5

87 13 0
                                    

Maaf kalau pemisalan ada typo atau kesalahan dalam penulisan.


°°°

"Kalian udah gila ya?!" Teriakan Jessica menggema di seluruh penjuru rumah. Eunha dan Jungkook yang merupakan oknum penyebab wanita paruh baya itu berteriak, hanya bisa menunduk.

Chorong dan Suho, orang tua Jungkook, hanya bisa berdiam diri. Mereka tahu apa yang dilakukan oleh anaknya ini adalah hal yang salah. Maka dari itu mereka tidak akan ikut campur.

"Kamu tahu? Keluarga kita sama keluarganya Jackson udah menyiapkan segala keperluan pernikahan. Bahkan undangan udah di cetak!"

Eunha menggigit bibirnya, "Tapi, ma. Aku dari awal kan udah nolak. Aku gak mau nikah sama dia. Dia gak baik buat aku."

"Emangnya kamu udah kenal Jackson? Kamu ngomong begitu karena kamu belum kenal dia. Lagipula, kamu memangnya bisa menjamin kalau pria pilihan kamu ini orang baik?" Kali ini Tante Arumi yang berbicara. Wanita ular ini memang benar-benar harus dijahit mulutnya.

"Tante gak perlu ikut campur. Dibandingkan mikirin pernikahan aku, mending tante mikirin pernikahan Tante sendiri."kata Eunha sambil menatap tajam Arumi. Tantenya itu sudah ditalak oleh suaminya sejak bulan lalu dan sekarang lagi sibuk ngurus perceraian.

Bunda Jessica memukul bahu Eunha dengan keras membuat wanita itu mengaduh kesakitan.

"Siapa yang ngajarin kamu gak sopan sama orang tua?! Kamu seharusnya tahu diri dan tahu berterima kasih. Kamu seperti ini karena kami ingin yang terbaik buat kamu."ucap Jessica.

Eunha baru mau membuka mulut tapi langsung diurungkan karena bundanya kembali berbicara.

"Kenapa gak dari awal saja kamu bilang kalau kamu punya pacar? Kenapa disaat persiapan pernikahan kamu udah mau sempurna baru kamu jujur? Bunda gak habis pikir sama jalan pikiran kamu."

Jungkook menatap Eunha yang juga menatapnya. Pria itu memberi kode agar Eunha tenang.

"Maaf, tante. Aku dan Eunha memutuskan untuk menunda pernikahan karena kami masih belum siap nikah--"

"Ya udah, berarti kamu gak serius sama anak saya! Masa umur kamu udah mau kepala tiga, tapi belum siap nikah?" Jessica menatap tajam Jungkook.

"Ini laki-laki pilihan kamu? Laki-laki yang tidak bertanggung jawab seperti dia ini?!" Jessica menarik lengan Eunha membuat anak semata wayangnya itu berdiri sejajar dengannya. Eunha meringis pelan.

"Kamu tetap akan menikah dengan Jackson. Itu udah jadi keputusan bunda. Salah siapa kamu gak jujur dari awal, kalau kamu punya pacar." Jessica menyeret Eunha membawanya pergi dari ruang tamu. Eunha meronta-ronta supaya bundanya melepaskan cengkeramannya.

Jungkook menghela napas lalu bergegas mengejar Eunha. Saat kedua wanita itu hendak menaiki tanda, Jungkook datang dan menghentikan acara tarik tarikan antara ibu dan anak.

"Kamu berani sama saya?"tanya Jessica dengan nada membentak. Jungkook langsung melepaskan genggamannya pada wanita yang seumuran ibunya itu.

"Maaf, Tante. Aku gak bermaksud melawan sama Tante. Tapi menurut aku ini udah keterlaluan."ucap Jungkook dengan tenang. Pelan-pelan ia melepaskan tangan Eunha dari genggaman sang Ibunda. Jungkook membawa Eunha ke belakang tubuhnya.

Jessica menampar Jungkook. Eunha yang melihat itu sontak memekik.

"Saya sudah menganggap kamu seperti anak saya selama ini. Disaat orang tua kamu sibuk saya yang mengurus kamu. Kamu anak yang baik, tapi itu dulu. Sekarang yang saya lihat kamu hanyalah seorang pengecut. Kamu tidak bisa bertanggung jawab atas perasaan kamu."ucap Jessica. Wanita itu menatap Jungkook dengan amarah yang makin menjadi.

"Beri saya satu alasan kenapa saya harus setuju anak saya menikah dengan kamu. Selain alasan kalau kalian saling suka tentunya." Jessica menatap Jungkook dengan angkuh. Ia juga melirik Eunha yang masih bersembunyi di belakang tubuh Jungkook.

Jungkook terdiam sejenak. Ia tidak bisa memikirkan alasan yang bagus kenapa ia harus menikah dengan Eunha.

"Kami punya alasan yang cukup serius..., tapi aku gak mau ngomong disini. Aku maunya kita ngomong berempat di kamar aku." Bukan Jungkook yang berbicara tetapi Eunha.

Jessica menatap Eunha kebingungan, "Berempat?"

Eunha mengangguk singkat, "Iya berempat, sama Tante Chorong."


°°°

Eunha memainkan jari tangannya untuk mengusir rasa gugup. Ia menatap bergantian kearah Bunda dan Tante Chorong. Lalu melirik Jungkook yang ada disampingnya sesaat sebelum ia menghela napas berat.

Setelah permintaan Eunha untuk berbicara berempat saja. Akhirnya mereka memutuskan untuk berbicara di kamar Eunha karena hanya kamar itu yang kedap suara. Jadi tidak akan ada yang bisa mendengarkan pembicaraan mereka.

Kedua ibu duduk ditepi ranjang, sedangkan Eunha duduk di kursi meja rias. Dan Jungkook berdiri di samping wanita itu.

"Jadi, apa alasan bunda harus setuju--"

"Aku hamil."kata Eunha cepat.

Jessica dan Chorong sontak melotot. Jungkook juga sama.

"APA?! HAMIL?! KAMU UDAH GILA YA?!" Jessica kembali berteriak. Eunha hanya menunduk.

Chorong menatap putranya dengan tatapan tak percaya. Jungkook menggeleng pelan seakan memberi tahu mamanya kalau ia tidak pernah melakukan hal 'buruk' kepada Eunha.

"Maafin, Eunha."cicitnya. Jessica memegang bahu Eunha. Wanita itu menatap tepat dimata putrinya.

"Ini cuma akal akalan kamu kan? Supaya bunda setuju kamu menikah sama Jungkook. Iya, kan, nak?"

Eunha menggeleng pelan, "Aku gak bohong bun."

Jungkook menatap Eunha dengan tatapan tak percaya. Eunha membalas tatapan Jungkook seakan menyuruh pria itu untuk tetap diam.

Kacau! Drama yang mereka buat jadi kacau.

Plakk!

Satu tamparan Chorong berikan pada putranya. Wajahnya memerah begitu juga dengan matanya. Ia kembali memukul putranya, di bagian dada. Jungkook hanya pasrah dengan perlakuan sang mama. Masalahnya kalau dia ngomong yang sebenarnya nanti Eunha malu, dan rencana mereka gagal total.

"Harusnya mama gak ngebiarin kalian berduaan di kamar. Harusnya mama lebih waspada...." Chorong merasa kakinya lemas. Tubuhnya meluruh namun langsung ditangkap oleh Jungkook.

"Bunda gak percaya! Mana buktinya kalau kamu hamil? Mana?!"

Eunha menghela napas lalu mengambil sesuatu dari laci meja rias. Sebuah testpack. Ia memberikannya pada Jessica.

Jessica terdiam sesaat. Chorong semakin terisak dalam pelukan Jungkook. Sedangkan pria satu satunya di ruangan itu hanya diam menonton apa yang dilakukan oleh Eunha.

Jessica menutup mulutnya kala melihat dua garis merah terpampang jelas di testpack yang diberikan oleh Eunha. Matanya menatap nanar ke Eunha.



***

JANGAN LUPA VOTE!!!

POKOKNYA HARUS VOTE YA! TINGGAL TEKAN KOK. GAK BAKAL BIKIN KALIAN CAPEK.

LOVE YOU YANG UDAH BACA❤️

Amour || [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang