nine

3.4K 200 14
                                    

yg komen psikopat smua bejir

sunghoon hanya mengantarkan heeseung sampai gerbang sekolah saja, lelaki itu berjalan teratih sebisa mungkin menyembunyikan rasa sakit pada bagian bawahnya.

heeseung pun segera berlari ke ruang osis yang biasa ia buat markas dengan teman-teman se organisasinya. tampak banyak sepatu yang tertata rapih diluarnya, ia meraih gagang pintu lalu membukanya perlahan.

jeno yang sedang menjelaskan kini tersenyum tipis pada heeseung, mempersilahkan lelaki itu untuk duduk terlebih dahulu karena anggota lain tengah diberi arahan olehnya.

ia mendudukkan dirinya di sebelah sungchan si waketos yang galaknya bisa melebihi heeseung. merasa posisi heeseung terlalu dekat dengannya, sungchan sedikit menggeser dirinya menjauh.

"maaf ya gue telat, materinya apa aja?" tanya heeseung sambil berbisik, sungchan dengan mudahnya risih lalu mendorong dada heeseung yang tiba-tiba mendekat kearahnya.

"dengerin dulu itu makanya, budek lo?" cerocos sungchan yang tak sengaja mengeraskan suaranya.

sontak membuat jeno dan juga anggota lain kini menatap si ketua beserta wakilnya yang terlalu mengganggu pembicaraan itu, sungchan menunduk dan meminta maaf pada jeno.

"kenapa? ada masalah?" tanya jeno, pemuda pemilik marga jung itu menggeleng.

"maaf pak, tadi heeseung ganggu saya."

"dia cuma cari tau tentang materi, kenapa kamu ketus banget sama dia? niat dia baik loh biar gak ketinggalan materi yang saya sampein." tutur jeno.

sungchan menghela nafas kasarnya. "baik pak, saya minta maaf, nanti saya sampaikan semua materinya."

"nah bagus," jeno mengangguk-anggukkan kepalanya sembari tersenyum. tangan lelaki itu tampak mengambil banyak lembar kertas yang tersusun rapi dari dalam tasnya. "bagikan ini ke kelas-kelas, masing-masing satu ya."

"baik pak!" ucap seisi ruangan secara bersamaan.

sungchan hendak masuk ke kelasnya, namun tangannya lebih dulu ditahan oleh heeseung.

"ck! apasih?" ketusnya menghempaskan tangan mungil lelaki itu.

"katanya mau jelasin materi? kan gue gak ngerti.."

pemuda itu berdecak malas. "soal camping."

"huh, camping?"

"hm."

heeseung berpikir sejenak. "anak kelas mana aja?"

"kelas sepuluh doang," jelas sungchan malas, melirik jam tangan yang dikenakannya lalu beralih menatap heeseung. "udahlah gue mau ke kantin, nih bagiin gue nitip."

sungchan memberikan semua formulir yang cukup banyak itu pada heeseung. bahkan lelaki itu sempat sedikit terhuyung karena sungchan memberikannya sedikit kasar. "tapi, chan?"

"semisal cepu, abis lo sama gue." titah sungchan sambil menarik kerah kemeja yang heeseung kenakan.

sang empu hanya mengangguk-angguk saja dengan polosnya, kemudian langkah kakinya mulai berjalan pelan sambil menelisik isi dari lembaran-lembaran kertas yang ia bawa itu.

akhirnya heeseung pun membagikannya sendirian, meskipun ada beberapa anggota lain yang juga berkeliling di kelas-kelas, bahkan cukup banyak dari mereka yang justru menitipkannya pada heeseung.

"udah, seung?" suara itu sukses membuat heeseung sontak menoleh kemudian terkekeh pelan. "kok sendirian aja? sungchan mana?"

"kantin pak, saya lihat tadi." heeseung melotot kaget, kemudian menoleh ke belakang ternyata ada hanni yang baru saja keluar dari kelasnya.

"kantin?" tanya jeno memastikan.

"kayaknya lo salah liat deh han," sela heeseung mulai bercucur keringat di dahinya.

"orang itu jelas-jelas kak sungchan kok, dia kan suka males pak kalo dikasih tugas, apa-apa pasti kak heeseung yang ngerjain sendiri." jelas hanni.

jeno menggelengkan kepalanya tak percaya. "emang gak pernah bener itu anak. kalo gitu makasih ya, hanni, heeseung."

lelaki yang berbeda satu kelas dengan heeseung itu pun berlari menjauh, tampaknya mengarah ke kantin untuk menghampiri sungchan.

"duh mampus gue." gumam heeseung yang panik bukan main.

hanni tiba-tiba menepuk pundak lelaki itu perlahan. "dicariin kak jaemin."

"hah tumben, dimana?"

"kalo gak salah di lab desain, katanya sih mau ngasih tau film kesukaan kak heeseung." jelasnya.

wajah heeseung berubah antusias mendengarnya, ia pun tersenyum tipis. "oke kalo gitu makasih ya han, gue duluan."

"film apa sih?" tanya heeseung yang sangat penasaran.

"sabar lah anjing, pasti suka." jaemin tersenyum licik, seolah ada maksud lain yang disembunyikan oleh lelaki itu.

jaemin pun beranjak untuk mengunci pintu lab yang akhirnya mengundang tatapan heran dari heeseung. "kok dikunci?"

"agak pedes filmnya." sahut lelaki di depannya itu sambil membuka dua kancing seragam. kemudian mulai menyalakan proyektor dan mengotak+atiknya sedikit.

hingga akhirnya setelah dirasa semua sudah selesai, jaemin mendudukkan dirinya tepat di samping heeseung yang tengah fokus menghayati film tersebut.

tiba-tiba scene berganti begitu saja, dimana banyak adegan penganiayaan bahkan karakter-karakter di film tersebut banyak yang melakukan hal yang tidak-tidak secara bebas.

meskipun hanya film, entah kenapa kepala heeseung sedikit pusing. ia meremat ujung kemejanya sendiri seolah menahan sesuatu, jaemin yang mengetahuinya hanya bisa menertawakan pelan.

suasana tiba-tiba berubah menjadi panas tanpa sebab, padahal jaemin awalnya sudah menyalakan ac itu di titik paling dingin. namun kali ini keringat membasahi dahi serta leher heeseung, lelaki itu tampak menggigit bibirnya sambil merapatkan pahanya sendiri.

click!

jaemin tiba-tiba mematikan filmnya. "segitu doang udah sange?"

"mulut lo, mana ada anjir." elaknya.

"mau ngelak gimana pun, gue tetep tau."

"udahlah gue mau pulang, licik juga lo ya buat ngejebak gue." sinis heeseung sambil membuka pintu lab tersebut dengan buru-buru.

heeseung berlari ke kamar mandi secepat mungkin, sesampainya disana ia justru malah bertemu dengan sungchan yang tengah mencuci tangannya seorang diri.

"oh jadi lo yang—"

"chan, t-tolong.." lirih heeseung menyela ucapan si wakil osis itu sambil memeluk pinggangnya. "please.. hnghh mmh h-helphh.."

"lo kenapa anjing?" tanya sungchan heran, berusaha menyingkirkan tangan heeseung yang bahkan mulai lancang menyentuh area privasinya.

heeseung pun mendorong sungchan ke dalam bilik kamar mandi, mendudukkan lelaki itu dengan paksa lalu duduk di atas pangkuannya. dengan lihainya, heeseung menggesekkan bagian bawahnya pada paha sungchan dengan brutal.

"shit.. lo kenapa sih bangsat?!" pekik sungchan sembari menahan bahu heeseung.

"sshh.. hnghhh.." bukannya menjawab, heeseung justru membenamkan wajahnya pada bahu sungchan. sementara itu si lelaki yang berada di bawahnya ini merasakan sesuatu yang aneh pada bagian bawahnya juga.

semenit kemudian tiba-tiba kesadaran seolah menampar diri heeseung. kedua matanya membola sempurna saat tahu siapa yang kini berada di bawahnya.

dengan cepat heeseung turun dari pangkuan sungchan, melihat celana lelaki itu sedikit basah yang mungkin karena kelakuannya tapi heeseung tidak sadar.

"s-sungchan, maaf. g-gue harus pergi."

"woi bangsat lo! selesaiin ini."

"sorry sumpah, gue gak sengaja, bener-bener gak sengaja tadi! g-gue pergi dulu."

akhirnya sungchan pun mau tidak mau menyelesaikan urusannya sendiri "bisa-bisanya gue basah cuma gara-gara itu cowok."

kakel ; hoonseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang