35. LAKI-LAKI BAIK

6.4K 183 9
                                        

Hallo semua, berjumpa lagi dengan aku💋

Ada yang rindu sama Damian nggak?

Mungkin aku tidak serajin update cerita kayak sebelumnya ya guys, soalnya aku sibuk untuk persiapan UTBK😚

Aku boleh minta doa dan supportnya nggak? Hehe

Sebelum membaca, vote dulu ya. Untuk bentuk cara kalian menghargai tanganku yang lelah mengetik 😚🙏

Selamat membaca semua, semoga suka ya💋

*
*
*

PRANG!

"Arggh, aku benci hidup! Aku mau mati aja!"

"Semua orang jahat! Mereka semua datang untuk membawa luka! Mereka tidak peduli sama aku!"

"Jahat! Jahat! Kalian semua brengsek!"

Kejadian itu begitu menampar Keisya. Wanita yang berantakan itu benar-benar hancur, ia terus-menerus menganggap dirinya manusia bodoh, hina, dan tidak layak hidup. Keisya tak bisa berpikir jernih. Ia hanya ingin menuntaskan unek-uneknya dengan teriak, menjerit, dan melempar barang disekitar.

"Kamu bodoh, Keisya! Aturannya kamu bisa melawan waktu itu!" Tenggorokannya tercekat, rasanya amat sakit, sesaknya menggerogoti hatinya yang malang. Tersayat-sayat, berdarah, namun tidak ada obat yang bisa meredakannya.

Keisya ingin memukul perutnya, hanya saja terhenti karena ia masih mengingat bayinya yang ada didalam.

"Kenapa bayi ini harus dikandung oleh perempuan sehina aku?"

Keisya benar-benar frustasi. Sebagai pengganti ia menjambak rambutnya sebagai bentuk kekesalan diri sendiri.

"KEISYA!" Mata Gavin membulat melihat penampakan Keisya yang menyedihkan. Malam ini Keisya mengamuk, hal itu membuat Gavin terbangun dari tidurnya karena bunyi pecahan barang, dan ia langsung menghampiri wanita itu.

Keisya telah kembali dari rumah sakit, karena wanita itu terus memaksa Gavin untuk membawanya pergi dari tempat berbau obat itu.

Namun Keisya enggan pulang dalam keadaan hancur begini. Maka dari itu, Gavin membawa Keisya dirumahnya. Kebetulan rumahnya ada kamar kosong, dan bisa untuk tempat Keisya beristirahat dan memulihkan akal sehatnya.

"Keisya sadar! Jangan nyakitin diri lo begini!" Gavin berusaha menghentikan wanita itu.

"Kamu pergi aja Gavin! Kamu juga sama kayak mereka, kan?!"

"Nggak Kei, tolong jangan bilang gitu, gue nggak sama kayak mereka." Ucap Gavin sabar.

"Yaudah kamu pergi aja! Jangan dekat-dekat aku, aku nggak layak jadi teman kamu, Gavin." Keisya terisak.

Gavin memeluk Keisya dengan erat, memberikan kekuatan dari dekapan itu. Tak sekalipun Gavin berpikir seperti apa yang Keisya katakan. Jujur, apa yang diucapkan wanita itu membuat perasaan Gavin terluka.

"Gue nggak akan ninggalin lo, Kei. Gue akan selalu ada untuk lo."

"Sekalipun setelah apa yang lo alami, itu nggak akan ngerubah pandangan gue ke lo. Lo tetap berharga, Kei." Gavin mengulangi ucapannya waktu dirumah sakit.

DAMIAN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang