BRAK
Jennie membanting pintu dengan sangat keras, ia tidak peduli jika orang-orang akan memaki perbuatan nya.
Jennie keluar dari flat kumuh milik Seulgi dengan tampang mengeras, wajah nya yang mungil kembali ia bingkai dengan sebuah kacamata hitam yang semula ia lepaskan dengan angkuh. Tangan Jennie gemetar saat memasangkan benda itu diwajahnya, ia menutupi tangisan nya yang tampak menyedihkan. Jennie bahkan menunggu beberapa detik di ambang pintu, berharap jika Chanyeol akan setengah berlari mengejarnya, menahan nya atau mungkin meminta maaf karena ia telah membentaknya didepan orang lain.
Chanyeol sudah mempermalukan Jennie dihadapan Kang Seulgi, tapi pria itu sepertinya sangat puas setelah memaki nya dihadapan oranglain. Itu pertama kalinya bagi Jennie mendapatkan bentakan dari Park Chanyeol.
Chanyeol mengambil peralatan p3k dari dalam laci, pria itu langsung menarik tangan Seulgi dan segera membalut lecet kecil di pergelangan tangan wanita itu dengan salep dan menutupnya dengan kain pembungkus luka. Seulgi agak meringis, dan Chanyeol masih tidak bicara apapun setelah ia membentak Jennie tadi.
Sudah sepuluh menit pria itu duduk diam di dalam kamar, dan Seulgi tidak berani membantah apa yang tengah Chanyeol lamunkan sekarang. Meskipun Seulgi sudah mengenal Chanyeol sejak kecil, tapi ia tidak pernah memahami bagaimana isi kepala Chanyeol terhadap Jennie. kadang, Chanyeol begitu mencintai gadis itu, dan kadang Chanyeol seperti enggan dekat-dekat dengan Jennie.
"apa yang dia lakukan padamu?"
Seulgi mendongak dan cukup terkejut, ditengah kebingungan nya Chanyeol justru bertanya hal yang sepatutnya ia jelaskan.
"dia.. siapa maksudmu?"
Chanyeol menghela nafasnya, "Jennie.."
Seulgi memaksakan senyum nya, lalu mendekat kearah Chanyeol.
"kau... keterlaluan sekali padanya"
Terlihat Chanyeol menunduk, dan kedua tinju nya terkepal sempurna.
"dia.. membayar semua utangku, beserta bunga nya... Jennie juga menendang pemimpin debt collector itu.. aku sangat terkejut, dia bisa melakukan kekerasan dengan tubuhnya yang seperti boneka kecil"
"Jennie melakukan itu?!" tanya Chanyeol tak percaya. Seulgi mengangguk.
"iya.. dia melakukan itu.. dia sangat keren sekali. Aku tak bisa berkata-kata saat menyaksikan nya."
"Yeol, mulai hari ini.. aku terbebas dari rentenir-rentenir itu... kurasa, aku akan mulai menyewa tempat yang jauh lebih baik... kau juga..." Seulgi tidak bisa melanjutkan kalimatnya, suara nya berebut dengan tangisan yang tiba-tiba saja tidak bisa ia bendung.
Chanyeol menatap sahabatnya itu dengan getir, dan yang bisa ia lakukan adalah menunggu Seulgi kembali berbicara.
"kau juga... dapat melanjutkan hidupmu dengan damai... Jennie benar, kau harus menjalani kehidupan baru mu. Kau tidak perlu mengkhawatirkan aku... aku baik-baik saja.. kasta kita sudah jauh berbeda. Kau bukan Park Chanyeol si anak pengantar minuman keras di area ini lagi... kau adalah seorang direktur sebuah perusahaan besar negara ini."
"kang seulgi... apa yang kau katakan?!" Chanyeol tersenyum payah.
"Kim Jaejoong selalu menekanku, memanfaatkanku, bahkan beberapa kali kudengar ia juga menghinaku dengan menyebutku seorang anak rendahan yang tidak jelas asal-usulnya"
"Seulgi.. aku sama sekali tidak bahagia dengan kehidupan ini. aku sangat ingin kembali pada masa itu... masa remaja ku yang keras, dimana aku bisa berbahagia hanya dengan menikmati sisa ayam goreng para pemabuk" ujar Chanyeol dengan senyum getir diwajahnya.