three

3.9K 258 5
                                    

pagi itu suasana begitu ricuh setelah mendapati akun burung sekolahnya update tentang lee heeseung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

pagi itu suasana begitu ricuh setelah mendapati akun burung sekolahnya update tentang lee heeseung. mulai dari para gadis yang mengikuti lelaki itu kesana kemari layaknya penggemar yang toxic.

tapi sunghoon hanya biasa saja, kini ia berjalan bersampingan dengan sungchan si provokator atau si pemegang akun tersebut. mereka berdua saling bercanda, terlihat sangat dekat satu sama lain.

"rencana lo?" tanya sungchan disela aktifitasnya yang tengah mengunyah permen karet.

"almost done." jawabnya kemudian menyeringai, mengingat rencana buruknya akan segera ia lakukan sore ini juga.

"bagus, lo udah yakin dengan cara lo itu dia bakal bisa nangis mohon-mohon ke lo?" tanya sungchan lagi untuk memastikan.

sunghoon pun mengangguk. "yakin aja."

"maksud gue kalo masih gak berhasil, lo bisa hubungin gue buat bantuan, oke?"

"ide bagus, makasih ya bro."

setelah mereka berbincang cukup panjang lebar, dari kejauhan dua remaja ini menatapi sosok yang baru saja dibicarakannya.

keadaan lelaki itu cukup parah, seragamnya basah dan lusuh, terlebih lagi ia memasang wajah kesalnya dan berjalan kearah kamar mandi sendirian.

di belakangnya banyak para gadis bahkan juga lelaki yang membuntutinya. sungchan dan sunghoon yang melihat hal tersebut langsung menertawakannya.

"orang-orang miskin, mana mungkin heeseung nangis cuma karena dibully doang." gumam sungchan.

"jangan gitu, tapi gak salah juga sih."

"emang gue pernah salah? gak kan?" ujar sungchan membanggakan dirinya sendiri. "lo bakal lakuin itu dimana?"

"ada lah suatu tempat."

sungchan tertawa kecil lalu menepuk pundak sunghoon pelan. "good luck."

"yang megang akun hybesa siapa sih?" pekik heeseung kesal, melemparkan buku-buku miliknya hingga tak berbentuk.

sementara itu ada chenle disebelahnya yang mengelus punggung heeseung guna menenangkannya.

"gara-gara itu gue jadi dibully gini sialan." protesnya lagi.

"lo gak mau cari tau gitu? daripada marah-marah gak jelas gini." sela chenle yang tiba-tiba juga ikut emosi.

"mau nyari tau gimana lagi? gue keluar aja udah dilemparin segala macem."

"tau dah, ngapain gue malah mikirin masalah lo, gue gak mau ikut campur." setelah mengatakan itu, chenle pergi begitu saja meninggalkan heeseung sendirian dikelas.

"ini pasti kerjaan si sunghoon." gumam heeseung lalu bangkit dari kursinya dan bergegas menuju kelas adik kelasnya yang menurut dia kurang ajar itu.

sesampainya heeseung disana, ia langsung mengetuk pintu perlahan karena ada guru yang tengah mengajar disana.

"maaf pak, saya mau izin ada urusan sama murid bapak." ucap heeseung pelan.

"atas nama siapa ya?" tanya guru itu.

"park sunghoon pak."

setelah nama itu disebutkan, sunghoon langsung mengangkat kepalanya, yang tadinya mengantuk kini kedua matanya langsung terbuka lebar begitu saja.

sunghoon juga kebingungan, ditengah ricuh para teman-temannya dan mendadak namanya disebut oleh seseorang. pak guru pun menyuruh sunghoon untuk berdiri, dan mengizinkannya untuk mengurus urusan yang dimaksud heeseung.

saat keluar dari kelas, sunghoon langsung berdecak sebal. "ck, lo lagi. apalagi kali ini?"

"lo admin akun hybesa kan? apa maksud lo bikin kaya gitu? kalo gak suka sama gue jangan gitu juga kali." cerocos heeseung tiba-tiba.

"bukannya hape gue masih ada sama lo? mikir dulu apa-apa tuh sebelum nyalahin orang, gue disini juga baru, mana mungkin langsung megang akun officialnya sekolah." balas sunghoon tak terima.

ucapan lelaki itu memang ada benarnya, lantas siapa lagi yang harua heeseung jadikan dalang atas permasalahan ini. jika tidak diselesaikan segera, ia bisa mencelakakan dirinya sendiri.

bahkan jabatannya kemungkinan besar bisa menurun. karena saking banyaknya murid disini yang mengharapkan uang dari pemegang akun hybesa itu, yang tanpa heeseung ketahui jika itu hanyalah permainan dari seorang park sunghoon.

"lo gak ada kenalan kakak kelas gitu?" tanya heeseung lagi saat sunghoon ingin kembali ke kelasnya.

sunghoon mengerlingkan matanya malas. "lo doang, itu pun gue terpaksa sama lo pas mpls."

"eh rajungan, kalo bukan gue yang nolongin lo, sampe sekarang lo masih gue biarin pingsan di lapangan lol."

"yaelah tos ketos, lo sadar kan cuma babu disini? jangan berharap kekuasaan yang lebih deh. lagi pula, gue juga gak takut sama lo."

"oh iya?" tanya heeseung, lalu mengamati sekitarnya. "lo masih butuh ini kan?"

sunghoon hanya menatap sebuah ponsel miliknya yang di genggam oleh heeseung, eksrpesi wajahnya datar-datar saja tanpa ada rasa panik sedikitpun seperti sebelumnya.

"ambil aja, miskin." cicit sunghoon pelan.

heeseung yang mendengar itu sangat geram, ia membanting ponsel milik sunghoon lalu menginjak benda pipih itu hingga tidak berbentuk.

"lo bakal mikir gue ngambilin remahan kaca gak berguna itu sambil nangis ke lo?"

"ya, ambil aja."

lelaki yang lebih muda darinya itu, menarik kuat kerah seragamnya. "gini ya bajingan, sebelum lo yang bikin gue nangis, lo yang bakal gue bikin nangis duluan bahkan sampe mohon-mohon."

"just do it, bitch." ucap heeseung enteng, nada bicaranya seakan meremehkan.

"oke, salah satu dari kita bakal tau siapa yang lebih jalang sebenarnya."

kakel ; hoonseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang