|11| Trauma

4K 199 11
                                    

Hallo everyone👋

Jangan lupa follow sebelum membaca

Vote dan komen di setiap Chapter, komen juga di setiap paragraf, biar author lebih semangat lagi nulisnya 💜

Vote dan komen di setiap Chapter, komen juga di setiap paragraf, biar author lebih semangat lagi nulisnya 💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ibu kota sore ini terlihat cukup cerah, dengan setitik cahaya senja memanjakan mata. Jalanan tampak sedikit padat oleh kendaraan, mengingat di jam-jam sekarang waktu beraktifitas telah usai. Alesa menatap padatnya kendaraan dari balik kaca jendela taksi yang ia tumpangi saat ini. Genta hari ini lembur, jadi pria itu tidak bisa datang menjemputnya. Walau sebenarnya sopir pribadi keluarga bisa saja menjemput, tetapi Alesa lebih memilih pulang menaiki taksi. Sedangkan Nagara memilih pulang bersama teman-temannya.

Alesa mendengus sebal, sudah hampir setengah jam ia terjebak macet. Mengedarkan pandangannya ke segala arah untuk mengusir rasa bosan.

"Masih lama ya pak?" Gadis itu sudah sangat lelah ingin segera merebahkan tubuhnya ke atas kasur yang empuk.

"Saya juga kurang tau, bisa jadi masih lama mbak."

Bahu Alesa meluruh, menyenderkan kepalanya sembari menggerutu kesal.

"Saya turun di sini aja deh, pak." Alesa merogoh dompetnya dan mengeluarkan beberapa lembar uang. Dia paling malas menunggu.

Setelah turun dari taksi, segera gadis itu berjalan ke tepi jalan. Langkah kakinya membawa Alesa ke sebuah taman yang terletak di tengah kota. Taman tersebut terlihat cukup ramai, banyak penjual jajanan dan beberapa orang yang berlalu lalang untuk sekedar jalan-jalan.

Alesa mendaratkan bokongnya di atas bangku yang berada tepat di bawah pohon rindang. Tak lama kemudian sosok Kanaya tiba-tiba muncul mengejutkan gadis cantik yang sedang melamun itu.

"Hai!" Sapa sosok berwajah pucat itu sembari tersenyum manis.

"Kenapa lo senyum-senyum gitu?" Mata Alesa memicing, menatap Kanaya penuh selidik.

Bibir Kanaya mengembang semakin lebar. "Kamu mau bantuin aku nggak?"

Sudah Alesa duga, gadis itu mendengus kasar. "Apaan?" Kanaya sudah membantu dirinya mengusut pelaku pembunuhan beberapa hari yang lalu, jadi ia tidak mungkin menolak jika sosok itu meminta bantuan juga darinya.

"Tolong bantu Zergan buat lupain aku..." Cicit Kanaya dengan nada terdengar sedikit akan keraguan.

Menatap Kanaya dengan alis saling bertaut. "Kenapa?" Tanya Alesa keheranan.

ALESA|the beauty indigo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang