6

62 7 0
                                    

Jiho tahu kalau Jaehyun tuh tipe orang yang manja bangat. Kelihatan bangat dari interaksi Jaehyun sama mama mertuanya. Jiho sebagai anak yang dididik keras oleh orang tuanya dari kecil, terkadang ngerasa iri tapi kesal juga sama kelakuan Jaehyun. Sekarang gak cuma sama mamanya aja Jaehyun manja manjaan tapi sama Jiho juga kadang. Walaupun gak kentara bangat manjanya tapi Jiho tahu kalau Jaehyun kadang suka nyuri kesempatan buat manja manjaan sama dia.

Contohnya kemarin, tiba-tiba bangat Jaehyun ngomong ke Jiho buat bikin bekal. Padahal biasanya di buatin sama bibi. Gak cuma itu aja, dia juga nyuruh Jiho buat bantu pakein dasinya. Padahal mah biasanya juga make sendiri. Jiho sih sebenernya gak apa-apa ya kalau bantuin Jaehyun pake dasi atau bikin bekal. Lagipula sebenarnya itu juga kewajibannya dia kan ya.

Dan sekarang suaminya itu lagi sakit. Dan sifatnya manjanya makin menjadi-jadi. Nyebelin bangat asli. Disuruh makan susah bangat sampai Jiho harus suapin dia. Disuruh makan obat juga lebih-lebih susah. Dan yang paling menyebalkan adalah gara-gara Jaehyun sakit Jiho sampai izin buat gak masuk kantor. Kenapa? Jaehyun nya gak mau ditinggal. Jiho aslinya bodoh amat dan tetap mau ke kantor. Tapi karena ibu mertuanya ngomong buat Jiho izin gak masuk kerja aja akhirnya Jiho nurut.

"Lain kali gak usah sakit. Nyusahin tahu gak." Jiho memukul pelan tangan Jaehyun yang melingkar ditubuhnya. Jaehyun cuma berdehem pelan.

"Ya, maaf...."

Jiho berdecak sebal. Tangannya kembali mengusap rambut Jaehyun. Aslinya ini Jiho pengen bangat ngejambak Jaehyun sampai botak biar mampus.

Anyway, ini pertama kalinya mereka berdua sedekat ini. Sampai pelukan lagi. Biasanya paling cuma tatap tatapan bentar atau gak dekatnya pas Jiho lagi masangin dasi ke Jaehyun.

Jujur Jaehyun awalnya agak was-was pas tiduran di lengan Jiho tadi, walaupun istrinya itu yang nyuruh sih. Tapi, Jaehyun tetap takut soalnya mukanya Jiho pas ngomong galak bangat.

Drrrt~

Drrrt~

Jiho melirik hp nya yang bergetar diatas nakas. Ia menyuruh Jaehyun melepaskan pelukannya. Jaehyun menurut.

Jiho keluar kamar buat angkat telepon dari seseorang. Jaehyun yakin itu asistennya Jiho. Soalnya kedengaran dari suaranya, suara perempuan.









Sekitar 10 menitan Jiho balik lagi ke kamar. Mukanya kelihatan agak panik. Wanita itu buru-buru ambil pakaian baru dari lemari terus masuk ke kamar mandi.

Jaehyun cuma diam aja memperhatikan. Mau nanya tapi Jiho dipanggil aja gak nyahut.

"Gue mau ke rumah depan dulu. Eunha buat masalah lagi."kata Jiho yang baru keluar dari kamar mandi.

Jaehyun ikutan bangkit dari kasur. Ia mau ikut Jiho. Malas bangat kalau harus tinggal di kamar seharian dan gak ada Jiho yang temani.

"Ikut!"

Jiho melotot, "Gak!"

Penolakan Jiho membuat Jaehyun berdecak. Pria itu ikut mengambil pakaian baru di lemari. Namun, langsung dicegah oleh Jiho.

"Lo tunggu sini aja! Nanti kalau makin sakit gimana? Gue janji gak akan lama."

Jiho menuntun Jaehyun buat balik tiduran di kasur. Gak lupa dia ngusap pelan rambut Jaehyun. Bibirnya menampilkan senyuman manis, tetapi dalam hati ia menggerutu karena kelakuan Jaehyun yang merepotkan.

Jaehyun yang tadinya mau tetap ikut langsung gak jadi karena udah salting duluan. Jiho tahu bangat cara meluluhkan Jaehyun. Pada akhirnya pria itu menurut apa yang diperintahkan oleh Jiho









°°°




Setelah mendengar cerita lengkap dari Eunha. Jiho hanya bisa memijit pelipisnya. Dia mau ngomel juga, gak ada gunanya, karena udah terjadi. Waktu gak bisa diulang.

"Terus gimana keadaan Jungkook? Pasti abis dipukuli ayah lo."

Eunha mengangguk lemas. Dia sangat merasa bersalah karena membuat Jungkook disudutkan oleh semua orang.

"Gak cuma ayah, bang Dio sama bang Taeyong juga ikutan nonjok dia...."

Jiho melotot. Gila udah sampai aja beritanya ke Abang-abang iparnya Jungkook.

"Gila! Ini kalau habis nikah lo diabaikan sama Jungkook, lo gak boleh marah sih."

Eunha menghela napas. Bayang-bayang kedua kakak dan kakak iparnya Jungkook yang memaki serta memukul pria yang akan menikahinya itu kembali hadir. Rasa bersalah serta rasa khawatir semakin menghimpit relung hatinya.

"Terus Jungkook sekarang dimana? Lukanya udah lo obati belum?"tanya Jiho sambil mengusap punggung Eunha.

Eunha menggeleng, "Kita dilarang ketemu sampai lusa nanti. Katanya ketemunya pas udah sah aja."

Jiho mengangguk mengerti, "Nanti gue sama Jaehyun yang bakal bicara sama Jungkook. Sekalian lihat keadaannya juga. Lo gak usah ngelakuin hal gila. Cukup diam di kamar."

Eunha mendesah pelan. Kenapa hidupnya selalu dilingkupi masalah yang banyak?

"Jiho... menurut lo pernikahan gue sama Jungkook bakal bertahan lama?"tanya Eunha.

Jiho terdiam sejenak.

"Tergantung. Kalau lo sama Jungkook memutuskan buat tetap bertahan dan mau membuka diri satu sama lain. Gue yakin kalian bisa bertahan. Setidaknya walaupun lo sama Jungkook suka ribut tapi lo berdua udah kenal satu sama lain dari dulu. Lo berdua udah saling memahami. Lo berdua juga udah terbiasa sama-sama dan saling peduli sejak dulu."

Eunha menggigit bibirnya. Matanya yang bulat menatap Jiho lekat. Jiho mengusap pelan kepala Eunha. Ia tahu ada banyak hal yang dikhawatirkan tentang oleh sahabatnya ini.

"Lihat nih,gur. Gue sama Jaehyun musuh bebuyutan dari dulu. Tapi setelah nikah gue berusaha buat menerima dia berkeliaran disekitar gue. Walaupun kadang suka kelepasan ngasarin dia atau ngancam dia sih. Jadi, gue yakin lo sama Jungkook bakal baik-baik aja setelah ini. Dan yang penting gak akan ada teror lagi dari keluarga kalian tentang masalah kapan nikah." Jiho terkekeh pelan.

Eunha mengangguk pasrah. Ia berharap ucapan Jiho akan menjadi kenyataan. Semoga hubungannya dengan Jungkook berjalan dengan baik. Hubungan pertemanan mereka semoga tetap terjalin erat seperti biasanya.



***

JANGAN LUPA VOTE!!!

POKOKNYA HARUS VOTE YA! TINGGAL TEKAN KOK. GAK BAKAL BIKIN KALIAN CAPEK.

LOVE YOU YANG UDAH BACA❤️

Amour || [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang