Sebuah senjata api jenis revolver colt peacemaker tergenggam ditangan seorang pria berperawakan jangkung, berwajah dingin namun tampan. Pria itu sudah terkepung ditengah hutan tempat dimana dirinya semula bersembunyi dari kejaran mafia kelas kakap. nafasnya memburu karena telah berlari belasan kilometer.
Ia adalah Park Haejin, yang berusaha melindungi putera kecilnya yang begitu ketakutan berada dalam dekapan nya.
"Appa... kemana kita akan pergi? bagaimana dengan Eomma?" putera nya merengek, membuat Haejin mau tak mau memaksakan senyum dengan tujuan menenangkan sang putera.
"tenang nak, kau adalah jagoan. Eomma juga akan baik-baik saja, kita akan menyusul eomma setelah bermain"
"aku tidak mau bermain huhuhu..."
"nak! Kau harus kuat! Dengarkan ayah! Eomma sedang mencari kita, jadi kamu harus bersembunyi dengan baik ya"
Haejin tetap gagal, anaknya masih merengek dan menangis terisak. Haejin sendiri amat bingung, bagaimana cara nya agar ia bisa selamat atau paling tidak menyelamatkan putera nya saja agar tetap bertahan hidup ditengah kejaran ini. Park Haejin juga tidak menyangka, ia telah difitnah oleh rekan bisnisnya sendiri sehingga dirinya menjadi buronan boss besar yang kini menginginkan nyawa nya.
Haejin mengisi peluru pada senjata api nya, hanya terdapat tujuh butir yang dirasa cukup untuk setidaknya memberi perlawanan terakhir. Pria itu sudah pasrah, akan hidup dan matinya saat ini.
Jessica menangis terisak dengan tubuhnya yang amat lemah, wanita itu tengah berbadan dua namun masih memaksakan diri tetap berlari untuk meminta pertolongan. Perutnya yang kian hari kian membesar sama sekali tidak bisa tertolong, wanita itu beberapa kali ambruk ke tanah namun beruntung ia masih bisa bangkit walau tertatih.
"hiks... Haejin!! Haejin!!" teriak jessica dengan pilu, ia hanya bisa memanggil suami nya ditengah hutan ini, sudah belasan kilometer Jessica berlari untuk mencari setidaknya seseorang tapi hasilnya tetap nihil.
.
Chanyeol mengerjapkan kedua mata nya saat mimpi buruk muncul tiba-tiba, ia mimpi tenggelam pada dasar laut yang gelap dan dingin. Nafas Chanyeol agak terengah, keringat dingin mengalir pada dahinya, tubuhnya masih belum terbalut pakaian tapi ia justru tampak merasakan hawa panas.
Chanyeol tersenyum lega saat menyadari bahwa Jennie masih berada dalam pelukannya, wanita itu terlelap tenang dengan pelukan erat yang dihadiahkan pada Chanyeol. Chanyeol menjatuhkan kecupan di kening Jennie, membuat gadis itu terbangun.
"hum?"
Jennie hanya bergumam, sepasang mata kucingnya mengedip saat melihat Chanyeol memandangi nya. Jennie melirik ke jendela yang masih menampilkan langit yang kelam.
"tidurlah lagi" pinta Chanyeol lembut.
"kau terbangun?"
"ya, aku sedikit tidak tenang... ada mimpi buruk" ujar Chanyeol sembari bangkit dari ranjang, pria itu dengan asal memakai celana pendek nya dan mengambil air mineral didalam lemari pendingin.
Jennie melakukan hal yang sama, bangkit untuk mengenakan gaun tidurnya dan menghampiri Chanyeol yang justru tak kembali ke ranjang, pria itu menuju balkon dan memasang bathrobe nya untuk menikmati hawa malam yang sejuk.
Musim panas terasa semakin menyengat sehingga baik Jennie maupun Chanyeol tetap berkeringat walau tidur dengan jendela terbuka.
Jennie memeluk pinggang Chanyeol dari belakang, membuat pemilik nya tersenyum dan menarik Jennie agar beralih menjadi berhadapan dengan nya.