Hallooo guys
Aku update kembaliiii
Ada yang kangen nggak nih?
Tandai typo!
🦋Happy Reading🦋
Sebuah ruang rawat VIP di salah satu rumah sakit ternama siang ini terdengar begitu gaduh oleh suara gelak tawa seorang gadis. Diiringi oleh suara berat Tristan yang bercerita dengan nada menggebu-gebu, lalu di sampingnya ada Varel yang hanya terkekeh sambil sesekali turut menimpali.
"Nggak habis pikir gue sama abang lo, bisa-bisanya dia pingsan di waktu genting kayak gitu."
"Udah stop! Perut gue sakit!" Alesa berusaha meredakan tawanya, sembari menyeka air mata yang keluar dari sudut matanya.
Sedangkan yang menjadi bahan obrolan kali ini hanya menatap ketiga nya dengan sorot kesal. Nagara duduk bersandar di atas ranjang rumah sakit sembari memakan buah apel yang berada di tangannya dengan gerakan kasar.
"Udah puas ngeledekin gue?" Dengusnya memperhatikan Alesa yang berjalan mendekat, lalu duduk di bangku yang berada tepat di samping brankar.
Alesa menyengir lebar. "Puas bangetttt...." Pekiknya kegirangan membuat Nagara mendengus kesal untuk yang kesekian kalinya.
"Nggak nyangka mantan ketua penguasa sekolah ternyata takut sama bencong," cibir Tristan tidak tahu diri, padahal dia juga sama takutnya dengan Nagara.
"Berisik lo!" Cetus Nagara, jika saja Nagara bukan tipe orang yang tahu terima kasih. Sudah ia pastikan Tristan akan babak belur detik itu juga.
Alesa terkikik geli, tingkah Nagara terkadang memang menggelikan. Mungkin orang lain tidak akan mengira jika sosok se-cool Nagara ternyata takut dengan bencong.
"Karma karna nggak mau ngajak gue tuh," seloroh Alesa masih dengan ekspresi mengejek yang ia tampilkan.
Mata Nagara menyipit, kemudian menyentil dahi Alesa tanpa aba-aba. "Nggak ada hubungannya sama karma." Nagara melirik sinis Alesa yang tengah mengusap bekas sentilan di dahinya sembari mencebikkan bibir kesal.
"Ya ada lah! Terus apa coba kalau bukan karma?"
"Efek samping jadi orang tampan. Kegantengan gue udah masuk tahap overdosis, makanya bencong aja kepincut."
Ah sudahlah, dimana letak kameranya? Alesa ingin melambaikan tangan sekarang juga. Ia sudah tidak tahan lagi mendengar segala kenarsisan Nagara.
Mendengar ucapan Nagara, buru-buru Tristan menjentikkan jarinya antusias. "Nah itu! Kegantengan kita udah nggak manusiawi lagi. Buktinya setan aja mengakui, sampai nawarin kita buat jadi ayah dari anaknya tadi." Nagara menganggukkan kepala setuju. Ketampanan mereka bahkan tidak hanya diakui oleh manusia, tapi makhluk halus pun juga.
Rahang Alesa seakan jatuh ke bawah, sungguh apalah mereka berdua ini. Refleks Varel menepuk jidatnya sendiri, tak habis pikir dengan jalan pikiran kedua sahabatnya itu.
"Jadi, kalian berdua bangga gitu dikejar-kejar sama banci?" Tanya Varel memastikan.
Kompak Tristan dan Nagara menganggukkan kepala semangat. "Ya iyalah! Itu membuktikan bahwa ketampanan kita udah gak perlu diragukan lagi," balas Tristan ngawur.
"Betul, udah di luar nalar." Nagara turut menimpali.
Plakk
"Otak lo tuh yang di luar nalar!" Cerca Alesa emosi setelah berhasil menampar lengan atas Nagara dengan cukup keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALESA|the beauty indigo
UmorKehidupan Alesa memang bisa dikatakan berbeda dengan gadis pada umumnya, memiliki kemampuan yang tak dimiliki oleh orang lain. Bisa melihat keberadaan makhluk tak kasat mata di sekitarnya, Alesa sudah terbiasa dengan hal semacam itu sejak kecil. Dia...