Bab 2 ~ Bertahanlah...

1.3K 163 7
                                    

👑👑👑

VOTE sebelum baca!

Melihat adiknya menangis, kedua mata Pangeran Arthur berkaca-kaca menahan tangis. Sekali lagi ia mendapat penolakan dari bayi tampan itu bahkan sekarang menangis kencang seperti orang yang paling tersakiti di dunia.

Ratu Natalie menepuk-nepuk bokong Theodoric berharap membuatnya tenang. Sedangkan Pangeran Arthur turun dari ranjang dan berdiri di kejauhan sambil menatap sendu pada adiknya yang masih menangis di gendongan Ratu Natalie.

Pangeran Arthur sungguh merasa bersalah. Berpikir penyebab Pangeran Theodoric menangis dikarenakan Pangeran Theodoric tidak menyukai dirinya. Hatinya sungguh terluka. Adik yang selama sembilan bulan ia tunggu-tunggu malah membencinya dan menolak keberadaannya.

Pintu kamar terbuka menampilkan dua sosok luar biasa. Mereka berdua adalah Raja Falen dan Ratu Sofia, Ibu kandung Pangeran Arthur King Abelard.

"Salam pada Yang Mulia Ayahanda. Salam pada Yang Mulia Ibunda."

Di tengah kesedihan nya, Pangeran Arthur yang notabenenya seorang Pangeran pertama masih memberi salam penuh penghormatan pada Ayahanda dan Ibundanya.

Raja Falen melihat tubuh Arthur bergetar, ia pun melangkah mendekati putra pertamanya sedangkan Ratu Sofia berjalan mendekati Ratu Natalie dan membantunya menenangkan Pangeran Theodoric.

"Ada apa?" tanya Raja Falen menyamakan tingginya dengan Pangeran Arthur.

Pangeran Arthur yang sedari tadi menunduk segera menatap sendu Ayahanda nya. Wajah tenang Raja Falen sedikit mengerut melihat Pangeran Arthur yang siap menangis.

Raja Falen yang tidak tahu harus bagaimana pun berinisiatif menggendong Pangeran Arthur. Pangeran Arthur memeluk leher Ayahanda nya dan menyembunyikan wajahnya di lipatan leher Raja Falen.

"Apa Pangeran sudah melihat adik kecil?" tanya Raja Falen sambil mengusap-usap punggung Pangeran Arthur.

"Sudah," lirih Pangeran Arthur yang masih menyembunyikan wajahnya di leher Raja Falen.

Raja Falen berjalan mendekati ranjang untuk melihat wajah putra keduanya yang tak lain Pangeran Theodoric Lincoln Abelard.

Naufal yang sekarang berubah menjadi Theodoric melihat kedatangan pria dewasa yang sangat tampan dengan anak laki-laki di gendongannya.

Pangeran Theodoric yang sedari tadi sudah merasa tenang kini wajahnya berubah datar. Ia tenang bukan karena ditenangkan oleh dua wanita cantik yang sedari tadi menepuk bokongnya melainkan memahami situasi bahwa sekarang dirinya berubah menjadi bayi.

'Sangat memalukan. Kenapa mereka terus menepuk bokong gue?' pikir Pangeran Theodoric yang sangat malu.

"Yang Mulia..." sapa Ratu Natalie tersenyum lembut.

"Wajah Pangeran Theodoric perpaduan antara Yang Mulia dan Ratu Natalie. Iris mata, alis dan hidung sangat mirip dengan Yang Mulia. Sedangkan bibir, rambut dan sorot tajamnya sangat mirip Ratu Natalie. Perpaduan yang sangat sempurna," puji Ratu Sofia tulus dari hati.

Di bandingkan dengan Pangeran Arthur yang ciri-ciri nya sama persis seperti Raja Falen bak pinang di belah dua, Pangeran Theodoric cenderung memiliki karakteristik unik perpaduan Ayahanda dan Mamanya, Ratu Natalie.

Jika Pangeran Arthur memiliki rambut berwarna coklat seperti Raja Falen, Pangeran Theodoric memiliki rambut berwarna hitam legam seperti Ratu Natalie.

Jika Pangeran Arthur memiliki iris safire yang nampak teduh seperti Raja Falen, Pangeran Theodoric memiliki iris safire yang nampak tajam seperti pedang. Meskipun iris mata Ratu Natalie yang berwarna hitam legam tidak menurun pada Pangeran Theodoric tapi sorot tajamnya menurun pada putranya.

Ratu Sofia menjauh dari ranjang membiarkan Raja Falen melihat Pangeran Theodoric lebih dekat.

Sorot mata keduanya saling menatap. Pangeran Theodoric menelisik rupa pria yang akan menjadi Ayahanda nya di dunia ini sedangkan Raja Falen nampak gemas melihat wajah putra keduanya yang nampak cemberut. Benar-benar julid sejak lahir.

Pangeran Arthur yang sejak tadi menyembunyikan wajah di leher Raja Falen mencoba melihat apa yang Ayahanda nya lihat.

"Adik kecil sangat menggemaskan," komentar nya menatap wajah mungil Pangeran Theodoric, tapi sedetik kemudian ia kembali murung.

'Apa anak itu sedih karena ditabok tadi? Tapi kan tabokan bayi sama sekali tidak sakit,'

'Aku yang sudah dewasa mana mungkin se-pengecut itu membuat anak kecil nangis,'

Wajah Pangeran Theodoric yang tadinya datar dan judes berubah sumringah saat bertatapan dengan Pangeran Arthur. Dua lesung pipi tercetak di pipi membuat wajah yang tadinya masam berubah manis dalam hitungan detik.

"Art, lihatlah。Theo sangat senang saat melihat mu," kata Ratu Natalie.

Pangeran Arthur tidak menjawab. Matanya masih tidak percaya melihat adik yang tadi menolak nya kini tengah tersenyum padanya.

Pangeran Arthur melepaskan pelukan nya pada leher Raja Falen dan merangkak lebih dekat menatap wajah Pangeran Theodoric.

'Hei, balas senyuman ku. Pegal nih!' keluh Theodoric dalam hati.

"Adik kecil tidak membenci Kakak?" tanya polos Pangeran Arthur pada Pangeran Theodoric.

"Adik tidak membenci Kakak. Adik sayang Kakak!" jawab Ratu Natalie mengubah suara kekanak-kanakan.

"Benarkah, Mama?" tanya Pangeran Arthur butuh kepastian.

"Tentu saja. Adik Theo masih belum mengerti bahasa kita. Emosi adik juga masih berubah-ubah, itu adalah hal biasa bagi seorang bayi sampai remaja," jawab Ratu Natalie memberi pengertian.

Pangeran Theodoric yang sudah pegal tersenyum akhirnya kembali ke setelan awal.

"Mama benar. Sekarang wajah adik kecil berubah jutek,"

Ratu Natalie, Raja Falen dan Ratu Sofia tertawa pelan mendengar ucapan polos putra pertama mereka. Sedangkan Pangeran Theodoric merasa seperti makhluk langka yang sedang diperhatikan orang-orang asing.

"Biarkan aku menggendong nya," pinta Raja Falen yang sangat ingin menggendong putra keduanya.

Ratu Natalie menyerahkan Pangeran Theodoric ke gendongan Raja Falen.

Raja Falen turun dari ranjang dan menimang-nimang Pangeran Theodoric. Sesekali ia memberi kecupan pada wajah masam putranya.

Raja Falen tertawa saat tatapan mata Pangeran Theodoric seolah melayangkan protes agar berhenti menciumnya. Pangeran Theodoric sendiri hanya bisa pasrah saat diperlakukan layaknya bayi meskipun ia memang kembali menjadi bayi.

Disaat Raja Falen asyik menggendong Pangeran Theodoric, ia terkejut ketika suhu tubuh Pangeran Theodoric tiba-tiba berubah dingin sedingin es.

"Cepat panggil tabib!" kata Raja Falen pada tangan kanannya, Miki.

"Yang Mulia, ada apa?" tanya Ratu Sofia mendekati Raja Falen. Ratu Sofia terkejut mendapati suhu tubuh Pangeran Theodoric sangat dingin.

Raja Falen yang memang memiliki elemen api segera mengalirkan mana pada tubuh Pangeran Theodoric berharap membantu menghangatkan tubuh dinginnya.

Wajah Pangeran Theodoric nampak pucat seolah bisa meninggal kapan saja. Detak jantungnya juga sangat lemah membuat Raja Falen semakin was-was.

"Bertahanlah..." bisik Raja Falen sambil terus mengalirkan mana.

Bersambung...

👑👑👑

Theodoric Lincoln AbelardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang