"Jov, Jovi.... Yanti ada di sini?"
Teriak Arisa ketika berada di depan rumah Jovita yang pintunya belum terbuka.Mayang terbangun dari tidurnya ketika mendengar seseorang menuju pintu depan.
Tak lama pintu terbuka dan Jovita keluar menggendong bayinya yang masih memakai baju tidur.
"Tidak bibi. Yanti tidak kemari. Memangnya dia ke mana?"
Jovita balik bertanya."Bibi juga tidak tahu Jovi. Makanya bibi datang cari dia di sini. Bibi pulang dulu kalau begitu. Jangan sampai Yanti sudah di rumah."
Mayang langsung tertegun. Ini hal yang ingin ia ketahui.
Dari semalam ia sudah menyetel alarm agar bangun jam delapan pagi. Ia ingin sengaja berlama-lama di rumah Jovita untuk mengetahui rencana Jovita dengan tamunya yang datang semalam."Mayang... Kamu sudah bangun?"
Jovita mengagetkan Mayang yang masih termangu."Iya... Ummm Saya pulang dulu ya... Khawatir jangan sampai ibuku mencari keberadaanku."
Mayang langsung mengambil kantong plastik berisi pakaiannya yang basah semalam.
Jovita yang merasa aneh dengan sikap Mayang yang acuh hanya terdiam.
Setelah mendengar penjelasan Jovita tadi, Arisa pun segera pulang dengan perasaan yang kalut.
Ia bingung akan mencari Yanti ke mana, karena Yanti tidak mengenal warga desa yang lain selain Jovita.Ia segera menghubungi Yudi dan menceritakan keadaan Yanti yang belum kunjung pulang.
Yudi yang dari semalam tidak bisa tidur karena gelisah dengan apa yang istrinya ceritakan dadanya semakin bergemuruh.
Tapi dengan tenang ia meminta ibunya untuk berpikiran positif dan tidak panik.
Seperti dugaan ibunya, Yudi pikir Yanti ke rumah Jovita.
Tapi nyatanya Ibunya baru pulang dari sana."Apakah mantan ibu mertuaku ada di desa?"
Tanya Yudi hati-hati. Ia tahu, Ibunya masih menaruh rasa jengkel di hatinya.Sekilas Arisa tertegun lalu menatap suaminya yang penasaran apa yang sedang katakan di seberang telepon.
"Ada apa dengan mantan ibu mertuamu?"
Arisa mengerutkan dahi karena tidak mengerti dengan anaknya yang tanang saja, sedangkan menantunya belum tahu di mana keberadaannya.Tiba-tiba Hafdal menunjuk ke luar jendela depan, dan di sana terlihat mantan besan mereka yang akan naik perahu salah seorang nelayan.
Ia menentang sebuah kantong plastik hitam yang berisi sesuatu yang terus bergerak.
Jangan lupa vote and coment!
KAMU SEDANG MEMBACA
Pamali Kamis Malam
TerrorAngin dingin di kampung yang berada di atas batu karang selalu menusuk. Akan ada tamu yang selalu datang jika Pamali di kampung ini tidak diindahkan. Air laut yang ada di kolong rumah selalu berdesis seakan meringis merasakan penderitaan tamu-tamu y...