3

84 8 0
                                    


Gyuri udah capek bangat dengarin Eunha ngomel-ngomel soal bundanya dari tadi. Mata Gyuri udah gak kuat, benaran deh. Rasanya Gyuri pengen langsung rebahan di kasur.

"Gue harus gimana, nih, Gyul? Bunda bilang minggu depan keluarganya Jackson mau ke rumah."rengek Eunha pada Gyuri.

Gyuri mendengus, "Kan gue bilang, mending lo ngomong sama Jungkook. Ajak dia nikah. Lagian Jungkook juga sekarang lagi pusing karena mamanya maksa dia buat balikan sama mantannya. Heran deh gue ngebet bangat nyokab lo pada nyari mantu. Mana dapatnya mantu kek setan lagi."

Gyuri lanjut menggerutu. Wanita itu sudah muak mendengar cerita Eunha maupun cerita Jungkook ketika pria itu berkunjung ke rumahnya untuk bertemu dengan Younghoon, suaminya.

"Pokoknya lo ke Jungkook deh sekarang sebelum telat." Gyuri mendorong bahu Eunha.

"Emang harus bangat nih sekarang? Gue malas--"

Gyuri menoyor kepala Eunha, "Sekarang! Lagian gue mau tidur nih, dari semalam gak bisa tidur."

Mata Eunha menyipit, menatap Gyuri dengan curiga. "Younghoon minta jatah, ya Gyul?"

"Gue capek karena ada acara di rumah Oma semalam, bukan karena Younhoon ya bahlul! Udah, ih! Sana pulang." Gyuri berdecak kesal. Setelah itu ia kembali mendorong Eunha untuk keluar dari rumahnya.

"Iya, iya, gue pulang nih." Eunha berdecak kesal sembari memakai sepatunya. Lalu pergi begitu saja meninggalkan rumah Gyuri.

"Jangan lupa ngomong sama Jungkook!"teriak Gyuri yang tak dihiraukan oleh wanita berambut pendek itu.

°°°

Kalau di rumah Jaehyun sebagai suami buat Jiho, tapi kalau di kantor Jaehyun cuma bawahan Jiho yang bekerja sebagai staf di tim marketing yang berada dibawah tanggung jawab Jiho yang merupakan manajer atau ketua tim marketing.

Bagi Jaehyun, Jiho yang berada di kantor dan di rumah itu sama saja. Wanita itu tetap jadi Jiho yang biasa, biasa marah dan emosian, biasa bersikap cuek dan kasar, biasa bersikap tegas dan juga sombong tentunya. Walaupun begitu Jaehyun selalu kalah dengan perasaannya sehingga Jiho selalu bisa mengendalikan dirinya sesuka hati wanita itu.

"Sudah berapa kali saya bilang, sebelum presentasi kalian sudah harus menyiapkan segala data spesifik produk yang ingin dihasilkan. Dan lagi, analisis di tim kalian kenapa kacau kek begini? " Jiho menatap Jaehyun dengan tatapan tajam. Lalu melirik beberapa rekan kerja suaminya itu.

Jiho maju beberapa langkah, "Kalau kalian tidak bisa bekerja dengan baik, kedepannya saya tidak akan memberikan kalian projek yang sama besarnya seperti projek tim lain."

"Maaf Bu, kami--" ucapan Eunseo, rekan kerja Jaehyun sekaligus junior Jiho di kampus dulu, langsung terpotong kala Jiho kembali bersuara.

"Kalian tahu kenapa tim lain selalu lebih unggul? Karena mereka tidak pernah bersantai dan menganggap enteng pekerjaan yang menjadi tanggung jawab mereka. Apakah kalian tahu? Dari semua projek, projek yang kalian tangani ini yang paling mudah." Jiho tersenyum remeh menatap wanita yang lebih muda setahun dari dirinya. Eunseo yang ditatap oleh Jiho sontak menunduk ketakutan.

Jaehyun menghela napas pelan. Jiho selalu seperti ini. Menyudutkan orang lain dan tidak akan memberikan kesempatan orang lain untuk menjelaskan.




°°°

Jungkook tertunduk dalam diam. Ia benar-benar malas menghadapi mamanya yang terus menceramahi dirinya sejak tadi.

"Kamu maunya apa sih? Mamanya jodohkan sama anak-anak teman mama, kamunya gak mau. Anak-anak rekan bisnis papa kamu juga kamu tolak. Terus sekarang mantan kamu tuh mau ngajak kamu nikah, kamu juga nolak. Terus kamu maunya apa?" Chorong, wanita 50 an itu berkacak pinggang didepan anak bungsunya.

"Aku gak suka sama mereka. Lagian mama milihnya cewek yang aneh-aneh."jawab Jungkook dengan nada malas.

Bug!

Jungkook mengusap kepalanya yang baru saja di pukul. Ah! Mantap sekali memang pukulan sang mama.

"Bukan mereka yang aneh! Kamunya yang aneh tau gak!"

Chorong menghela napas, matanya menatap Jungkook galak. "Kamu benaran niat mau mempermalukan mama didepan keluarga papa kamu? Hah?!"

Jungkook menggeleng pelan. Lagi.

"Kamu tau? Sebenarnya yang paling buat mama malu adalah gosip kalau kamu itu gay! Mama malu tiap dengar teman-teman yang ngomongin kamu dibelakang mama."

"Mama kenapa masih temanan sama orang yang ngomongin anak mama? Harusnya mama jauhi manusia kayak gitu." Balasan Jungkook tentu langsung mendapatkan pelototan dari Chorong.

"Kamu benar-benar ya! Ngejawab terus omongan mama. Mau kamu jadi anak durhaka?!"

Nah, kan! Salah lagi Jungkook. Jawab salah, gak ngejawab juga salah. Ribet!

Chorong memegang kepalanya, "Kenapa mama punya anak laki-laki sebiji yang gak pernah nurut? Kalau tahu begini mending mama mati aja pas lahirin kamu."

Kan. Mamanya mulai lagi bawa bawa kematian. Jungkook malas bangat. Padahal mah aslinya mamanya nih kalau udah diturutin nanti balik galak lagi.

"Sekarang gini, mama tanya kamu benaran gak suka perempuan setelah putus dari mantan kamu? Kamu trauma?" Chorong mendudukkan dirinya di samping sang putra. Jungkook menggeleng lagi sebagai jawaban.

Chorong menjambak rambut Jungkook keras, membuat pria itu mengaduh kesakitan. "Ya, terus kenapa sampai sekarang gak mau nikah?! Gregetan mama ngelihat muka kamu kek gini."

Jungkook mengusap kepalanya. Kebiasaan mamanya yang selalu menggunakan kekerasan ini sangatlah merepotkan.

"Kalau sudah begini, mending kamu cari perempuan yang kamu suka dan bawa dia ke rumah lusa nanti...."

Chorong menggantungkan kalimatnya sembari menatap putranya dengan senyum manis. Tapi bagi Jungkook itu bukanlah senyuman manis melainkan tanda bahaya.

".... Kalau sampai lusa kamu gak ketemu wanita yang kamu sesuai dengan kriteria kamu. Mama dengan senang hati menikahkan kamu dengan pilihan mama sendiri."

Setelah mengucapkan kalimat menyeramkan, ibu satu anak itu berlalu meninggalkan Jungkook yang pucat pasi ditempat. Mimpi buruk dimulai. Jungkook tahu ancaman mamanya bukanlah lelucon. Dimana ia harus mencari wanita yang 'sesuai' dalam waktu dua hari?


***

JANGAN LUPA VOTE!!!

POKOKNYA HARUS VOTE YA! TINGGAL TEKAN KOK. GAK BAKAL BIKIN KALIAN CAPEK.

LOVE YOU YANG UDAH BACA❤️

Amour || [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang