat mendengar kabar duka tersebut tapi saat itu Kakek sedang berada di perbatasan dan kondisi di sana sedang panas. Tapi syukurlah kamu baik-baik saja,”
“Tidak apa-apa, aku mengerti. Terimakasih atas bantuan--Kakek,”
Tiba di rumah, Naufal merebahkan diri di kasur empuknya. Sekarang ia tahu siapa yang terus memperhatikan nya setahun belakangan ini. Ternyata orang-orang itu--adalah suruhan Kakek Wilbert, orang dewasa yang ditemuinya di warung kopi tadi.
Meskipun Kakek Wilbert baru menemuinya sekarang tapi ia langsung menjalankan amanat kedua orangtua nya dengan cara menyuruh bawahannya melindungi Naufal dari jarak jauh tepat pada saat kematian orangtuanya. Kakek Wilbert sangat cepat tanggap dan dapat diandalkan. Pantas saja kedua orangtua Naufal sangat mengandalkannya dalam melindunginya.
Naufal mematikan lampu untuk segera tidur. Besok ia tidak mau kesiangan gara-gara begadang. Saat Naufal terlelap dalam tidurnya, ia mendengar suara berisik.
Naufal yang terganggu dengan suara berisik tersebut mau tak mau membuka mata. Iris safirnya menangkap cahaya yang sangat menyilaukan mata. Selesai menyesuaikan diri, ia melihat seorang wanita cantik, sangat cantik tengah tersenyum padanya.
Tiba-tiba seorang anak laki-laki berusia sekitar 2-3 tahun menghalangi pandangan nya dari wanita cantik tersebut.
'Wajah mu terlalu dekat!' pikir Naufal sambil menepuk wajah anak laki-laki tampan itu menggunakan tangan kanan.
Anak laki-laki itu terjengkit kaget dan memundurkan wajahnya. Ia menoleh pada wanita cantik yang sedang tersenyum lucu.
“Mama, apa adik tidak menyukai Arthur?” tanya anak laki-laki itu dengan wajah polos. Matanya nampak berkaca-kaca menerima penolakan dari Naufal.
“Bukan begitu Art... Adik masih bayi dan belum mengerti apa-apa, jadi jangan terlalu dipikirkan sikapnya. Adik juga masih belum mengenal siapa kita, jadi coba kamu ajak ngobrol,” jawab wanita cantik sambil mengelus surai coklat Arthur.
Wajah Arthur kembali normal, ia menatap Naufal yang masih belum mengerti keadaan sambil tersenyum penuh kasih sayang.
“Adik kecil, ini Kakak. Nama Kakak, Arthur King Abelard.” ucapnya sambil mengelus pipi mungil Naufal.
'Adik kecil? Siapa yang adik kecil? Gue lebih tua dari lu tau,'
“Jauhkan tangan mu,” ucap Naufal menyingkirkan tangan Arthur dari pipinya.
Naufal terbelalak melihat tangan yang ia gerakkan berbentuk mungil seperti bayi. Tidak yakin, ia mengangkat tangan satunya yang juga sama seperti bayi. Naufal coba berbicara dan hanya terdengar suara tidak jelas khas bayi dari mulutnya.
“AKU JADI BAYIIII!!!!!!”
Oakkk oaakkkk
Saat itulah, bayi mungil bernama Theodoric Lincoln Abelard menangis untuk pertama kalinya di planet yang bernama Zero.
Bersambung...
👑👑👑
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
