four

4.2K 262 36
                                    

malam itu heeseung mengantarkan sebuah bucket bunga pesanan seseorang. kebetulan neneknya memang seorang florist, dan ia yang bertugas untuk mengantarkannya kesana kemari.

heeseung tidak keberatan, lagipula ia juga senang membantu neneknya. sepulangnya heeseung mengantarkan ke tempat yang ditujunya, ia mampir ke sebuah minimarket untuk membeli sekaleng kopi disana.

lelaki itu duduk santai diatas sepedanya smbil meminum kopi yang di genggamnya. tak lama setelah itu tiba-tiba suasana menjadi mencengkam tanpa alasan.

menelisik sekitarnya, menoleh kesana kemari memastikan tidak ada orang lagi selain dirinya, namun ternyata ia salah.

sedari tadi ada yang tengah memperhatikan gerak-gerik heeseung tanpa sepengetahuan dirinya. heeseung lebih memilih untuk berpikir positif walau sebenarnya ia sendiri mulai dihantui rasa takut.

heeseung baru saja ingat pesan sang nenek, jika selesai mengantar, lebih baik langsung pulang ke rumah dan jangan mampir kemana-mana.

hingga akhirnya ia pun memilih pulang, lagipula hawa dingin yang ia rasakan ini menandakan hujan akan datang.

saat hendak mengayuh sepedanya, heeseung menyadari jika rantainya putus. tapi tidak seperti pada umumnya, rantai milik heeseung ini seperti sudah sengaja digunting.

entah siapa yang menjahili dirinya malam-malam begini. heeseung berjongkok untuk mengeceknya, namun tiba-tiba.

sret!

dari belakang seperti ada yang menyergah dirinya, ada kain yang tanpa aba-aba menyumpal mulutnya. tangannya ditarik oleh seseorang ke belakang, kain itu terus berusaha untuk membungkam dirinya.

terakhir kali saat ia masih membuka mata, mendapati sosok lelaki bertubuh tinggi yang menggunakan masker hitam tengah senyum padanya, dan setelah itu semuanya gelap.

heeseung ditarik begitu saja oleh seseorang, memasukkannya ke dalam mobil beserta sepeda miliknya juga.

tubuh tak berdaya heeseung dibanting begitu saja ke lantai, selanjutnya wajah pucat itu di tampar berulang kali hingga agar cepat tersadar.

tak sampai disitu saja. bahkan orang itu mengambil sebuah ikat pinggang dan memukul tubuh di depannya ini dengan kuat, mungkin di dalam balutan kemejanya ini sudah terdapat banyak luka.

beberapa menit setelahnya lelaki itu mulai sadar karena angin dingin yang menusuk bagian tubuhnya. heeseung membuka mata dan sedikit meringkuk, seketika ia sadar jika dirinya tidak mengenakan baju sehelai pun.

"i-ini gue d-dimana?" gumam heeseung dengan suaranya yang menggigil karena kedinginan, suhu ac di ruangan itu begitu tinggi untuk dirinya.

dor!

tiba-tiba ada suara seperti tembakan yang sangat keras, heeseung menutupi telinganya sendiri, dan samar-samar melihat sosok yang tak asing baginya.

sedetik kemudian lampu menyala, heeseung membolakan matanya saat menyadari sosok tersebut.

"sunghoon?!" pekiknya kuat, ia begitu ketakutan, entah sejak kapan kedua tangannya terdapat borgol yang terkunci.

sang pemilik nama hanya tertawa. "kenapa? kaget ya lo?"

"lo a-apain gue?"

"belum gue apa-apain, pede banget."

"b-baju gue kemana, gue d-dingin."

sunghoon melemparinya beberapa baju kearahnya, kemudian meninggalkan ruangan tersebut begitu saja.

dengan cepat heeseung memakai semua baju asing itu, ia tidak peduli mau baju seperti apapun yang paling penting dirinya tak kedinginan lagi.

setelah itu, heeseung memikirkan cara untuk keluar dari sini. lelaki itu dengan cepatnya menemukan sebuah jendela yang jaraknya cukup tinggi dari dirinya.

saat ia tengah mencari cara, tiba-tiba ada tali yang melingkar dilehernya kemudian menarik dirinya dari belakang. dihempaskannya tubuh heeseung keatas kasur hingga ia terduduk.

heeseung mendongak, mendapati sunghoon yang menatapnya datar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

heeseung mendongak, mendapati sunghoon yang menatapnya datar.

"mau nyoba kabur?" tanya sunghoon.

heeseung dengan cepat menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. entah kenapa ia tiba-tiba kehilangan keberaniannya untuk melawan sunghoon seperti sebelumnya.

"gue bakal jadiin lo punya gue sepenuhnya malam ini, gue udah kasih lo waktu buat persiapin diri, tapi lo malah gunain waktu itu buat kabur. dasar gak tau diri." final sunghoon sambil meremas kuat bagian selatan heeseung.

mulut heeseung terbuka, namun ia tak mengeluarkan suara sama sekali. ia tahu pasti jika sunghoon akan semakin gencar menyerang dirinya jika suara laknat itu keluar dari mulutnya.

"borgol lo kemana?" tanya sunghoon lagi.

"gue g-gak tau." jawabnya.

disaat sunghoon lengah, heeseung menendang wajah tampan lelaki itu kuat hingga sang empu terpaling ke samping.

dan saat itu juga heeseung berlari menuju pintu, namun sayang seribu sayang, pintu itu sudah dikunci oleh sunghoon.

heeseung membalikkan badannya perlahan, ia terkejut saat sunghoon sudah ada tepat di belakangnya sambil tersenyum miring.

leher jenjang itu dicekik kuat, lalu ditarik dan dibantingnya diatas kasur. sunghoon menaiki tubuh heeseung, memukuli wajah si kakak kelasnya itu tanpa ampun.

srak!

baju yang heeseung kenakan dirobek paksa oleh sunghoon, kini bagian dadanya terekspos. heeseung mendongak saat sunghoon mulai menyerang tonjolan di dadanya brutal menggunakan bibir.

"anghh! akhh ahh!"

heeseung berusaha menyingkirkan kepala sunghoon dari dirinya, namun sia-sia saja.

sunghoon pun mulai bangkit, kemudian berdiri di samping ranjangnya. dengan gerakan tiba-tiba, ia menarik celana panjang milik heeseung kasar hingga tubuh lelaki itu ikut terjatuh kebawah.

sunghoon mengangkatnya lagi dengan kasar, kemudian melemparkan celana yang tadi dikenakan heeseung ke sembarang arah.

sang dominan memgepalkan tangannya, dan memasukkan ke dalam lubang sempit dan kering milik heeseung.

"AKKHHHHHH!"

tubuh heeseung tersentak kuat, otot di leher serta dahinya mulai tampak merasakan sakit yang tak biasa.

sunghoon mulai menggerakan tangannya di dalam sana, dengan cepat menemukan titik sensitif heeseung, tangannya yang masih dalam posisi mengepal seolah memukuli dinding sensitif itu dengan tenaga yang dimilikinya.

heeseung setengah mendudukkan dirinya, memegangi tangan sunghoon yang semakin masuk ke dalam dirinya. mulutnya tak henti berteriak dan mendesah.

"ahh ssh nghh! b-bajinganhh lo anj-akhh!"

"gue yakin lo keenakan sama tangan gue ini kan? apa masih kurang?"

heeseung menggeleng ribut. "hiks.. g-gue gamau nghh.. ahh! nghh shh anhh.. AHH!"

sunghoon memukul perut heeseung kuat, kemudian mengeluarkan tangannya dari lubang heeseung dengan kasar. sunghoon meninju, memukuli lubang di depannya itu tanpa ampun, hingga menampakkan lebam dan juga darah yang keluar dari sana.

"siap mohon-mohon sambil nangis, desahin nama gue kak?" tanya sunghoon enteng.









tbc y'all.

kakel ; hoonseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang