27. Dua Puluh Tujuh

25 4 0
                                    

Flashback

Angin malam menambah kelamnya malam. Seakan malam ini semakin panjang dan tak ingin berlalu.

Hujan masih turun perlahan membasahi desa karang yang ada di pulau kecil itu.

Bunyi pintu terbuka terdengar samar dan muncullah seorang perempuan paruh baya dari dalam rumah.
Pemilik rumah pun menutup pintu kembali setelah perempuan bertahi lalat itu menjauh menuju ke tengah desa.

Dari balik pohon, seorang gadis cantik  keluar dari tempat persembunyiannya. Ia tidak menyangka, ibu temannya dulu bisa sangat akrab dengan Jovita.

Gadis cantik itu rela basah kuyup untuk menghindari kecurigaan Jovita. Ia tidak ingin Jovita tau bahwa ia sudah memergokinya bekerja sama dengan Ibu dari Yuni.

Dengan langkah pasti, gadis cantik itu mendekati pintu rumah Jovita.

Tok, tok tok

Jovita kaget melihat Mayang basah kuyup pukul tiga dini hari.

"Kamu dari mana?"
Mata Jovita ke sana kemari seakan takut Mayang melihat keberadaan tamunya tadi.

Mayang ikut melihat ke mana pandangan Jovita.
"Ada apa Ka?"
Mayang pura-pura bertanya.

"A... Tidak apa-apa. Kamu dari mana basah kuyup begini?"
Jovita memperhatikan baju yang dipakai Mayang.

"Oh, tadi saya dari pesta di pulau besar. Mumpung ada tumpangan gratis, saya ikut saja sekalian. Tapi malam ini saya tidur di rumahmu ya, kasihan mamaku kalau harus bangun kemalaman dan membuka pintu. Besoknya pasti pusing."
Mayang berusaha untuk tidak panik dalam bicara, agar Jovita tidak curiga.

"Ya sudah masuk sana. Handuk ada di kamar mandi."
Jovita mempersilahkan Mayang untuk memakai kamar mandi dan mengeringkan tubuhnya. Jovita segera kembali membawa daster sebagai baju ganti untuknya.

"Besok cepat pulang, jangan sampai bapaknya Adelia lihat kamu dengan daster begitu..."

"Iya... Nanti subuh saya langsung pulang karena jam begitu mamaku sudah bangun."
Mayang langsung membaringkan badannya di samping Adelia.
Jovita menyusulnya dan menutup matanya. Tak lama kemudian terdengar dengkuran halus darinya.
Mayang membuka matanya. Ia tak bisa tidur memikirkan hari esok.
Ia ingin tahu apa sebenarnya yang akan terjadi akibat dari perbuatan Jovita dan tamunya tadi.

Dengan perlahan, ia menyetel alarm dan memejamkan matanya.

Jangan lupa vote and coment!

Pamali Kamis MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang