Bab 8 ~ Bebas

811 88 2
                                    

👑👑👑

VOTE sebelum baca!

Malam ini adalah malam terburuk bagi semua orang. Tidak hanya di Kerajaan Ilussio melainkan seluruh tempat hingga belahan dunia. Bisa dibilang Zero dalam bahaya akibat bulan merah.

Semua makhluk di zero tertidur pulas bak orang mati. Tidak ada pengecualian bagi orang-orang yang bersembunyi ataupun buta. Semuanya tertidur.

Raut wajah mereka ketakutan. Jelas sekali sedang mengalami mimpi buruk yang tak berkesudahan seolah tidak diperbolehkan bangun dari mimpi buruk tersebut membuat mental mereka sedikit demi sedikit terguncang.

Fenomena bulan merah bahkan menyebabkan banyak korban jiwa. Terdapat dua alasan mengapa bulan merah dapat merenggut korban jiwa; posisi mereka saat tertidur secara tiba-tiba dan ketakutan berlebihan dalam mimpi membuat sebagian orang lupa bernapas.

Pangeran Theodoric terus berjalan berkeliling istana mencari keberadaan Raja Falen. Ia sama sekali tidak mengetahui jika anggota keluarga kerajaan tinggal di istana yang berbeda-beda.

'Kenapa sepi sekali? Bahkan tidak ada satupun prajurit yang berjaga,'

Pangeran Theodoric membuka setiap ruangan yang ia jumpai berharap menemukan kamar keluarga nya.

“Ayah...”

“Mama...”

“Ibu...”

“Kakak...”

Pangeran Theodoric menggumamkan setiap anggota keluarga.

'Siapa lagi yang harus ku sebut?'

“Theodoric...?” pada akhirnya ia menyebut nama sendiri. Benar-benar konyol.

Pangeran Theodoric menemukan pintu besar yang menjadi  penghubung luar dan dalam istana. Ia melihat dua prajurit yang sedang tertidur pulas di sisi kanan dan kiri pintu. Menghampiri salah satunya kemudian berjongkok.

“Hei bangun! Apa kau ingin di hajar Ayah ku?” lirih Theodoric pada salah satu prajurit sambil menusuk-nusuk pipinya.

Segala cara telah ia lakukan seperti memencet hidung, menampar dan membuka kelompok matanya tapi prajurit tersebut tetap tertidur bak orang mati.

Kesal melakukan hal sia-sia, Pangeran Theodoric beranjak dan membuka pintu yang seketika disambut udara malam yang menerpa tubuhnya. Entah kekuatan darimana tapi yang pasti ia merasa biasa saja.

Baru lima langkah ia keluar, tubuhnya tiba-tiba bergetar hebat sangking dinginnya. Tak lama kemudian ia pun ambruk dengan tubuh dingin seperti mayat.

Di sisi lain Raja Falen terbangun dari tidurnya ketika merasakan sesuatu yang tidak beres. Entah kenapa dirinya sangat cemas akan putra bungsunya.

Memakai jubah malam dan bergegas keluar. Tanpa diduga, seorang pria tua berumur 75 tahun sedang berdiri di depan kamarnya yang baru saja akan mengetuk pintu tapi pintu terlebih dahulu terbuka.

“Salam pada Ayahanda!” tutur Raja Falen pada pria tua di hadapan nya sambil membungkuk hormat.

“Sepertinya bukan kau. Apa Arthur telah mengaktifkan itu--?” kata pria tua itu yang bernama Daniel, Raja sebelum nya. Ia biasa disebut kakek Raja Daniel.

“Ada apa?” tanya Raja Falen bingung.

“Sesuatu yang buruk telah terjadi. Lihatlah keluar,”

Raja Falen berjalan menuju jendela dan terkejut melihat bulan merah yang bersinar terang di langit.

“Lycorisradiata,” kata Raja Falen yang kemudian merobek perkamen dan ber-teleportasi ke istana Lycorisradiata, istana Pangeran Theodoric. Kakek Raja Daniel mengerti dan melakukan hal yang sama.

Theodoric Lincoln AbelardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang