7

92 15 1
                                    


Setelah akad nikah selesai, Eunha dituntun menuruni anak tangga oleh bunda dan Jiho. Wanita yang dibalut dengan kebaya berwarna cream itu tampak anggun dan cantik, namun kecantikannya tidak bisa menyembunyikan rasa gugupnya. Sampai di ruang tamu Eunha langsung duduk disamping Jungkook yang juga memakai pakaian dengan warna senada.

"Ini cincinnya."ucap Nayeon, kakak tertuanya Jungkook, sembari menyodorkan cincin pernikahan.

Jungkook mengambil cincin itu dan langsung memakaikannya kepada Eunha. Eunha juga melakukan hal yang sama. Setelah itu ia melirik Jungkook sebentar lalu mencium punggung tangan pria yang udah sah jadi suaminya.

Semua orang bertepuk tangan dan saling melemparkan senyum kebahagiaan. Padahal kemarin aura mukanya masih gak enak untuk dipandang. Tapi sekarang mereka semua terlihat bahagia. Eunha menghela napas pelan membuat Jungkook yang ada disampingnya melirik wanita itu.

Setelah acara akad nikah sederhana dan pemasangan cincin kedua pengantin. Selanjutnya acara sungkeman ke orang tua kedua mempelai. Pertama sungkeman sama orang tuanya Jungkook dulu. Mama Chorong tersenyum bahagia dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Sesekali ditebangi sama suaminya. Setelah itu acara sungkeman sama orang tuanya Eunha.

Eunha kira bundanya bakal ngomel atau ngasih wejangan tapi ternyata enggak. Bunda malah nangis sesegukan membuat Eunha ikutan nangis juga. Keduanya berpelukan cukup lama.

"Maaf ya, kalau selama ini bunda terlalu menekan kamu sampai kamu gak berani buat cerita apa-apa ke bunda...."

Eunha menggeleng. Bunda masih saja menyalahkan dirinya atas kehamilan Eunha. Padahal aslinya Eunha gak hamil. Mau ngejelasin juga nanti rencana mereka sia-sia dong. 

Disamping itu, Ayah menepuk bahu  Jungkook. Setelah membisikkan sesuatu kepada menantunya.


Setelah melalui serangkaian acara pernikahan yang sederhana tapi tetap melelahkan, akhirnya Eunha bisa rebahan juga di kasurnya. Ralat, kasurnya Jungkook sih tepatnya.

Tadinya, Eunha mau tetap tidur di rumahnya, gak ikut Jungkook dulu karena dia malas harus jalan ke rumah samping. Tapi gak jadi, soalnya langsung dapat omelan dari bundanya. Padahal tadi bundanya berperilaku seperti ibu peri namun sedetik kemudian kembali lagi seperti mak lampir. Nyebelin banget asli.

"Gak mandi?"

Eunha melirik Jungkook sekilas lalu menggeleng. Dia gak punya tenaga lagi buat bangkit dan jalan ke kamar mandi.

"Mandi atau tidur diluar."kata Jungkook yang langsung membuat Eunha berdecak sebal.

"Gak mau, gue capek."

"Ya udah silahkan keluar."kata Jungkook tanpa menatap Eunha. Eunha berdecak kesal.

"Apaan sih! Nanti kalau gue tidur diluar, dilihat keluarga lo, nanti mereka mikirnya kita berantam."

"Gak peduli."

Eunha menghela napas. Ia merubah posisi tidurnya yang tadi telentang jadi menyamping ke arah Jungkook yang sekarang lagi mengeringkan rambutnya pakai hairdryer.

"Gue aduin lo ke mama. Biar di marahi!"

Jungkook tertawa kecil, tangannya menyimpan hairdryer diatas meja.

"Aduin aja. Nanti gue tinggal bilang kalau lo bau tapi gak mau mandi." Jungkook melipat tangannya. Tatapan mengejek ia berikan pada Eunha yang sudah tidak bisa berkata-kata lagi.

"Sana mandi!"perintah Jungkook tapi tidak membuat Eunha bergerak dari tempatnya. Wanita itu malah asik guling-guling di kasur. Membuat Jungkook semakin kesal karena kasur jadi berantakan.

Amour || [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang