Follow dulu, baru baca! 🌚
Akad nikah pun berlangsung di rumah Yuni di kampung besar, seberang pulau kecil tempat Yudi tinggal.
Pesta yang sangat meriah menyambut pasangan yang telah resmi menjadi suami istri.
Seperti adat yang berlaku, setelah resepsi, mempelai wanita akan langsung diajak pulang ke rumah mempelai laki-laki.
Kedua keluarga mempelai sangat bersuka cita. Sebagian besar yang mengantar ke rumah mempelai laki-laki adalah keluarga Yudi saja. Sedangkan keluarga Yuni yang bertugas membawa perahu Jonson mempelai pengantin.
"Dino, matikan rokokmu, itu jonsonnya pakai minyak bensin. Bahaya lho.." Hardik Pak Nawan, paman dari Yuni.
"Halah... Takut sekali paman ini... Tiap hari saya sudah biasa bawa Jonson sambil ngerokok."
Laki-laki yang bernama Dino itu menanggapi santai ketakutan pamannya. Ia bahkan mengejek berjoget sambil mengikuti irama musik dari tep yang dibawa keluarga mempelai laki-laki.Jonson pun bergerak setelah dibunyikan mesinnya perlahan. Semua keluarga mempelai wanita bersorak dan kembali pulang ke rumah mempelai wanita setelah Jonson mencapai perantaraan kedua pulau.
Mendekati pulau, desa tempat tinggal Yudi tiba-tiba mesin Jonson mogok. Semula orang cuek karena yakin yang membawa Jonson pasti bisa mengatasi mesin yang mogok.
Berkali-kali Dino mencoba menghidupkan mesin, tapi nihil. Dengan panik ia menyalakan korek untuk membakar rokoknya terlebih dahulu untuk mengatasi rasa jengkelnya.
Tiba-tiba api korek menyambar bensin yang berceceran di samping mesin Jonson dan menimbulkan kebakaran mesin.
Karena panik Dino langsung loncat dan diikuti semua penumpang, kecuali Yuni.
Yuni yang masih memakai gaun pengantin, enggan untuk mencelupkan diri ke laut karena dikatakan pamali. Jika ia terkena air laut maka kesialan akan menimpa rumah tangganya. Selain itu, ia juga masih merasakan perih pada lukanya kemarin saat di jembatan kayu."Yuni, Ayo turun.... Api semakin membesar....!!"
Teriak Yudi yang gregetan dengan tingkah Yuni yang enggan beringsut sedikit pun dari posisinya."Tidak Abang... Pamali.... Nanti sial..."
Yuni ngeyel, ia hanya berharap Yudi dan semua orang bisa memadamkan api, sedangkan lambung Jonson sudah setengahnya terbakar."Turunlah Yuni, Abang tidak mau kamu kenapa-kenapa... Lihatlah Abang juga sudah basah... Yang penting kita sudah ijab Qabul... "
"Tidak boleh Abang.... Yuni tidak boleh kena laut!!!"
Teriak Yuni jengkel.Demi menghindari tangan Yudi yang menggapainya, Yuni menghindar dan tidak sengaja ujung gaunnya terlalap api.
Api tiba-tiba membesar karena bahan gaun Yuni mudah terbakar.
"Aaaargh.... Panas!!!! Abaaaaang!!!"
Api melalap gaun Yuni dengan cepat. Otomatis Yuni juga ikut terbakar."YUNI!!!!!!!! YUNI!!!! TIDAAAAAK!!!!"
Yudi hendak menyelamatkan Yuni, tapi api sudah sangat berkobar membakar tubuh Yuni hidup-hidup.
Hafda segera menyeret tubuh Yudi yang lunglai menyaksikan Yuni bergerak tak tentu arah karena terbakar dan hangus hingga akhirnya terjatuh ke air laut.Bau hangus begitu menyengat. Tubuh Yuni telah melepuh dan menghitam. Hampir setiap jengkal tubuhnya terkelupas.
Keluarga Yuni yang ikut mengantar, bingung dan pucat menyaksikan jenazah Yuni yang telah hangus terombang-ambing ombak.
"Ap...apa yang harus kita katakan pada paman dan ibunya?"
Seru salah seorang lelaki paruh baya yang merupakan ayah dari Dino.Mereka perlahan menoleh ke arah Yudi yang telah lunglai dan tak hentinya menangis dan histeris.
Jangan lupa vote and coment supaya author semangat update 🌚
KAMU SEDANG MEMBACA
Pamali Kamis Malam
HorrorAngin dingin di kampung yang berada di atas batu karang selalu menusuk. Akan ada tamu yang selalu datang jika Pamali di kampung ini tidak diindahkan. Air laut yang ada di kolong rumah selalu berdesis seakan meringis merasakan penderitaan tamu-tamu y...