Bab 13 ~ Teman

290 37 3
                                    

👑👑👑

VOTE sebelum baca!

Sebuah rune sihir berbentuk persegi muncul di lingkungan kumuh. Beberapa saat kemudian muncul Raja Kakek Daniel bersama Pangeran Theodoric di gendongannya. Setelah mereka muncul, rune sihir tersebut menghilang tanpa jejak.

Pangeran Theodoric memperhatikan sekeliling. Bangunan-bangunan yang ia lihat terlihat sudah usang. Kakek Raja Daniel berjalan santai ke depan tanpa memperdulikan jalanan becek sehabis hujan.

Di kejauhan terlihat sekitar sepuluh anak sedang bermain dengan gembira. Pangeran Theodoric memperhatikan canda tawa mereka seakan tidak mempunyai beban.

Kakek Raja Daniel melewati mereka. Pangeran Theodoric masih memperhatikan dengan kedua tangan yang masih setia memeluk leher Kakek Raja Daniel. Seorang anak perempuan melambaikan tangan pada Pangeran Theodoric sambil tersenyum lebar kemudian diikuti oleh teman-temannya yang lain.

Pangeran Theodoric membalas lambaian tangan mereka sambil tersenyum tipis. Setelah itu ia pun berbalik menghadap ke depan.

Kakek Raja Daniel mengusap lembut pucuk kepala Pangeran Theodoric sambil tersenyum tipis. Ia bisa melihat raut wajah Pangeran Theodoric yang sedikit berseri.

“Cuaca nya bagus.” komentar Kakek Raja Daniel.

“Emmm...” Pangeran Theodoric mengangguk membenarkan ucapan Kakek Raja Daniel.

***
Saat ini mereka sedang berada di pusat pembelanjaan yang berdekatan dengan danau.

“Apa ada sesuatu yang ingin kamu beli?” tanya Kakek Raja Daniel. Pangeran Theodoric menggeleng.

“Kalau begitu kita istirahat terlebih dahulu di dekat danau.”

Kakek Raja Daniel berjalan menuju tepi danau tetapi tidak terlalu dekat kemudian duduk begitu saja di atas rumput. Lalu mendudukkan Pangeran Theodoric di pangkuannya.

Ketika sedang asyik memandang danau, seorang kakek tua mendatangi mereka.

“Boleh saya duduk di samping Anda?” tanya kakek tua.

“Silahkan.” jawab Kakek Raja Daniel. Pangeran Theodoric sama sekali tidak tertarik melihat siapa yang datang. Ia hanya fokus memandang danau sambil menikmati angin sepoi-sepoi.

“Apa dia cucu Anda?” tanya Kakek tua.

“Benar, dia cucuku.” jawab Kakek Raja Daniel sambil mengusap pucuk kepala Pangeran Theodoric. “Apa dia cucu Anda?” kini Kakek Raja Daniel balik bertanya pada kakek tua mengenai anak di pangkuannya.

“Benar. Namanya Faizel. Sepertinya cucu Anda dan cucu saya seumuran.”

“Benarkah? Berapa umur cucu Anda?”

“Satu tahun.”

“Haha, ternyata memang seumuran.” balas Kakek Raja Daniel.

Faizel, anak di pangkuan kakek tua menatap penasaran Pangeran Theodoric yang sama sekali tidak melihat nya atau memang sengaja tidak melihat.

Faizel bangkit dari duduk kemudian berjongkok tepat di hadapan Pangeran Theodoric.

Pangeran Theodoric dan Faizel saling bertatapan. Pangeran Theodoric memasang wajah datar tanpa minat sedangkan Faizel menatap nya penasaran.

Faizel mengulurkan tangannya pada Pangeran Theodoric tanpa melepaskan tatapannya dari netra hijau Pangeran Theodoric.

“Sepertinya Faizel ingin berkenalan denganmu,” kata Kakek Raja Daniel pada Pangeran Theodoric.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Theodoric Lincoln AbelardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang