Malam terasa begitu panjang, kegelapannya seakan menelan seluruh keberadaan mahkluk bumi yang berada di pemukiman ditengah pepohonan pinus yang menjulang tinggi. Sehun menyeret Seulgi untuk ikut dengannya, gadis dengan borgol di tangan itupun tak dapat berkutik saat lengan bagian atasnya dicengkram erat oleh Sehun.
Sehun menyalakan pemantik setelah menyelipkan rokok menthol di bibirnya yang tipis, pria itu kemudian menghisap rokoknya dan duduk dengan napas masih terengah.
“Kau tunggu disini”
Seulgi terperangah, keringat yang mengucur didahinya semakin deras, pria gila itu hendak meninggalkannya di tengah hutan. bagaimana jika hewan buas tiba-tiba datang dan memangsanya.
“sebetulnya, kau siapa?”
Sehun terkekeh, ia menatap Seulgi dengan senyum menyeringai, “aku ingin memastikan satu hal padamu”
“ah... lupakan” wajah Sehun berpaling, rasa dendam yang telah menumpuk dalam dadanya sepertinya akan meluap malam ini. ia berbalik arah, menuju kembali tempat tujuan yang selama ini terhalang.
.
.
.
Tiba-tiba saja, jendela kamar yang semula tertutup rapat terbuka dengan lebar, angin kencang dari arah luar berhasil membuat jendela dan tirai tersingkap. Jennie yang sudah terlelap dua jam lalu langsung terjaga, ia begitu terkejut dengan peristiwa seperti ini. ia mencari sekitar ruangan, tak dapat ia temukan Chanyeol. Kemana perginya pria itu.
Dengan kesadaran yang belum pulih, ia langsung menyambar mantel miliknya dan mengenakannya dengan asal, menutup jendela dan berjalan berkeliling sembari memanggil Chanyeol.
“Yeol.... Leon???”
Tak ada satupun yang menyahut, tempat itu menjadi horor, gelap, dingin dan sepi. Jennie meringis dan mengeratkan mantel pada tubuhnya. Ia meraih ponselnya yang berada dalam keadaan mati, Jennie melakukan itu agar ia tidak bisa dilacak oleh Ayahnya dan juga Ibunya. Dia pasti akan digantung kalau kedapatan berlibur dan menikah dengan Chanyeol.
Jennie mendengar suara telepon berdering diseberang sana, namun Chanyeol tidak menerima panggilannya.
“Leon???”
Jennie menghela napasnya berulangkali, ia kemudian melamun dan memikirkan hal buruk yang mungkin saja terjadi. Hubungan mereka tidak direstui oleh Ayahnya Chanyeol, karena Jennie adalah anak dari Kim Jaejoong. Bagaimana jika demikian? Atau lebih parah, Chanyeol mungkin meninggalkan Jennie karena sebetulnya ia hanya ingin bermain-main dengan Jennie.
Jennie tahu betul bahwa Chanyeol selama ini sudah diperlakukan buruk oleh Kim Jaejoong. Pasti Jennie adalah sasaran yang mudah untuk dijadikan balas dendam.
Jennie menutup wajahnya, dia menangis terisak dengan rasa takut teramat besar dalam dirinya. Sampai ia mendengar suara mobil terparkir dari halaman bawah. Gadis itu tersenyum, dan segera menghapus airmatanya.
“Chanyeol....” seru Jennie seraya berlari menuju lantai bawah, dimana mobil hitam sudah terparkir rapi.
Senyum Jennie seketika pudar, yang keluar dari dalam mobil itu bukanlah Chanyeol. Melainkan....
“Ayah....” ujar Jennie dengan parau.
Jaejoong menelan ludahnya susah payah, pria itu mendekat kearah Jennie. tubuh mungil Jennie semakin ciut, gadis itu tak bisa lari kemanapun selain diam gemetar dihadapan Jaejoong.
PLAKKKK!!!
TAMPARAN yang sangat keras sekali, sampai Jennie tersungkur ke tanah.
“dasar jalang murahan!”
Tangan Jennie tak kuasa menahan rasa sakit itu, ujung bibirnya meneteskan darah, telinganya berdenging karena tamparan yang begitu keras nyaris membuatnya tak bisa merasakan keseimbangan.
Napas Jaejoong bergemuruh, ia menarik tubuh Jennie untuk bangkit dengan kasar.
“Ayah... aku... aku...”
“Murahan, tidak tahu diri!” ujar Jaejoong dengan airmata dipelupuk matanya. Ia pun menyesal sudah menampar jennie, namun ia tidak bisa menahan dirinya untuk melakukan itu. Dia begitu kecewa pada Jennie dan perbuatan gadis itu. Mengkhianatinya dan membohonginya selama ini.
“Ayah... aku mencintainya.... maafkan aku”
Ucap Jennie sambil memohon, ia bertekuk lutut dihadapan Jaejoong, mencengkram sepasang kaki panjang pria itu agar mau memaafkan dan menerima Chanyeol.
“aku harus menghabisi brengsek itu dengan tanganku sendiri!”
Rasa kecewa Jaejoong dan rasa sayangnya terhadap Jennie begitu besar, ia tidak menyangka bahwa panggilan Haejin untuknya akan mengantarkannya pada rasa kecewa ini. fakta bahwa Chanyeol juga adalah anak kandung musuh besarnya itu.
Apa yang sudah Jaejoong lakukan selama ini? ia membesarkan anak bajingan itu. Bajingan yang sangat ia kutuk sampai ke neraka.
Entah berapa banyak orang yang Jaejoong bawa untuk melenyapkan Chanyeol dan Ayahnya. Jennie benar-benar tidak bisa berkutik, ponselnya di hancurkan oleh Jaejoong sehingga ia tidak bisa memberitahu Chanyeol keadaan saat ini. Jennie begitu gelisah, ia khawatir sesuatu yang buruk mungkin terjadi sekarang.
.
.