|23| Sinetron Azab

2.7K 177 30
                                    

Hallo guys👋

Aku update kembaliii

Sorry ya kalau misalkan bab ini agak kurang nyambung😭

Tandai typo!
Dimohon untuk jadi pembaca yang bijak!

Selepas sarapan pagi, kini Alesa dan Nagara kompak mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selepas sarapan pagi, kini Alesa dan Nagara kompak mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru mereka. Duduk selonjoran di ruang tengah dengan tumpukan buku-buku serta laptop yang berada di pangkuan masing-masing. Keduanya tampak sangat fokus mengerjakan, sehingga hanya terdengar suara ketikan keyboard dan suara gesekan kertas yang menghiasi ruangan tersebut.

Gerakan tangan Alesa terhenti setelah selesai mengirim tugas yang telah ia kerjakan. Pikirannya menerawang jauh, mendadak ia jadi teringat dengan perkataan sosok Kanaya semalam.

"Kamu harus berhati-hati, Alesa. Dia sangat berbahaya. Dia ada di sekitar kalian."

"Dia terlalu sulit untuk ditebak. Dia selalu berubah-ubah."

"Dia adalah orang yang sama...."

Merasa tak ada pergerakan di sampingnya, Nagara pun sontak menoleh ke arah sang adik. Keningnya mengerut, menatap heran Alesa yang tengah melamun.

Segera Nagara menyenggol pelan lengan Alesa. "Heh, kesambet lo?" Membuat gadis itu seketika tersadar dari lamunan.

"Eh kenapa bang?" Alesa balik menatap Nagara.

Menghela napas pelan, Nagara mengusap puncak kepala Alesa dengan lembut. "Lo lagi mikirin apa 'hm?" Nada yang dilontarkan Nagara terdengar begitu manis, sama seperti perlakuannya sekarang.

Alesa menggeleng sembari tersenyum simpul. "Nggak ada bang, cuma kangen aja sama mami," ujar Alesa membuat Nagara tertegun sejenak. Cowok itu menyisihkan laptop yang semula berada di pangkuannya, dan meletakkannya di atas meja.

Nagara menggeser tubuhnya menjadi lebih dekat dengan Alesa. Lantas menarik kepala gadis itu untuk masuk ke dalam dekapannya. "Kalau Ale ada masalah atau banyak pikiran, Ale bisa cerita ke bang Gara ya, jangan dipendem sendirian. Abang nggak suka lihat Ale sedih." Nagara berkata dengan begitu tulus. Meskipun mereka berdua seringkali bertengkar, tetapi rasa sayang diantara mereka tidak akan pernah pudar. Nagara begitu menyayangi Alesa, begitupun sebaliknya.

Alesa mendongak, menatap Nagara dengan mata berkaca-kaca lantaran terharu. "Makasih abang. Alesa sayang sama abang." Alesa melingkarkan tangannya di pinggang Nagara dengan erat.

"Abang juga sayang banget sama Alesa." Nagara mengecup puncak kepala Alesa penuh kasih sayang. Nagara tidak akan membiarkan siapapun menyakiti Alesa, adik nya.

Pelukan keduanya terlepas, Nagara terkekeh geli melihat sisa-sisa air mata yang membasahi pipi Alesa. "Cengeng," ejek Nagara sembari mengusap lembut sisa air mata gadis itu.

ALESA|the beauty indigo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang