fourteen

4.7K 233 22
                                    

"jaem, ada lihat heeseung?" tanya jeno pada jaemin yang sedang duduk bersantai, lalu menggeleng sebagai respon. "ini anak kemana lagi, perasaan tadi disini kok."

"tadi sama sungchan." sahut jaemin lagi.

"kamu tau kemana?"

lelaki itu kembali menggeleng. "terakhir kali saya lihat dia ada sama sungchan, pak."

jeno pun mengangguk-anggukkan kepalanya faham, kemudian berjalan kesana kemari mencari si ketua serta wakil osis kesayangannya itu.

anak-anak juga sudah hampir dua jam lamanya menunggu sesi lomba tiba, tapi penanggung jawab lomba kali ini adalah sungchan, yang entah menghilang kemana.

bahkan si pembina juga berusaha menghubunginya berkali-kali, dan ternyata mereka meninggalkan ponselnya yang kini tengah di cas di dekat operator.

"gak bener dua anak ini," gumam jeno sedikit geram kemudian kembali berjalan ke tenda khususnya. "han, kamu penanggung jawab ya, ajak temen kamu juga gak papa."

hanni langsung berdiri sambil membenarkan topinya. "saya pak? sama hyein gak papa?"

"iya, boleh, makasih ya."

"baik pak, saya permisi."

jeno sedikit lega karena ada hanni yang mau menjadi penanggung jawab sementara untuk menggantikan sungchan, kini tampak semua peserta mulai berbaris dengan rapi di tengah lapangan.

"jen, ayo bantu ngatur juga." ajak doyoung selaku wakil pembina.

"oke."

sementara itu di kamar mandi.

brak!

brak!

brak!

"NGHAHH ANGH SHH AHH AHHHH!"

wajah heeseung berulang kali menabrak pintu di depannya itu saking brutalnya sosok yang tengah bergerak di belakangnya itu. kedua tangannya ditarik pula ke belakang, desahan keras itu terus keluar semakin keras.

plak!

plak!

plak!

bahkan suara penyatuan mereka begitu terdengar nyaring seperti suara tamparan, padahal itu sungchan yang masih bergerak dengan brutal menikmati indahnya tubuh sosok musuhnya itu.

"s-sungchanhh.. anhh.. a-aku hnghh shh!"

"sesuai perjanjian di awal kan? kalo lo keluar duluan bakal gue lanjutin sampe malem nanti." ancam sungchan sembari tertawa puas.

"t-tapi—HNGHAHH!"

heeseung kembali mendesah keras saat sesuatu di dalamnya terhentak dengan kuat secara berkali-kali, bola matanya memutar ke dalam dengan bibirnya yang kini digigit sekuat mungkin menahan rasa aneh pada dirinya itu.

sungchan semakin mencengkram pinggang heeseung hingga timbul bekas kemerahan disana, tubuh ringkih itu terhentak sesuai irama yang diberikannya.

tiba-tiba benda itu masuk semakin dalam, ada sesuatu juga yang menyembur di dalam sana. tubuh heeseung begitu lemas dan tak berdaya sama sekali saat sungchan semakin menghentak miliknya lebih dalam lagi bahkan hampir menembus bladdernya.

geraman rendah dari sang dominan sambil mencabut miliknya secara kasar, tiba-tiba tubuh heeseung terduduk lemas di lantai begitu saja, kepalanya bersandar pada dinding dengan nafas yang tersenggal.

sungchan mengambil beberapa helai tisu hingga menjadi tumpukkan yang cukup tebal, lalu ia rendam ke dalam air sejenak, kemudian lelaki itu berjongkok di depan heeseung.

kakel ; hoonseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang