Tuhan menciptakan langit dan bumi, awan dan matahari, air dan api. Semua ciptaan Tuhan tampak berbeda, tidak ada yang sama satu dengan yang lain nya. Tuhan adil, untuk itulah ia menciptakan banyak keseragaman dan perbedaan yang seimbang.
Hukum alam selalu berjalan sesuai dengan takdir yang diinginkan Tuhan. Namun, beberapa makhluk yang disebut manusia justru mengingkari takdir Tuhan itu, sehingga menciptakan petaka yang tak dapat terprediksi oleh akal sehat manusia. Meski semesta tidak menyetujui, manusia selalu punya cara untuk membantah apa yang diinginkan Tuhan.
Jennie melamun bingung, gadis berusia 24 tahun itu tampak lesu menatap keluar jendela mobil mewahnya yang diguyur hujan. Setelah membaca satu bab buku mengenai kerasnya kehidupan manusia untuk mencapai titik teratas, justru tidak membuat motivasi dalam hidupnya meningkat. Gadis itu malah terlihat sebaliknya, tatapannya yang terbiasa angkuh dan sombong kini benar-benar layu. Rintik hujan ia amati satu persatu, seakan-akan satu titik air dapat mengabulkan keinginannya untuk terbebas dari belenggu.
Dia sangat ingin bertualang, namun raga nya hanya milik kedua orangtua yang selalu membuatnya bak pajangan indah ditengah istana megah. Puteri keluarga Kim itu benar benar tidak sebebas yang terlihat, dalam tangan nya yang mulus terdapat borgol yang mengunci nya rapat-rapat, belenggu tak terlihat itu mengunci dirinya dan jiwa nya.
"Nona Kim, setelah rapat dengan Presdir anda juga harus menemui Direktur dari investor baru. Kemudian malam hari, janji makan malam anda dengan PD-nim sudah kami jadwalkan di restaurant Golden. Anda masih memiliki waktu satu jam sebelum bertemu dengan investor baru... hm, apakah anda ingin pergi ke suatu tempat dulu?"
Asisten pribadi berusia sekitar 46 tahunan itu tampaknya sudah berada didekat gadis bernama lengkap Kim Jennie itu cukup lama, mungkin sejak gadis itu masih kecil pria itu sudah melayani keluarga Kim dengan amat setia sehingga ia amat mengerti semua jadwal dan kebutuhan Nyonya Muda nya ini.
"Hm, kurasa ada baiknya kita diam di mobil saja Pak. Waktu satu jam sama sekali tidak cukup untuk melakukan apapun" Jennie tersenyum tipis, kemudian menyandarkan tubuhnya dengan nyaman pada kursi mobil, menyelimuti setengah tubuhnya dengan selimut tipis yang telah disediakan.
Pada dasarnya Kim Jennie adalah gadis yang ceria, dia dapat menikmati hidup dan harta orangtua nya dengan sangat baik, dan semua orang mengagumi gadis itu dari atas kepala hingga ujung kaki.
Dia adalah seorang influencer, model, pengusaha serta pewaris tunggal dari perusahaan teknologi raksasa bernama Kim Corporation yang sudah berdiri sejak 40 tahun yang lalu hingga hari ini. bukan Jennie yang menginginkan itu semua, namun semua itu yang menginginkan Jennie.
Jennie tidak pernah meminta untuk dilahirkan ditengah keluarga kaya, dia juga tidak mau menjadi pusat perhatian, namun apa daya ketika takdir meminta nya demikian. Dan, takdir itu pula-lah yang harus menyiksa nya, memisahkan nya dari sosok yang amat ia cintai.
.
.
.
"Hari ini Chanyeol menyelesaikan pendidikan nya. Aku tidak sabar untuk bertemu" Jessica tersenyum tipis, wajahnya yang cantik di usia yang tak lagi muda membuat sang suami tetap terpesona dengan wanita itu. Hampir tiga puluh tahun mereka menjalin biduk rumah tangga, dan tidak sekalipun Jaejoong lengah untuk menjaga isterinya. Cinta mereka masih sangat sama seperti puluhan tahun lalu.
"hm, kita harus membuat pesta penyambutan untuk anak itu.. kau yang siapkan ya sayang?"
Jessica mengangguk kecil, "Jennie pasti senang jika mengetahui Chanyeol akan pulang. Kau pasti tahu kan seberapa dekat mereka berdua?"
